~Playlist: Hanya Lolongan~
Bengkulu Utara, Agustus
Sakit, itulah yang Saina rasakan saat ini. Semua orang menjauhinya hanya karena dirinya memiliki kekuatan aneh yang ia anggap sebagai berkat dari Tuhan. Sebuah energi panas yang dapat di kontrol dari dalam tubuhnya hingga mengalir ke seluruh tubuh, bakan kekuatan hangat ini juga dapat menyembuhkan luka seseorang, baik luka ringan maupun luka berat sekalipun.
Jika hanya mendengar fungsi ini, tentu saja orang-orang beranggapan untuk apa membenci orang yang memiliki kekuatan spesial seperti ini.
Perlu diketahui, orang-orang yang membenci Lanaya Cherly--sang pemilik kekuatan--juga beranggapan seperti ini, pada awalnya. Sebelum akhirnya orang-orang melihat sendiri bagaimana mengerikannya kekuatan ini ketika sang pemilik tidak bisa mengendalikannya. Dengan mata kepala mereka sendiri, mereka menyaksikan bagaimana energi panas milik Lanaya berubah menjadi api yang mampu membakar orang-orang di sekitar.
Bahkan, Lanaya kecil yang saat ini masih berusia enam tahun, secara tidak sengaja membunuh kedua orang tuanya sendiri. Dari sanalah semua kebencian ini berasal. Mereka yang awalnya menerima baik Lanaya, beralih menjadi memusuhi gadis kecil tersebut.
Lanaya Cherly, dirundung dengan fisik maupun mental sudah menjadi makanan sehari-harinya. Menerima setiap cacian dan pukulan dari teman satu sekolah sudah seperti nasi, harus di makan tiga kali sehari, bahkan lebih.
Namun semua itu membuat Lanaya mampu menyembunyikan rasa sakitnya seorang diri. Berusaha tampil baik-baik saja meski diri terasa hancur. Bahkan sekarang, Lanaya berhasil mengendalikan kekuatannya berkat usaha dan kerja keras. Hanya kakeknya tempat ia bersandar setelah kedua orang tuanya meninggal. Maxim--sang kakek, adalah sosok panutan bagi Lanaya.
Sebelum Lanaya melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana sang kakek menjebaknya dengan dalih menghabiskan waktu bersama. Hari itu, sepasang cucu dan kakek itu melakukan camping di sebuah perbukitan indah nan asri yang terletak cukup jauh dari pusat kota.
Awalnya, semua berjalan lancar, sampai sang kakek saat itu meminta tolong kepadanya untuk menghadapi serigala yang kakeknya temukan. Namun, bukannya serigala yang ia temukan, justru dirinya justru di dorong oleh sang kakek ke jurang yang ada di depan mata.
"Kenapa, Kakek..." lirihan putus asa yang Lanaya lemparkan saat itu.
Kakeknya hanya membuang muka, enggan menatap ke arah cucunya yang sedang berjuang di pinggiran jurang untuk kembali naik, sampai akhirnya kedua tangan rapuh itu tak lagi mampu menopang tubuh.
Perlahan tubuh Lanaya tertarik gravitasi menuju dasar jurang. Air mata menetes penuh kekecewaan, tak dapan menerima apa yang Kakeknya lakukan saat itu. Orang yang ia jadikan panutan justru membuangnya, padahal hanya Maxim-lah yang Lanaya andalkan selama ini.
Perlahan-lahan, tubuhnya terhempas menghantam air dan batu yang rupanya di bawah jurang itu adalah sebuah sungai. Meski begitu, Lanaya dapat merasakan bagaimana sakitnya ketika tangannya dipaksa memutar kebelakang, serta tulang-tulang yang berbunyi gemeretak.
Di sungai yang dangkal namun memiliki arus yang kuat itu, Lanaya membuka mata terakhir kalinya. Tubuh yang mati rasa mengalir mengikuti ombak turut mengalirkan harapan Lanaya untuk segera kembali ke pangkuan Tuhan agar dapat menemui kedua orang tuanya lagi.
Setidaknya begitulah harapan Lanaya sebelum ia tiba-tiba terbangun di sebuah tempat gelap namun terlihat mewah dan sedikit kuno. Lanaya terperanjat, ia lekas bangkit dan menatap ke sekeliling. Ia tidak tahu apa yang terjadi padanya saat ini. Apakah ini dunia lain di mana ayah dan ibunya juga berada? Di culik? Atau ada alasan lain?
"Apa kehidupan setelah kematian memiliki model kuno seperti ini? Kemewahan ini, aku... menyukainya," gumamnya lirih.
Otaknya masih memproses apa yang terjadi dengan mata yang tak lepas dari pergerakan. Hingga perlahan rasa sakit menyerang kepalanya membuat Lanaya memejamkan matanya hingga rasa sakit tersebut semakin tak tertahankan. Tangannya terangkat, menarik rambut pirang indah yang baru ia sadari warnanya berbeda dari rambutnya ketika hidup.
Tak ada waktu untuk menanggapi hal tersebut, rasa sakit sudah semakin merajalela membuat Lanaya akhirnya pasrah akan apa yang terjadi selanjutnya. Di saat ia merasa sudah berada di ambang batas kesadaran, kesakitan itu berangsur-angsur pulih dengan berbagai ingatan asing memenuhi kepalanya.
Sebuah kenyataan terpampang di depan mata. Faktanya sesuatu yang ia kira adalah kehidupan setelah kematian nyatanya hanyalah sebuah karya fiksi. Ia tidak tahu menyebutnya apa, entah ia masih hidup atau tetap pada pendirian bahwa ia sudah meninggal tapi yang pasti ia memasuki buku fiksi karya kakeknya.
Sebuah buku cerita berlatar kerajaan dan menjadi istri dari pemeran utama pria kedua atau yang biasa orang-orang sebut dengan second male lead. Menjadi istri seorang pangeran terbuang yang dikucilkan oleh hampir seluruh penghuni kerajaan.
Kisah tragis tak lepas dari kehidupan pangeran malang tersebut. Cinta? Bertepuk sebelah tangan. Hidup nyaman? Nyatanya hanya sebuah mimpi. Orang tua? Ibunya meninggal dan ayahnya yang tak lain adalah sang raja tidak peduli dan lebih perhatian pada permaisurinya yang baru.
Kehidupan yang walau hanya dilihat sekilas benar-benar menyakitkan, tapi pangeran buangan itu sangat hebat menghadapinya hingga usia yang ke dua puluh tahun. Ya, hanya sampai usia kepala dua, setelahnya Arnest--sang pangeran kedua, mengakhiri hidupnya karena lelah menghadapi keadaan sendirian, tanpa teman, tanpa support system, benar-benar sendirian.
Karakter yang membuat Lanaya lebih merasa bersyukur sekaligus miris. Dengan membaca kisah Arnest membuatnya menyadari bahwa masih banyak orang di luar sana yang lebih menderita dibandingkan dirinya. Lebih banyak orang yang mencoba bertahan hanya untuk sekadar mempertahankan hidup mereka yang tidak berharga di mata siapapun. Arnest salah satu contoh yang Lanaya impikan bisa menghadapi cobaan bersama. Menghadapi suka duka dan saling melengkapi satu sama lain, seberat apapun cobaan yang menanti.
Sekarang, ia justru benar-benar bisa menemui Arnest bahkan menjadi istri dari pria itu. Jadi, apa yang terjadi sebenarnya?
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Takdir : Cinta dan Kutukan
FantasyMasuk ke dalam buku karya kakeknya adalah hal yang tidak pernah Lanaya sangka. Lanaya pikir, ia telah meninggal setelah di dorong kakeknya ke sebuah jurang, tetapi justru ia kembali hidup--tidak, lebih tepatnya masuk ke dalam buku, menjadi seorang i...