2. Hamil

1.2K 283 12
                                    


Hari-hari berlalu, Krystal tidak mencoba menghubungi Sean setelah malam itu. Seperti yang dipikirkan oleh Sean, Krystal hanya menganggap malam itu sebagai one night stand, ia tidak mencoba menggunakan apa yang terjadi malam itu untuk mengikat Sean.

Bagi Krystal pria tidak pernah menjadi hal yang penting. Hari ini bersamanya, besok sudah ia lupakan.

Krystal menyelesaikan pemotretan terakhirnya hari ini. Wanita itu memutuskan untuk kembali ke penthousenya dan beristirahat karena kegiatannya hari ini sangat melelahkan.

Malam harinya Krystal dibangunkan oleh kepala pelayannya, Sylvia. Wanita berusia hampir lima puluh tahun yang telah merawat Krystal sejak Krystal berusia lima tahun dan akhirnya ikut pindah ke penthouse Krystal saat Krystal berusia enam belas tahun.

"Nona, makan malam Anda sudah siap."

"Baik, Bibi."

Krystal segera turun dari ranjang. Ia pergi ke kamar mandi dan mencuci wajahnya lalu pergi ke ruang makan.

Aroma makanan membuat Krystal merasa mual, wanita yang hendak duduk itu tidak mendaratkan bokongnya ke kursi melainkan pergi ke kamar mandi terdekat di sana.

Sylvia yang melihat Krystal berlari tergesa-gesa segera menyusul Krystal. Ia mendengar Krystal sedang muntah.

Beberapa saat kemudian Krystal keluar dari kamar mandi.

"Nona, apakah Anda baik-baik saja?" tanya Sylvia khawatir.

"Aku mungkin tidak enak badan, Bibi."

"Apakah Anda ingin saya membawa makanan ke kamar Anda saja?"

"Tidak perlu, Bibi. Aku akan makan lalu setelah itu istirahat kembali."

"Baiklah kalau begitu."

Krystal kembali ke ruang makan, tapi ketika ia mencium aroma makanan di sana ia kembali ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.

"Nona, saya akan memanggil dokter untuk Anda." Sylvia semakin khawatir.

"Ya, Bibi." Krystal akhirnya keluar dari kamar mandi dan tidak kembali ke meja makan. Wanita itu melangkah menuju ke kamarnya.

Muntah membuat Krystal merasa tidak nyaman, ia meraih botol minum di nakas lalu menenggak isinya. Saat Krystal berpikir bahwa muntahnya sudah selesai, ia kembali merasa mual.

Ia menutup mulutnya dan pergi ke kamar mandi, wanita itu memuntahkan air minum yang baru saja ia minum tadi.

"Apa yang salah denganku?" Krystal mengerutkan keningnya. Ia tidak pernah seperti ini sebelumnya bahkan ketika ia sangat kelelahan sekali pun.

Krystal keluar dari kamar mandi lalu berbaring di ranjang. Ia merasa perutnya sangat tidak nyaman sekarang.

Beberapa menit kemudian dokter datang dan memeriksa Krystal.

"Nona Krystal, kapan terakhir kali Anda datang bulan?" dokter wanita itu bertanya setelah mendengar keluhan dari Krystal mengenai kondisinya.

Krystal mengerutkan keningnya, untuk apa dokter menanyakan hal seperti itu? Apakah penyakit yang ia derita saat ini berhubungan dengan datang bulannnya?

Krystal akhirnya mengingat kembali, dan ketika ia ingat ia menemukan bahwa ia sudah terlambat datang bulan selama tiga minggu.

Ia tidak pernah terlambat datang bulan meski ia sedang lelah dan stress sekali pun. Apakah mungkin dia hamil? Krystal segera mengenyahkan pemikiran itu.

Dokter telah memvonisnya sulit untuk hamil, dan ia meyakini hal itu benar karena selama bertahun-tahun ia berhubungan dengan laki-laki ia tidak pernah memakai pengaman sama sekali dan terbukti ia tidak hamil.

Love After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang