Jangan lupa vote & comment biar makin semangat upnya😉
•••
"He's so bad, but he does it so well."
happy reading!
ฅ'ω'ฅ
"What? Why?" Etaya terlihat terkejut ketika dia mendengar Maya yang tidak ingin ikut bersama teman-temannya untuk pergi ke Club malam.
Ya, sebenarnya Maya sangat ingin untuk datang ke Hugeo, Club yang akan teman-temannya datangi, secara tidak langsung itu adalah kegiatan wajibnya di tiap malam, party, mabuk, having fun bersama teman-temannya. Tapi ada satu hal yang membuatnya tidak ingin datang, Varel.
Maya tidak tahu kenapa laki-laki itu mau-mau saja menerima ajakan temannya untuk ke Club malam ini, padahal Maya tau betul kalau Varel tidak suka dengan hal begituan, alkohol, rokok, chaos. Entah jin apa yang memasukinya.
Maya dan teman-temannya sedang membereskan ruangan Auditorium kampus mereka, yang baru saja selesai dipakai untuk latihan organisasi Teater yang mereka ikuti. Karena Maya adalah salah satu orang yang bertanggung jawab a.k.a teman dari ketua organisasi ini, Risca, Maya terpaksa harus membantunya untuk mengurus kegiatan teater mereka.
Dan ditengah-tengan mereka membereskan ruangan, teman-temannya membahas soal rencana mereka malam ini dan disini juga Maya mengetahui kalau Varel akan ikut. Sekali lagi Maya bertanya, kenapa harus ikut, sih?
"Varel, ya, May?" tanya Risca yang sedang mematikan lampu-lampu di ruang Auditorium.
"Mhm." Maya hanya menjawab dengan gumaman, dia sedang touch up lipstick-nya. Padahal dia akan pulang ke rumah, yang berarti dia akan menghapus make up-nya nanti. Tapi sudah menjadi kebiasaannya untuk touch up dimanapun dan kapanpun. Pokoknya dia harus on point.
"Oh my God, May. It's not like he would hurt you when you're drunk or something." diantara teman-temannya yang lain, Elysa lah yang terlihat sangat kecewa mendengar Maya yang tidak akan ikut untuk ke Club malam ini.
Risca menggeleng, "He won't." lalu menunjuk Maya, "But she would."
Exactly, Maya tidak mau ikut bukan karena dia takut sama Varel. Secara dia adalah laki-laki paling brengsek yang Maya kenal, laki-laki itu bisa kapan saja memakai tubuh Maya untuk memuaskan nafsunya, tapi sebelum itu Maya akan pastikan untuk mengahabisinya terlebih dahulu. Maya takut? Sama Varel? Pftt...
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Varel ikut Clubbing. Ada satu hari dimana Risca mengajak anak-anak Bandnya untuk ke club, otomatis Varel pun ia ajak. Ya, seperti saat ini, he accepted and it didn't go well. Maya saat itu hampir memecahkan botol alkohol yang sudah kosong tepat dikepala laki-laki sok kegantengan itu, untung saja dirinya ditahan oleh teman-temannya. Kalau tidak, mungkin Maya saat ini sedang terduduk didalam jeruji besi karena terkena pasal pembunuhan.
"Oh! Gue inget!" sahut Etaya, "Yang Varel bilang 'I wanna steal your virginity' ke Maya, terus Maya mau getok kepalanya pake botol Jack Daniel's itu kan?" tanya Etaya sambil tertawa-tawa kecil diikuti dengan teman-temannya, terkecuali Maya. "Jokes on him! She's not a virgin!" Etaya ngakak kenceng.
Maya mengangkat gagang sapu yang tersandar didinding, "Jangan bikin ni sapu melayang ke muka lu itu, ya, Aya!" dia mendelik.
Etaya memutar bola mata disela-selanya tertawa, "Jeez, calm down, May. Kenapa, sih, lu ga bisa akur sama Varel? Padahal serumah, kenal dari kecil pula."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alcohol Free
RomansaWARNING : Mature, harsh words, mental issues, family issues, trauma, self-harm. 𝖦𝗋𝗎𝗆𝗉𝗒 𝗀𝗂𝗋𝗅 𝗑 𝗌𝗎𝗇𝗌𝗁𝗂𝗇𝖾 𝖻𝗈𝗒, 𝗌𝗅𝗈𝗐𝖻𝗎𝗋𝗇(?), 𝖼𝗁𝗂𝗅𝖽𝗁𝗈𝗈𝖽 𝖿𝗋𝗂𝖾𝗇𝖽. Cewe yang hobinya Clubbing, pemabuk plus perokok dipersatukan dal...