17. Masalah Jantung

1.1K 289 12
                                    




Malam harinya Krystal mulai melayani Sean, wanita itu  menyiapkan pakaian untuk Sean setelah Sean selesai mandi.

"Aku  sudah menyiapkan pakaian untukmu di atas ranjang, pakailah," seru  Krystal yang saat ini sedang duduk di sofa sembari memainkan ponselnya.

Sean  mengerutkan keningnya, selama ia menikah dengan Krystal, istrinya itu  tidak pernah menyiapkan pakaian untuknya. "Baik." Sean segera memakai  pakaian yang sudah disiapkan oleh Krystal.

"Aku akan melihat anak-anak dulu, lalu pergi ke ruang kerja."

"Ya."

Sean  pergi ke kamar putra dan putrinya, mencumbu anak-anaknya selama satu  jam lebih lalu kemudian pergi ke ruang kerja. Tidak lama kemudian pintu  ruang kerja terbuka, sosok Krystal dengan nampan terlihat di mata Sean.

"Aku membuatkan kopi untukmu."

"Kopi?"

"Ya. Apakah kau tidak suka kopi?" Krystal merasa salah karena ia tidak bertanya lebih dahulu. Tidak semua pria menyukai kopi.

"Aku menyukai kopi."

"Kalau begitu cobalah kopi buatanku."

"Kenapa tiba-tiba membuatkanku kopi?"

"Bukankah  kau ingin pernikahan kita sama seperti pernikahan normal lainnya?  Bukankah biasanya seorang istri membuatkan suaminya kopi?"

"Ah, seperti itu. Aku sangat menghargainya kalau begitu." Sean menyesap kopi yang dibuatkan oleh Krystal untuknya.

"Bagaimana rasanya?"

"Enak."

"Baiklah, aku akan pergi. Jangan bekerja terlalu larut. Tubuhmu lebih penting untuk kau jaga."

"Aku  mengerti." Sean tersenyum lembut.

Krystal  tidak bisa melihat senyuman itu, dadanya mulai berdebar-debar sekarang.  Ada apa dengan senyuman Sean, kenapa bisa memberikan efek seperti itu  padanya. Ia kemudian berbalik dan pergi dari ruang kerja itu.

Sean  melihat lagi ke secangkir kopi buatan istrinya, ada senyuman kecil di  bibirnya. Tanpa mengatakan apapun ia melanjutkan kembali pekerjaannya.  Seperti yang ia katakan pada Krystal tadi, ia berhenti bekerja sebelum  larut malam. Pria itu kembali ke kamar dan menemukan Krystal sudah  tidur.

Melihat Krystal tidur dengan gaun seksi sudah bukan sesuatu  yang baru bagi Sean, tapi efeknya masih tetap sama. Kejantanannya mulai  bereaksi. Sean menarik selimut untuk menutupi tubuh Krystal. Setelahnya  ia memutuskan untuk tidur di kamar anak-anak. Dan jelas ini bukan yang  pertama kalinya ia seperti itu.

Krystal membuka matanya, ia  melihat ke pintu yang terhubung dengan kamar Si Kembar. Hatinya merasa  sedikit tidak bahagia karena Sean memilih untuk tidur di sana. Krystal  tahu ini bukan yang pertama Sean tidur di sana. Ia tidak mengerti kenapa  Sean seperti itu, apakah mungkin Sean merasa tidak nyaman tidur di  sebelahnya?

Suasana hati Krystal tiba-tiba menjadi buruk. Ia menghela napas kemudian memutuskan untuk tidur meski itu sedikit sulit.

Keesokan  paginya Krystal bangun lebih pagi, tapi masih tidak bangun lebih cepat  dari Sean. Krystal mendengar suara gemericik air. Artinya saat ini Sean  sedang mandi. Ia segera turun dari ranjang kemudian mengambil setelan  jas, dasi dan jam tangan untuk Sean. Selera fesyen Krystal tentu tidak buruk, jadi pilihannya untuk Sean jelas sangat pas.

"Kau  sudah bangun?" Sean mendekati Krystal dengan handuk yang melilit di  pinggangnya. Dadanya yang berotot dengan bulir air yang jatuh dari  rambutnya terlihat sangat menggoda.

Love After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang