•| Chapter 13 |•

21 2 0
                                    

Angin berhembus kencang menerbangkan rambut coklat gelapnya yang dibiarkan tergerai. Sudah dua jam lamanya dia berada di pantai, memandangi deburan ombak dan menikmati indahnya ciptaan Tuhan yang membuat hatinya resah.

Ya, resah.

Pantai ini adalah tempat dimana mayat Zios ditemukan. Tempat dimana laut itu menjadi saksi bisu tubuh saudara kembarnya dibuang setelah berhasil dilukai.

Apa yang terjadi pada gadis itu saat mengetahui fakta tersebut?

Tentu saja marah.

Tiga hari Lesya mengurung diri di ruang latihan. Memukul samsak sampai tangannya terluka. Melampiaskan semua emosi mengetahui saudaranya dibunuh dengan begitu kejam.

Kedua tangannya mengepal. Dengan cara apa pun, Lesya akan membalas perbuatan orang itu. Dia paling tidak suka orang tersayangnya ada yang mengusik, apalagi disakiti.

•••

Kegiatan lomba di hari pertama akhirnya selesai. Tinggal perlombaan selanjutnya yang diadakan dua hari berikutnya. Voli, tarik tambang dan bazar.

Kelas XI IPA 1 berhasil menyabet juara satu basket putri. Semua berkat Lesya. Gadis itu yang paling banyak mencetak banyak point. Lawan-lawannya yang dari kelas lain sampai kualahan melawan gadis itu saking jagonya dalam bermain dan menguasai bola. Seolah bola yang berwarna orange itu adalah anak buahnya yang harus mematuhi apa pun yang Lesya minta.

Teman-teman sekelas Lesya tentunya bangga sampai mengadakan konser dadakan. Mereka berencana untuk mengadakan makan-makan merayakan kemenangan kelas mereka. Namun, Damar mengusulkan untuk mengadakan acara seperti itu setelah acara sekolah selesai.

Habis maghrib Lesya baru saja sampai di apartement. Acara hari ini selesai pada pukul setengah lima. Lesya bersama beberapa teman sekelas lainnya memilih istirahat dulu di kelas selama beberapa saat sebelum pulang ke rumah masing-masing.

Gadis itu keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di tubuhnya dari dada sampai setengah paha. Berjalan menuju lemari mengambil celana pendek selutut berwarna cream dan kaos hitam bergambar spider man di bagian dada kiri.

Selesai memakai baju, Lesya berjalan ke dapur. Hendak mengambil makanan, tapi yang dia lihat di lemari makanannya kosong melompong. Sama sekali tidak ada makanan di dalam sana. Gadis itu mendengus. Baru ingat dia meminta Daddynya untuk mengisi sendiri lemari makanannya.

Lesya capek. Nggak mungkin juga nyuruh orang. Soalnya dia mau hidup mandiri.

Kalau Billy lagi pulang ke Canberra membantu tugas Daddynya. Lagi pula ini yang diinginkan Lesya sejak dulu, melakukan semuanya sendiri tanpa campur tangan orang lain.

Gadis itu beranjak mengambil topi dan kunci motor. Keluar dari apartement menuju basement. Mendekati motor vario hitamnya yang terparkir, lalu mulai melajukan motornya keluar dari sana, bergabung dengan kendaraan yang lain.

Angin malam berhembus kencang menerpa wajahnya, menerbangkan rambutnya yang dibiarkan tergerai karena habis keramas. Memberikan ketenangan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Memasuki halaman supermarket, Lesya memakirkan motornya. Lalu, berjalan memasuki gedung bertingkat yang menjual banyak barang. Dimulai dari makanan, minuman dan kebutuhan lainnya.

Gadis itu mengambil troli, membawanya menuju rak berisikan makanan. Memilih-milih makanan dan memasukannya ke dalam troli. Berlanjut mendorong trolinya kembali ke bagian rak minuman.

Bruk!

Dari arah samping tiba-tiba tubuhnya ditabrak troli membuat gadis itu kaget dan sakit secara bersamaan.

Dangerous NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang