7

951 80 20
                                    










" gamau jangan sentuh aku jangan !!! "






" ku mohon jangan sentuh aku hiks sakitttt~"





Nara yang tiba tepat di hadapan pintu bersama salah seorang petugas di ruang vvip yang menepati Phuwin . alangkah kaget nya Nara melihat beberapa suster sedang berusaha menangani nya dan Phuwin sedang memberontak tidak ingin di pegang





" ada apa ini ??" tanya Nara bingung melihat ruang itu berantakkan dengan pasu bunga terlihat pecah di lantai itu akibat di baling Phuwin .




" Tuan istri mu-"




" bukan bukan dia.. dia... dia teman ku " ucap Nara canggung . suster itu terus menunduk meminta maaf kepada Nara .
" maaf tuan tapi teman mu harus kami tangani dulu ya . kami menunggu dokter buat menyuntik ubat penenang kepada nya " terang suster itu . " dia kenapa ??" tanya Nara sesekali melihat sekilas ke arah keributan di dalam ruang itu





" dia sepertinya trauma atas sesuatu kejadian , dia ngak mahu di sentuh sama sekali , Tuan " terang suster itu . Nara mengangguk faham . " lalu di mana doktor nya kenapa belum kemari ???" tanya Nara hampir kesal





" maaf sekali lagi , Tuan . rumah sakit terlalu padat dengan pesakit . doktor sudah berusaha datang kemari buat menangani nya secepat mungkin "




" kenapa kau saja tidak menyuntik nya ? ribet amat sih lu semua jadi suster " ucap Nara kesal , tanpa menunggu suster itu membuka mulut untuk menjawab Nara pantas menolak badan itu dari menghalangi nya lalu berjalan mendekati ranjang Phuwin yang kelihatan berantakkan




" heh lu kenapa ?? gausah alay banget-"





" kak hiks tolongggg , aku takuttt~"




DUAR




hati Nara seketika terasa pedih melihat air mata pria itu mengalir deras di pipi gembul nya dengan mata berkaca² hebat seakan menceritakan dia benar² ketakutan sekarang .




dan , dia mengingati Nara ??





" kak aku takut hiks aku diperko-"





tanpa aba² Nara pantas berjalan mendekati Phuwin yang bertekuk lutut itu lalu memeluk nya " shhhhhhh , tenanglah . kau sudah selamat bersama ku " ucap Nara lembut mengelus kepala Phuwin yang berbalut perban putih itu .





seketika para suster yang tadi nya riuh bersusah payah menangani Phuwin itu terkelu melihat betapa mudahnya Nara menenangkan pria itu bahkan Nara dengan santai nya tanpa berusaha keras sama sekali mendakap badan ringkih itu





doktor yang baru tiba ingin masuk ke ruang itu juga turut terhenti seketika . Nara bergeleng kepala melihat nya dan memberi isyarat agar mereka semua pergi meninggalkan dia dan Phuwin bersendirian .





" ka- kak hiks . takutt hiks " adu Phuwin lirih di pelukkan Nara . Nara perlahan duduk di ranjang itu dan Phuwin semakin mendakap di badan segede gapura kabupaten nya itu membuat Nara seketika berasa canggung namun..




Nyaman ?





Nara coba beriaksi biasa² saja dan sedaya upaya coba berlembut untuk menenangkan pria itu . " kenapa hm ? kau takut apa ???" tanya Nara lembut mengelus punggung Phuwin





Phuwin mendongak Nara dan Nara turut melihat tepat ke dalam mata Phuwin .
" hiks kak , aku dilecehkan hiks aku jijik ya ??" ucap Phuwin menatap dalam ke mata Nara



DESTINY 2 SOULS                   [PONDPHUWIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang