•| Chapter 19 |•

22 2 0
                                    

Lesya berjalan menuruni anak tangga, kemudian memerhatikan sekitar. Bola matanya seketika berhenti pada seseorang yang hendak melewatinya begitu saja. Tak lama orang tersebut menoleh dan terkejut melihat kehadirannya.

Wanita itu segera berlari kecil mendekat. Membungkukan tubuhnya, lalu berdiri tegak dengan kepala tertunduk tak berani menatap Lesya.

"No-nona Quinnsha," sapa wanita itu dengan suara bergetar.

"Dimana Mommy?" tanya Lesya.

"Pergi keluar sama tuan Vernon, Nona," jawab wanita tersebut yang merupakan pelayan di mansion keluarga Abishanza.

"Bawa kunci cadangan kamar Zios sekarang. Saya tunggu di ruang keluarga," titah Lesya tak ingin dibantah. Hendak pergi dari sana.

Wanita itu mendongakan kepalanya dengan ekspresi takut. "Ta-tapi, Nona. Tuan Vernon melarang orang masuk ke kamar tuan Zios."

Lesya menghentikan langkahnya, menatap wanita tersebut dengan tangan terlipat di depan dada. "Why?"

"Saya nggak tau, Nona," jawab wanita itu kembali menundukan kepalanya.

"Saya anggota keluarga ini. Dan saya saudara kembar Zios. Kenapa saya dilarang masuk ke kamar kakak saya sendiri?!" Suara Lesya naik satu oktaf membuat tubuh wanita itu bergetar.

"Sa-saya tidak tau, Nona. Mungkin tuan Vernon nggak mau kalau nyonya Maurel masuk ke dalam kamar tuan Zios dan sedih lagi," jelas wanita itu masuk akal.

Kening Lesya mengernyit. "Kapan?"

"Selama satu minggu, nyonya Maurel selalu datang ke kamar tuan Zios. Menangis disana. Terakhir kali tuan Vernon nemuin nyonya Maurel pingsan di kamar tuan Zios, Nona," jawab wanita itu patuh.

'Mom ...' batin Lesya melirih.

Lesya menghela napas. "Sekarang ambil kuncinya. Nggak usah kasih tau Daddy, karena ada hal yang mau saya cari. Saya jamin kamu nggak bakal dipecat."

Wanita itu menganggukan kepalanya. "Baik, Nona. Nanti saya antar ke ruang keluarga."

Lesya segera melenggang pergi, menuju ke ruang keluarga. Di pertengahan jalan, Billy datang. Berjalan di sampingnya.

"Ekhem! Nona," sapa Billy. Melirik Lesya yang wajahnya tampak keruh dan tidak bersahabat.

Lesya menatap Billy tajam. "Identitas gue kebongkar, Bilyyy!"

Billy menarik dirinya mundur, kaget. "Dia dibantu temannya nyari identitas Nona."

"Bodo amat!" balas Lesya kesal. "Kalo dia udah tau gue siapa gimana ini, Bil? Bisa aja dia bongkar nanti di sekolah. Kasih tau ke temen-temen Zios kalo gue sodara kembarnya. Terus rencana gue gagal. AIHHH!!!"

Billy menggosok hidungnya, ikutan bingung. "Saya rasa dia nggak bakal kayak gitu, Nona."

Lesya melempar tatapan tajam membuat nyali Billy menciut. "Kenapa lo belain dia?"

"Maaf, Nona. Tapi, yang saya liat Xavier tidak akan seperti itu pada Nona. Karena apa? Karena dia tertarik sama Nona," jelas Billy.

"Coba Nona inget-inget pertama kali ketemu Xavier. Dia nolongin Nona, tanggung jawab bawa ke UKS padahal bukan dia yang lempar bola sampe kena kepala Nona. Terus sering ngajak ngobrol padahal dia jarang ngobrol sama cewek kecuali Ziva dan ituuuu nggak terlalu sering. Terus nolongin Nona waktu mereka lagi tawuran. Terusss."

Lesya melirik Billy yang sedang menarik napas panjang. "Lanjutin!"

"Ketemu di pesta!" lanjut Billy. "Nona, sendiri yang bilang kalau Xavier curiga karena Nona yang di sekolah dan Nona yang di pesta mukanya hampir mirip."

Dangerous NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang