4. Ambushed

375 65 10
                                    

"G-gawat... K-kita disergap..." Kata Pucco dengan lemas.

Marsha merasakan dingin menjalari seluruh tubuhnya, jantungnya memompa lebih kencang akibat ketegangan yang sedang terjadi saat ini. Ia terdiam kaku dan terlihat sangat shock. Bagaimanapun ia hanyalah seorang agen yang masih hijau untuk mengahadapi semua kejadian mengerikan ini.

Disisi lain Aya masih sibuk menekan luka tembak pada perut Pucco, sementara Zee yang kini masih siaga segera mencari keberadaan ponselnya. Ia lalu dengan cepat menghubungi seseorang.

"Halo? Agen Adel? Disini agen Zee. Aku minta kau untuk melacak lokasi kami dari satelit sekarang!" Zee berbicara dengan cukup keras.

"Kami disergap ketika dalam perjalanan pulang! Agen Pucco tertembak!"

Adel yang sedang berada di markas sontak terkejut. Lalu ia dengan cepat mengotak-atik komputernya.

"Dapat. Aku sudah mendapatkan lokasimu."

"Lacak lokasi penembak itu, kira-kira 500 meter dari posisi kami sekarang. Dan juga, aku ingin kau untuk mencarikan kami jalur alternatif tercepat menuju hotel lalu segera sambungkan dengan ponselku." Ucap Zee.

Marsha dan Aya menoleh karena terkejut dengan sikap Zee yang baru saja mereka lihat. Ia bisa dengan sigap menenangkan diri dan langsung memikirkan solusi akan masalah yang mereka hadapi. Mungkin inilah alasan Gracio memilihnya bergabung dengan tim ini.

Marsha segera menenangkan dirinya, ia tidak boleh larut dalam kejadian ini. Ia kemudian bersiap siaga akan hal buruk yang mungkin akan terjadi. Sementara itu, Adel telah mengirimkan jalan alternatif dan data tersebut langsung ia sambungkan dengan ponsel Zee.

"Aku sudah mengirimkan jalur tercepat menuju hotel untuk kalian. Lalu mengenai posisi penembak itu, aku belum tahu pasti letaknya ada di mana tapi sepertinya dia berada di jarak yang tepat untuk menembak sopir. Tolong kabari aku jika kau berhasil menemukan sesuatu, aku akan menghubungimu lagi nanti." Zee menutup teleponnya lalu ia sadar ada dua orang yang sedang menatapnya.

"Maaf senior, aku bertindak tanpa persetujuanmu. Tapi kurasa kita harus menempuh jalur alternatif karena ada kemungkinan penembak tadi memiliki rekan yang sudah menunggu kita di depan. Kita akan mati sia-sia jika begini terus. Kita harus berpencar."

Alis Aya berkerut tidak mengerti, "Berpencar katamu?! Apa kau tidak melihat keadaan agen Pucco sekarang?!"

"Aku tahu bagaimana keadaannya tetapi kita tidak bisa membawanya ke rumah sakit. Kita di sini terdaftar sebagai turis biasa, kita tidak boleh dicurigai Senior. Menurut pendapatku jalan terbaik adalah kita harus berpencar dan berlari lewat jalur alternatif lalu--"

"LALU MEMBIARKAN PUCCO MATI?!" Bentak Aya. Suasana di sekitar mereka mulai memanas.

"Cukup Honey, apa yang dikatakan Zee benar...." Pucco melerai perdebatan keduanya.

"... Kalian tidak boleh ketahuan sedang menjalankan misi. Aku akan pergi sendiri ke rumah sakit terdekat.... Mereka yang ada di sini tahu pekerjaanku jadi luka ini akan segera ditangani. Ughh.... Kalian keluarlah dari mobil ini."

Marsha melirik ke arah luka Pucco, ia melihat kain yang dipakai untuk menekan lukanya telah penuh dengan noda darah. Pucco telah kehilangan banyak darah dan perdebatan hanya akan membawa mereka selangkah mendekati kematian. Marsha lalu mengambil senjata dan juga koper yang didapatnya dari Cindy tadi.

"Senior.... Jika anda khawatir pada agen Pucco, sebaiknya anda menemaninya. Kami akan mencoba saran Zee-"

"Tidak Marsha. Akan lebih baik Senior Aya ikut dengan kita. Terlalu berisiko." Zee memotong perkataan Marsha dengan cepat.

AquiverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang