Di sebuah penginapan di Australia
Duduk di salah satu jendela yang terbuka, pemuda itu menatap langit malam yang bertabur bintang. Angin malam yang berhembus pelan menerpa tubuh bidang pemuda itu. Bukan, ia bukan sedang menikmati pemandangan. Pikirannya mengawang jauh akan kejadian yang telah ia alami kemarin. Seharusnya ia tidak melihat gadis itu di pasar dan memang seharusnya gadis itu tidak boleh berada di sana. Gita menggenggam kalung berinisial 'M' yang melingkar di lehernya.
Kenapa harus kamu, Sha?
Kenapa dari sekian banyaknya agen di pemerintahan, dia harus berhadapan dengan seorang Marsha Lenathea?!
Brengsek!
Bagaimanapun hubungannya dengan gadis itu dulu, semuanya hanyalah masa lalu. Ia sudah berubah. Ia telah memutuskan untuk menjadi anggota Apsara dan itu jelas mengukuhkan dirinya sebagai musuh Negara, serta musuh dari teman masa kecilnya itu, Marsha.
Gita yang tengah sibuk dengan pikirannya tidak menyadari ada seseorang yang masuk ke kamarnya. Orang itu mendekapnya erat dari belakang. Gita hanya diam tidak bereaksi karena ia tau jelas siapa itu.
"Gita, sejak pulang kemarin kamu jadi aneh. Apa kamu baik-baik saja." Tanya seorang perempuan berkacamata dan berambut pirang.
"Ya."
"Makan malam udah aku siapin. Uhm... Btw apa kamu sudah dapat uang dari pekerjaanmu hari ini? Uang bulanan kita sudah semakin menipis..."
.
......Berkhianat dari Apsara berarti mempersiapkan dirimu dan semua orang yang terlibat denganmu berakhir di neraka. Itu konsekuensi ketika kau memutuskan menjadi salah satu bagian dari kami......
.
Gita berhenti termenung ketika ia tiba-tiba teringat pada perjanjian yang dibuatnya sebelum bergabung dengan Apsara. Ia berdiri dan mengeluarkan sebuah amplop dari sakunya.
Sepertinya semua ketenanganku akan segera berakhir.
Gita menyerahkan amplop berisi uang itu kepada perempuan di depannya, ia telah mengambil keputusan bulat.
"Dey, maaf. Sepertinya aku tidak bisa lebih lama tinggal disini."
Perempuan yang Gita panggil Dey itu membelalak kaget. Ia menepis amplop yang Gita berikan padanya. Tangannya meraih kedua kerah kemeja Gita dan menariknya dengan keras.
"A-apa yang terjadi?! Kamu kenapa, Git?! T-tidak, aku tidak mau.... Jangan pergi plisss, kita pasti bisa melewati semua masalah yang terjadi......."
"......plissss Git, aku nggak punya orang lain selain kamu."
Sudah 3 tahun lamanya Gita tinggal bersama dengan Dhea. Namun, wanita itu tidak pernah tau apa pekerjaan Gita yang sebenarnya dan bagaimana Gita bisa mendapatkan uang. Dhea tidak pernah bertanya, baginya keberadaan Gita bersamanya saja sudah sangat cukup. Disisi lain, Gita tidak pernah menganggap Dhea lebih dari seorang teman yang tinggal dalam satu atap. Tidak pernah terjadi apa-apa diantara mereka. Gita awalnya mencari sebuah tempat tinggal di wilayah ini dan disaat itulah ia bertemu dengan Dhea yang hidup sebatang kara setelah kedua orang tua nya meninggal. Gita melihat perempuan itu banting tulang untuk menghidupi dirinya sendiri.
Mereka akhirnya mencapai kesepakatan, Gita mendapatkan tempat tinggal dan Dhea mendapatkan bantuan keuangan untuk membayar sewa. Gita mencoba menyingkirkan tangan Dhea dari kemejanya.
"Aku tinggal bersamamu hanya untuk sementara dey, kau sudah tau itu dari awal......"
"Dey... Pekerjaanku berbahaya, aku tidak mau kau terlibat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aquiver
AksiTangisan Marsha semakin keras ketika ia menyadari orang yang dicintainya telah tiada. "Selamat tinggal, Gitasena Radheya, aku Marsha Lenathea akan selalu mencintaimu." Disclaimer ‼️ • Cerita ini 100000% FIKSI!!! • BxG • Gender Bender • Mohon maaf ji...