15 | Hopeless romantic Maya

6 0 0
                                    

happy reading!

ฅ'ω'ฅ

"May, cepetan, May. Gue sejam lagi kelas."

"Sabar, elah! Gue lagi luluran ini!" Teriakan dari dalam toilet tidak lain tidak bukan dari Maya. Sesuai ucapannya perempuan itu, ia sedang luluran di dalam sana dan disisi lain, di luar toilet ada Varel yang sudah menunggu sejam menunggu Maya selesai melakukan body care-nya.

Varel terus mengetuk pintu yang terkunci itu, "Serius, May. Sebentar doang gue mandinya ga lama, asli," laki-laki itu memohon.

Sedangkan Maya di dalam sana sedang menatap pantulannya di cermin dengan senyuman puas, ia sebenarnya tidak melakukan apa-apa, alias sedang menunggu lulurannya ini kering untuk beberapa saat. Maya bisa saja keluar membiarkan Varel mandi sembari menunggu lulurannya kering. Tapi dia tidak mau, kenapa? Gapapa.

"Maya ..."

Maya berdecak sembari membenarkan handuk yang sedang dia gunakan, "Sabar!" Malah perempuan itu yang emosi dilihat-lihat.

"Gue dobrak nih," laki-laki itu tiba-tiba mengancam dari balik pintu sana.

Maya menganggap remeh ancaman itu, lagi pula Varel tidak mungkin melakukan suatu hal yang berisiko apa lagi sampai merusak, ini hanya perkiraannya, karena biasanya Varel memang begitu. "You won't dare."

"Okay, fine." Tiba-tiba sebuah dobrakkan kencang menghantam pintu, membuat tubuh Maya tersentak.

"Rel!" teriak perempuan itu karena terkejut.

Laki-laki itu seolah tidak memedulikan teriakannya, untuk kedua kalinya Varel kembali mendobrak pintu.

"Anjing lu!" Maya langsung berlari ke arah pintu dan membukanya, "Gila lu, ya!"

Tangan Maya terangkat siap memberikan sebuah pukulan ke Varel, namun laki-laki itu malah dengan sigap langsung menukar posisi mereka, Maya yang keluar dari toilet dan Varel yang masuk toilet, "Sepuluh menit ya, sayang," ia mengedipkan mata dengan genit dan langsung menutup pintu.

Maya termenung sebentar, kejadian itu terjadi begitu cepat. Ternyata memang itu tujuan Varel mendobrak pintu.

"Anjing! Woi!" Bergantian, kali ini Maya yang menggedor-gedor pintu dengan kencang, "Buka ga! Buka anjing!" tangannya tak henti menggedor pintu itu.

Tangannya meraih knop pintu dan memutarnya, tidak disangka ternyata Varel tidak menguncinya. Tubuh Maya tersungkur ke depan ketika pintu toilet itu terbuka dengan tiba-tiba, untungnya dia tidak terjatuh karena genggamannya yang erat ke knop pintu. Tatapannya mengarah ke Varel, awalnya mata Maya terbelalak terkejut karena dia akan terjatuh, tapi kali ini semakin melebar karena melihat penampilan Varel.

Kenapa laki-laki itu melepas pakaiannya begitu cepat?

Awalnya mata Maya tertuju pada wajah Varel yang sama terkejutnya seperti dia, tanpa sadar tatapan matanya malah menurun. Turun ke dada, lalu perut, lalu ...

Maya langsung memejamkan matanya. Ia cepat-cepat melangkah mundur dan menutup pintu. Maya terdiam sejenak untuk mengatur napasnya. Setelah bertahun-tahun tidak melihat benda itu secara langsung, Maya malah kembali melihatnya lagi bukan karena atas keinginannya, milik Varel pula. Sialan, matanya ternodai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alcohol FreeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang