17

716 67 11
                                    

Pagi itu, suasana kelas penuh dengan kesibukan. Setelah mandi dan sarapan, mereka semua bergegas membersihkan kelas yang telah menjadi tempat tinggal mereka selama ini. Alexi, dengan sikap malasnya, masih bersantai di pojok ruangan. Padahal, dia seharusnya menjalankan hukumannya membersihkan toilet.

"Cepetan sana bersihin toilet!" tegur Alva dengan nada tegas.

Alexi mengerang kesal. "Tega banget sih kalian. Udah kompak gak milih gue, terus nyuruh gue bersihin toilet lagi."

"Udah gak usah protes, kan lo sendiri yang punya ide!" balas Alva tanpa ampun.

"Lo mah enak, dapat dua kertas pink," keluh Alexi. Joan, yang mendengar itu, hanya melirik dengan tatapan tidak suka. Dia tahu salah satu yang menulis kertas pink untuk Alva adalah Chalista.

"Udah, gak usah ribut kalian," sahut Willy mencoba menenangkan.

"Iya deh, yang dapat satu kertas pink. Ciyeee dari siapa tuh?" goda Lexi.

"Apaan sih lo, Azell juga dapat!" elak Willy dan melemparnya ke gadis itu.

"Oh iya, dia dapat satu. Kira-kira dari siapa ya?" sambung Lexi lagi.

"Yang jelas bukan gue!" sahut Erland yang baru saja masuk ke dalam kelas.

"Siapa juga yang ngarepin dari lo!" ucap Azell kesal, kemudian keluar dari kelas.

"Lah, dia kenapa ngambek?" tanya Erland kebingungan.

"Gak tau, lagi PMS kali," jawab Alva santai.

"OH MY GOD!" teriak Chalista tiba-tiba, membuat seisi kelas terkejut dan menatap gadis itu.

"Chalista, kamu kenapa?" Joan segera menghampirinya.

"Jerawat!" rengek Chalista dengan wajah putus asa.

"Anjir, gue kira apaan," sahut Lexi.

"Ini semua pasti gara-gara facial wash-nya gak cocok sama kulit gue. Gue gak bisa pake produk abal-abal karena semua skincare gue dari Korea," ucap Chalista mengeluh.

"Itu cewek gak ada bersyukurnya ya?" umpat Laura. "Eh cewek manja! Masih untung di mini market itu masih ada facial wash meskipun gak bermerek. Setidaknya kita gak cuci muka pake sabun cuci tangan!" bentaknya.

"Baru kali ini gue setuju sama si julid," bisik Arummy kepada Alynna, gadis itu langsung menyenggol lengan Arummy agar sahabatnya tidak ikutan.

"Eh Laura, lo bisa gak sih ngomongnya gak kasar begitu. Ya mau gimana lagi kalau dia gak terbiasa," bela Joan.

"Ya udah bilang sama dia gak usah cuci muka aja, biar berdaki sekalian!" ucap Laura tajam.

"Lo benar-benar ya!" amarah Joan semakin terpancing ia melangkah ke arah Laura.

"Udah-udah!" Alva menariknya mundur.

"Apa? Emangnya gue salah?" sahut Laura yang tak mau kalah.

"Laura! Udah!" Elsa segera menariknya menjauh.

"Chalista, maaf ya. Gue bukannya mau belain Laura, tapi apa yang dia omongin benar. Masih untung di mini market itu ada facial wash, jadi kita masih bisa cuci muka pake itu," sahut Chania mencoba menenangkan.

"Aaiishh,gue udah muak begini tiap hari. Ini mau sampai kapan sih kita begini?" keluh Chalista frustrasi.

"Udah-udah! Mending sekarang kita bersihin kelas ini biar cepat selesai dan kita bisa cari buku itu secepatnya," lerai Alynna.

"Alynna benar. Kita harus bersihkan kelas ini secepatnya. Setelah itu kita bisa cari buku itu dan juga bantu Levin dan Jimmy bikin senter," tambah Alva.

LOST IN CLASS [ TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang