6 | Para mahasiswa pemain

28 4 0
                                    

Jangan lupa vote & comment biar makin semangat upnya😉

•••

happy reading!

ฅ'ω'ฅ

Senin hari kematian para pelajar dan pekerja. Maya bangun pagi hari ini, ga ada yang special, cuman ketiduran awal aja pas tadi malem, gara-gara kemarin seharian jalan-jalan bareng Mama, Abangnya dan Varel. Padahal biasanya Maya tidur subuh, kalo lagi hoki, ya, paling tengah maleman.

Sekarang Maya lagi scroll-scroll Tiktok, sekaligus ngumpulin nyawa.

Hari ini dia ada kelas. Kelas siang mungkin, entahlah, Maya sendiri saja tidak peduli dengan mata kuliahnya. Yang penting dateng aja udah cukup baginya, ngerti sama teorinya? Ga perlu. Tugas, UAS, UTS tinggal nyontek ke Elysa, walaupun kadang tu orang agak menyesatkan. Cuman satu yang ga bisa dia contek, yaitu ujian praktek. Makanya Maya agak nyesel milih D3 Perhotelan yang jelas-jelas prakteknya menuhin SKS, but it's okay, at least nilainya diakhir semester nanti ga C.

Tidak lama, pintu kamar Maya terdengar diketuk oleh seseorang.

"Dek!" suara sang Mama menggema dari balik pintu kamarnya.

Maya menggerang sambil stretching. Beuh, nikmat mana yang kau dustakan.

"Iya, Ma. Adek dah bangun!" sahutnya, tapi tidak langsung bangun untuk membuka pintu, melainkan ia melanjutkan scroll Tiktoknya selama 5 menit dan setelah itu baru dia menggulingkan dirinya untuk bangun dari kasur dan membuka pintu.

Maya bisa melihat Mamanya yang terduduk di sofa depan TV sambil memakan buah mangga yang sudah dipotong-dipotong. "Sini, Dek. Makan mangga." ajak Winia.

Maya mendatangi Mamanya sambil mengucek-kucek matanya. Cahaya luar yang masuk kedalam ruman bikin mata Maya yang belum terbiasa dengan keterangan jadi agak perih. Rumah Varel ini jenisnya tipe-tipe bangunan yang full kaca, jadi cahaya matahari bisa gampang masuk kedalam, yang bikin kesan aesthetic dan alami.

Maya mendudukkan diri disebelah Winia, mengintip ke mangkuk isi mangga potong yang wanita itu santap.

"Nih." Winia dengan inisiatif menyuapi anaknya, yang pastinya Maya langsung melahap mangganya.

Maya melihat sekitar ruangan yang terasa sepi, "Abang kemana, Ma?" tanya Maya masih dengan mangga dimulutnya. 

"Lagi ke pasar, belanja." jawab Winia. "Hari ini sampe Mama pulang, Mama yang masakin kalian. Kasian Varel, masakin kamu terus dari kamu baru dateng kesini." jelasnya.

Fact about Maya, Maya ga bisa masak. Ya, paling masak mie instan, air, nasi goreng, itu pun rasanya kurang pas, kalau Chef profesional makan nasi goreng buatan dia, fix Maya bakal di-roasting habis-habisan. Dulu pas SMK dia emang ngambil jurusan Tata Boga, tapi ternyata itu ga bikin dia bisa masak. Makanya selama merantau disini, Varel yang masakin dia dan ga bohong, hasil masakan Varel itu enak-enak.

"Kalau Varel, dia udah berangkat ke kampus." lanjut Mamanya. Padahal Maya ga pengen tau Varel kemana, di mana dan bagaimana.

"Mhm." balas Maya, mendudukkan diri di sebelah Winia.

"Adek kapan ke kampus?" wanita itu mengulurkan sepotong mangga lagi dengan garpunya ke depan wajah Maya.

Maya berdiam sejenak mengingat-ngingat jadwal kuliahnya sebelum ia melahap mangga tersebut ke dalam. Karena sekarang Maya memasuki semester baru, jadi membuat mata kuliahnya berganti dengan semester kemarin yang dia ingat. Maya menyerah, dia tidak ingat dengan mata kuliahnya, yang dia ingat hanyalah dia punya kelas siang hari ini, itu juga dia tidak tahu dari mata kuliah apa dan spesifik jam berapa.

Alcohol FreeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang