Chapter 16

553 14 0
                                    

" Arghhhh ". Vanya mengacak-acak rambutnya.

" Bego banget si anjir gue, sumpah malu banget tadi pake acara kepeleset segala, mana di liatin kevin huaaa ". Teriakku sambil membenamkan wajahku ke bantal.

" Sialan gimana dong nanti kalo ketemu kevin, anjing banget deh sebel ihhhh, mana tadi abjs kepeleset gue langsung kabur gara-gara malu, bodoamat ah ".

Tadi siang mamah menyuruhku belanja ke minimarket, aku pergi sendirian karena mamah sedang sibuk.

Aku belanja cukup banyak, saat aku akan keluar dari minimarket aku terpeleset karena lantai basah yang baru saja di pel oleh cleaning service.

Aku tidak memperhatikan jalan, karena kesulitan membawa belanjaan ku yang cukup banyak. Semua belanjaan yang tadi ku pegang berhamburan di lantai, saat aku ingin mengambil dan memasukkan belanjaan ku kembali ke dalam kantung plastik tiba-tiba ada kevin yang sudah berdiri di hadapan ku, aku tidak menyadarinya.

Rasanya aku sangat malu untuk menunjukkan wajahku di hadapannya. Aku buru-buru mengumpulkan barang-barang ku yang berhamburan dan langsung lari menuju parkiran, aku tidak mempedulikan teriakan Kevin yang terus memanggil namaku.

Aku pergi pulang dan sekarang aku berakhir di kamarku sambil merutuki kecerobohan ku.

Tingg

Ponsel ku berbunyi menandakan ada pesan yang masuk. Aku meraih ponselku dan membuka pesan dari kevin.

Room Chat (Kevin)

Kevin : Van, are u oke?

Anda : ih diem deh Vin gak usah di bahas, gue malu banget gara-gara kepeleset tadi. Lu liat gue jatuh kan tadi?

Kevin : Iya tadi gue lihat, kenapa harus malu si, gue tadi mau nolongin lu, lu malah buru-buru terus langsung kabur gitu aja. Tapi lu gpp kan? ga ada yang luka?

Anda : gpp kok, cieeeeee lu perhatian ya sama gue wkwk.

Kevin : Geer lu, btw lu lagi ngapain? keluar yuk, gua lagi libur kerja nih.

Anda : Ga lagi ngapa-ngapain sih, boleh deh mau kemana?

Kevin : Udah ikut aja, siap-siap gih, gue otw sekarang ke rumah lu.

Anda : ottey.

Aku lompat dari atas ranjang menuju walk in closet memelih pakaian yang cocok untuk ku gunakan. Selesai memilih dan memakai pakaian, aku sedikit merias wajahku dengan makeup, agar wajahku terlihat fresh.

Aku turun ke bawah dan menghampiri kevin yang sudah sampai dan kini sedang menunggu ku di teras.

Kevin memakaikan helm di kepala ku, aku naik ke atas motor.

Sepanjang perjalanan hanya diam sambil memerhatikan jalan, aku tidak tau kevin akan membawa ku kemana.

Akhirnya kami sampai, aku turun dari atas motor dan memerhatikan sekeliling ku, Kevin mengajak ku Dufan. Ahh aku seneng sekali sudah lama aku tidak ke Dufan.

" Gimana, suka ga gue ajak ke dufan? ".

" ihhhhh suka banget, gue udah lama ga ke dufan, pokoknya gue mau naik banyak wahana dan lu harus ikut naik juga, lu ga takut kan vin ? ".

" Yaelah sapa juga yang takut, ayo masuk ". Kevin menarik tangan ku, berjalan sambil bergandengan tangan.

" Wahhhhhhhhhh ". Aku berdecak kagum melihat banyak wahana yang sudah tak sabar ingin ku coba.

" Kevinnnn, gue mau naik rollercoaster, lu berani ga? ". Aku menunjuk wahana yang ingin ku naiki. Aku melihat ke arah wahana yang banyak di naikin oleh banyak orang, teriakan-teriakan keluar dari mulut mereka yang ketakutan.

Aku tertawa dalam batin ku, aku yakin pasti Kevin akan seperti mereka teriak ketakutan.
Aku sama sekali tidak takut, karena dulu aku sudah cukup sering menaiki rollercoaster.

Aku dan kevin berjalan menuju wahana tersebut, mengantri bersama penumpang yang lain. Kini aku dan kevin sudah duduk di atas rollercoaster. Aku memerhatikan wajah datar Kevin yang tidak menunjukkan ekspresi apapun selain datar.

Rollercoaster mulai berjalan, awalnya pelan dan lama-kelamaan menjadi cepat sekali.
Aku berteriak kegirangan.

" Aaaaaaaaaaaaa ". Aku teriak sambil memejamkan mataku.

" Astaghfirullah, tolong woii anjing gue takut banget ini ". Kevin teriak.

" Udahh, udahhh please gue ga kuat, perut gue mual banget ". Kevin terus berteriak meminta berhenti tetapi rollercoaster tetap berjalan.

Aku sekilas memerhatikan wajahnya dari samping, wajah Kevin pucat pasi karena ketakutan.

" Hahahahahaha, sabar vin bentar lagi, tahan ya ". Aku tertawa.

" Toloonggg udah gue ga kuat ". Kevin kembali teriak meminta berhenti.

Wahana pun berhenti, kevin buru-buru turun, aku mengikuti di belakangnya sambil tertawa puas meledeknya.

Kevin berlari sambil memegangi perutnya, kevin memuntahkan isi perutnya. Aku yang melihatnya seperti ini sedikit merasa kasihan.
Aku memberikan sebotol air mineral kepadanya. Kevin meminum nya sampai air tidak tersisa sedikit pun.

Kami duduk di kursi, menunggu keadaan kevin yang mulai membaik. Cukup lama kami terdiam dan aku memulai obrolan dengan candaan ku yang meledeknya.

" Hahahaha, mampus. Katanya tadi ga takut, kok muntah sihhh ? ". Aku tertawa terbahak-bahak.

Kevin memasang wajah masam mendengar ledekan ku.

" Diem lu, gue ga takut sama sekali, tadi gue belum makan aja jadi perut gue mual gara-gara asam lambung gue naik ". Kevin berdalih.

" Yaelah vin, udah sih kalo takut mah takut aja, ga usah alesan gitu. Mana ada asam lambung naik tapi tadi di atas lu teriak ketakutan minta tolong mau turun hahahaha ". Aku terus meledeknya.

" Bacot ah, udah naik wahananya, mending kita cari makanan gue lapar ". Kevin berdiri, aku ikut bediri dan kami berjalan mencari makanan untuk mengisi perut kami yang sudah mulai terasa lapar.

Setelah naik wahana, tenagaku cukup terkuras banyak. Aku dan Kevin berhenti di sebuah stand makanan yang menjual banyak makanan. Aku memesan nasi dan gurita bakar, kevin juga memesan makanan yang sama dengan ku.
Makanan sudah datang, aku dan kevin memakannya. Sekarang perutku sudah terisi.

Kevin mengajak ku keluar dari Dufan, kami menuju parkiran. Aku naik ke atas motor dan kevin melanjukan motor nya.
Aku tidak tahu kemana tujuan kami selanjutnya.

" Kita mau kemana lagi vin? ". Aku bertanya sambil sedikit berteriak.

" Hotel ". Jawabnya singkat.

Aku diam setelah mendengar jawaban darinya. Sesampainya di hotel, kevin memesan satu kamar untuk kami berdua.

Aku dan kevin berjalan menuju kamar kami.
Aku membuka sepatu yang ku gunakan, dan merebahkan tubuhku di atas ranjang, aku merasa lelah setelah perjalanan kami tadi.

Selagi aku merebahkan diriku di atas ranjang, kevin duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

" Oyy vin, ini kita mau ngapain ke hotel? ". Tanyaku dengan memasang wajah polos.

" Pake nanya lagi lu ".

" Dih ya nanya lah kan gue gatau dodol ".

" Bodoh ".

" Taik lu, gue pinter ya jenius, gue tuh cucunya Einstein asal lu tau aja ".

" Pinter? Yakin? ". Tanya kevin meremehkan.

" Yakin lah! ".

" Buktiinn! Puasin gue sekarang ". Kevin berujar, senyum miring terukir di bibir sexy ny.

" Itu tes kepintaran dari mana kocak! ". Aku berteriak yang di jawab dengan tawa oleh kevin.




Kamis, 15 Agustus 2024.

Om JeriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang