Chapter 5

1.1K 37 0
                                    

Pembagian Raport.

Aku dan kedua orang tua ku datang ke sekolah bersama-sama untuk mengambil buku raport ku. Sebenarnya aku sangat takut nilai ku jelek, pasti mamah akan kecewa jika aku mendapatkan nilai yang buruk.

Aku berdoa terus menerus di dalam hatiku supaya aku mendapatkan nilai yang memuaskan dan membuat kedua orang tua ku bangga.

Mamah dan Papah sudah masuk kedalam ruangan kelas ku, sedangkan aku duduk menunggu di luar kelas dikarenakan yang diperbolehkan masuk kedalam ruangan kelas hanya orang tua saja.

Aku, fanny dan diana duduk bersama di depan kelas, kami bertiga sudah pasrah dengan hasil nilai raport, yang penting sudah berusaha.

Terutama fanny ia sangat ketakutan karena sebelum-sebelumnya ia selalu mendapatkan nilai merah di raport nya. Berbeda dengan Diana dia sangat rajin dan pandai.

Pada semester awal memang diana mendapatkan juara 2, sedangkan aku mendapatkan juara pertama.
Aku tidak tahu semester ini apakah aku masih bisa mempertahankan gelar juara pertama ku.
Semoga saja seluruh nilai ku tidak mengecewakan.

Pembagian raport telah selesai, satu persatu orang tua murid mulai keluar meninggalkan ruangan kelas.
Begitupun dengan kedua orang tua ku, mamah dan papah sudah ada di hadapan ku sekarang sambil memegang buku raport ku.

Aku tidak bisa menebak apakah nilai ku baik atau tidak, karena melihat dadi ekspresi wajah kedua orang tua ku hanya datar. Pikiran ku mulai berkelana kemana-mana dan aku sudah berfikir pasti prestasi ku menurun.

Aku menunduk menatap ujung sepatu yang ku kenakan. Mamah memegang kedua bahu ku dengan erat dan tertawa. Aku yang kebingungan tidak mengerti mengapa orang tua ku tiba-tiba tertawa padahal tidak ada yang lucu sama sekali.

" Vanya selamat ya nilai kamu bagus, dan kamu masih memegang peringkat pertama. Mamah dan papah bangga banget sama kamu sayang. Mamah yakin kamu tidak akan mengecewakan kami, karena mamah selalu melihat kamu belajar di rumah ". Mamah memberikan ku selamat sambil tersenyum, terlihat dari ekspresi wajahnya, mamah ku sangat bahagia sekali.

" Selamat ya sayang, papah bangga sama kamu, Ayo kita ke mall katanya vanya mau dibelikan sepatu baru kalau dapat juara lagi ". Ucap papah dan mengajak ku ke mall, ternyata papah ingat akan permintaan ku waktu itu.

Aku menghamburkan diri kedalam pelukan kedua orang tua ku, aku menangis bahagia.
Lalu aku dan orang tua ku pergi ke mall dan memilih sepatu yang memang sedang aku inginkan.

Sampai di rumah aku masuk kedalam kamar ku, berganti pakaian yang nyaman dan merebahkan diri ke ranjang.

Ku raih ponselku di samping nakas, aku memulai obrolan chat dengan Om Jeri yang tak lama ternyata dibalas oleh nya.

Room chat (JERI).

Anda : Hai om.

Jeri : Halo bocil

Anda : Om, aku baru saja menerima raport dan aku mendapatkan rank pertama di kelas ku.

Jeri: Wah selamat ya cil.

Anda : Iya om terimakasih. Om minta kado dong kan aku juara, boleh? hehe.

Jeri : Mau kado apa ? Sepeda? haha

Anda : Beneran ini om? boleh deh sepeda juga.

Jeri : Tapi kamu beli sepeda nya sendiri aja ya cil, aku kirim uang nya aja. Mana sini no E-Wallet kamu.

Anda : Oh iya om, 0812346****"

Jeri : Wait.

Jeri : Sudah ya cil, janji aku sudah terlaksana.
Selamat untuk ranking nya, tingkatkan terus belajarnya, semangat berprestasi.

Anda: Iya om terimakasih ya, aku pasti semangat kok belajarnya.

Jeri : Iya sama-sama cil.

Anda : BTW aku mau nanya om, kok om mau ngasih gitu aja ke aku? kenapa? padahal kita kan gak saling kenal.

Jeri : Ya rejeki itu dari Tuhan, kalo bukan Tuhan yang ngasih aku ga bakalan seucap janji sama kamu. Ya aku tepatin janjiku. Karena kamu benar-benar ranking bukan karena ada apa-apa .

Anda : Ih tapi om baik banget deh suer.

Jeri : Ya kamu juga baik cil, buktinya ini kamu pintar, berprestasi. Aku baik sama kamu karena menurut ku kamu orang yang baik.

Anda : Terimakasih ya om.

Obrolan kami berakhir setelah om jeri memberikan aku hadiah, lalu aku pun membuka salah satu aplikasi Online Store untuk cek out sepeda yang memang harusnya ku belikan dari uang yang diberikan oleh om jeri. Ya aku menepati perkataan ku, aku benar memesan sepeda yang aku inginkan, aku tidak menggunakan uang yang diberikan oleh si om itu untuk hal lain.

Karena menurut ku aku harus menjadi orang yang jujur, jika aku mengatakan sesuatu ingin itu sudah pasti itu harus ke tepati.
Karena aku percaya jika aku menjadi orang yang jujur dan baik pasti akan selalu dipertemukan dengan orang yang baik. Benar saja aku dipertemukan dengan om ini walaupun hanya sebatas virtual.

Aku sudah selesai memesan sepedaku, tinggal menunggu besok sepeda itu akan sampai di rumah ku.

Aku pergi mandi karena waktu sudah mulai malam, selesai mandi aku turun ke bawah untuk makan malam bersama keluarga.

Aku kembali masuk ke dalam kamar ku setelah selesai makan malam, aku melanjutkan tidur karena aku lelag dan sudah mulai mengantuk.

Om JeriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang