7

1.2K 286 10
                                    

7. Bersedia

Keesokan  harinya Krystal sudah pergi bekerja, ia tidak memiliki jadwal  pemotretan, tapi ia memiliki pertemuan penting untuk membahas mengenai  Kerjasama dengan sebuah merk fashion.

Setelah  selesai membahas mengenai pekerjaan, Krystmemutuskan untuk pergi dari  sana, tapi langkahnya tertahan saat ia mendengar suara tangis seorang  anak.

Krystal  mengalihkan perhatiannya. Dan ia melihat seorang anak sedang duduk  menangis di atas rumput dengan tiga anak perempuan yang berdiri di  depannya.

"Aku bukan anak haram!" seru gadis yang terduduk di rumput. Gadis kecil itu menghapus air matanya dengan kasar.

"Jika  bukan anak haram, lalu apa sebutan yang tepat untuk anak yang tidak  memiliki ayah sepertimu?" Seorang gadis kecil yang berdiri menatap di  gadis yang terduduk dengan wajah sinis.

Krystal  mengerutkan keningnya, anak-anak kecil pada zaman ini benar-benar  mengerikan, mereka memiliki lidah yang tajam seperti orang dewasa.

"Ibuku  berkata, bahwa ibumu bahkan tidak tahu siapa yang menghamilinya. Ibumu  adalah wanita liar dan kau adalah anak haram." Gadis kecil lainnya  bersuara.

Hati Krystal tertusuk mendengarnya, ia membayangkan anak-anaknya yang berada dalam posisi itu.

"Krystal, ayo."   Daisy bersuara, mereka masih memiliki pekerjaan lain setelah ini.

Krystal  segera mengalihkan pandangannya dari anak-anak itu. Ia melangkah menuju  ke mobilnya dengan isi kepala yang memikirkan tentang anak-anaknya.

Di  negara ini, bagi sebagian masyarakat bukan sesuatu yang aneh jika  memiliki anak di luar perkawinan. Namun, ada  juga sebagian masyarakat  lainnya yang belum memiliki pemikiran yang terbuka. Mereka menganggap  bahwa anak di luar perkawinan adalah anak haram. Dan contohnya adalah  orangtua dari anak-anak yang mengganggu anak lainnya tadi.

Krystal  tidak takut jika ia dihina karena melahirkan anak-anak tanpa  perkawinan, tapi ia tidak akan sanggup jika mendengar anak-anaknya yang  dihina seperti tadi.

Ia  juga tidak akan bisa membayangkan seperti apa perasaan Brian dan  Brianna ketika dihadapkan dengan cemoohan dan hinaan semacam itu. Mereka  mungkin akan merasa rendah diri dan tertekan secara mental.

Sepanjang  perjalanan menuju ke tempat pertemuan, Krystal hanya merenung. Ia tidak  fokus mendengarkan apa yang Daisy katakan padanya. Sampai akhirnya  Daisy menegurnya.

"Krystal apakah kau mendengarkanku?"

Krystal keluar dari lamunannya. "Maafkan aku, Daisy. Bisa kau ulangi?"

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Daisy.

"Bukan apa-apa," balas Krystal. "Apa yang kau katakan tadi?"

Daisy akhirnya mengulangi lagi apa yang ia katakan tadi, dan kali ini Krystal mendengarnya dengan seksama.

**

Setelah  pekerjaannya selesai, Krystal langsung kembali ke kediamannya. Biasanya  ia akan menghabiskan waktunya di luar dan baru akan kembali ke  kediamannya dua atau tiga kali dalam seminggu.

Namun,  semenjak ia hamil dan memiliki anak, ia lebih banyak menghabiskan  waktunya di kediaman itu. Sekarang ia tidak lagi memikirkan tentang  bersenang-senang, tapi yang ada di pikirannya hanyalah kembali ke  kediamannya dengan cepat agar bisa bertemu dengan anak-anaknya.

Sesampainya  di rumah, Krystal melihat Brian dan Brianna yang sedang tidur. Wanita  itu memandangi wajah mungil putra dan putrinya.

Beberapa  saat lalu ia telah memikirkan dengan seksama. Ia memutuskan untuk  menerima tawaran menikah dengan Sean demi anak-anaknya. Bahkan jika  suatu hari nanti mereka akan bercerai, anak-anaknya sudah memiliki  status yang resmi sebagai putra dan putri dari Sean Lannister.

Love After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang