10

696 37 5
                                    












Nara dan Archen baru saja tiba di mansion mereka sekitar jam 10 malam . mereka sudah berbincang bersama Tay. dan New untuk tinggal di mansion khas mereka dengan alasan mau berdikari sendiri tanpa ada maid sama sekali buat nyediain makanan minum atau mengemas rumah .





dan lagi satu alasan mereka tinggal di mansion itu karna jarak nya dari kantor masing² lebih dekat dari mansion ortu mereka . mau tidak mau Tay dan New memberi greenlight sahaja dengan alasan ingin berdikari . mereka juga ingin melihat sejauh mana kedua anak nya itu mampu survive dengan kehidupan begitu .







" sial ujan nya lebat banget " ucap Archen membuka t-shirt nya yang terkena titisan hujan ketika berlari ke arah pintu . Nara juga kelihatan basah dengan rambut yang berantakkan akibat dia mengacak² rambut nya yang lumayan basah juga






" huaaa hiks hiks mau daddyy ! daddy !! "






Nara dan Archen terus terkaku lalu melihat ke tingkat atas di mana kelihatan Phuwin sedang mengendong anak itu yang sedang menangis dan memberontak di dakapan nya .







Nara dan Archen sigap berlari menaiki tangga karna khawatir lalu Nara mengambil anak yang menangis sesengukkan itu dari gendongan Phuwin .







" kak hiks Shogun nya bawel gamau di bujuk hiks " terang Phuwin . rupanya dia juga turut menangis karna capek membujuk Shogun dan dia juga takut akan bunyi hujan deras dan petir .






" shhhhhh yaudah² gapapa hey , berhentilah menangis . kami sudah pulang " bujuk Nara lalu memeluk singkat badan Phuwin , mengelus punggung bergetar pria itu lembut







" daddy tenapa tindalin Chogun hiks . chogun takut di tamar tendirian hiks hiks . " adu Shogun di sela isakkan nya .
Nara sedikit kaku di panggil begitu . dia juga sempat membuat raut wajah jijik di panggil begitu . Archen yang melihat reaksi Nara diam² menyembunyikan tawa nya








" ututu Shogun , sini sama paman yuk balik ke kamar ya ? " bujuk Archen kini mengambil alih posisi Nara . dia sadar adik nya si Nara itu begitu kaku menangani anak kecil yang satu ini . Shogun hanya menurut lalu berpindah ke gendongan Archen dengan rela hati







" Chogun nda mau bobo tendirian hiks . mau tama daddy hiks " ucap Shogun . Nara yang mendengar itu pantas bergeleng laju tidak setuju . bagaimana kalo anak itu tidur memeluk nya dan menangis ingin susu di malam buta ketika dia sudah tertidur nyenyak . sungguh merimaskan .







" hiks aku juga takut , aku gasuka petir , aku gasuka hujan deras hiks " sampuk Phuwin yang berdiri di samping Nara . Nara sekarang hampir pusing mendengar kedua keluhan bocil itu . kenapa sih hari itu harus hujan ?  menyebalkan sekali








" yaudah kalo gitu Shogun bobo nya sama paman aja ya di kamar nya paman ??"
Shogun mengangguk setuju mendengar itu .






" hiks kak ? aku juga mau~ gamau bobo sendirian " adu Phuwin masih sedikit terisak . Archen terkekeh mendengar itu lalu melirik Nara sekilas .
" yaudah , kamu juga bisa tidur sama aku . ayo ke kamar ku " ajak Archen membuat Nara terlopong mendengar itu







baru saja Phuwin ingin mengikuti Archen menuju ke kamar milik nya tangan Phuwin pantas di tahan Nara .
" kenapa kak ?" tanya Phuwin bingung . Archen juga berhenti lalu menoleh ke arah Nara dan Phuwin sedang bergandeng tangan .







Archen tersenyum segaris nampak nya Nara tidak bersetuju dengan keputusan nya . Nara pula entah kenapa tidak rela membayangkan Phuwin dan Archen tidur sekamar apalagi sekasur . lebih baik dia dan Phuwin yang begitu .








DESTINY 2 SOULS                   [PONDPHUWIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang