11. Hidden Mission

295 67 9
                                    

Apartemen 660 - Markas Sementara Team Zee

"Marshaaa...... aku seneng banget kamu baik-baik aja!"

Oniel langsung saja mendekap erat gadis bergigi gingsul yang baru saja membukakan pintu untuknya. Ia bahkan mengabaikan sosok gadis lain yang hanya diam memperhatikan mereka. Gadis itu tersenyum miris melihat betapa pentingnya keberadaan seorang Marsha bagi Oniel. Entah kenapa hatinya terasa pilu.

Marsha yang berada di dalam dekapan Oniel kesusahan untuk bernfas, ia lalu berusaha dengan paksa melepaskan dirinya. Ia mendorong tubuh Oniel dan menatapnya dengan kesal sambil menggembungkan pipinya. Marsha kemudian melirik ke arah gadis lain yang berdiri di belakang Oniel. Oniel yang melihat itu berinisiatif mengenalkan mereka.

"Oh iya Sha, kenalin ini Indah. Dia punya ingatan yang luar biasa loh tentang medan di sini. Dan Indah, ini Marsha teman kecilku yang suka ngambekan." Oniel mengenalkan kedua gadis itu.

"Salam kenal, aku Indah Aleena." Indah menjulurkan tangannya dan langsung disambut hangat oleh gadis berspek anime itu.

"Halo, aku Marsha Lenathea. Senang berkenalan dengan Kak Indah. Maaf ya kak, pasti Kak Oniel sangat cerewet dan berisik ya? Dia emang ngerepotin orangnya."

"Ah, nggak apa-apa. Aku sudah cukup terbiasa." Indah tersenyum manis kepada Marsha. Sementara Oniel menggerutu dengan sebal.

"Kalau begitu ayo masuk."

Marsha kemudian mengajak keduanya masuk ke dalam ruangan yang akan menjadi tempat tinggal mereka selama misi. Marsha mengantar Indah menuju kamar pertama yang merupakan kamar untuk para agen wanita, sedangkan kamar Oniel dan Zee terletak tepat di sebelahnya. Setelah menaruh barang bawaan di dalam kamar, mereka berjalan menuju sofa tengah dimana atasan baru mereka sudah menunggu.

Pria berambut hitam ini tidak berinisiatif menjemput kedua bawahannya di depan pintu, ia memilih menunggu. Sambil memeriksa data-data yang ditinggalkan Agen Aya, ia melirik ke arah tiga orang yang berdiri di hadapannya. Menatap dua agen baru yang akan menjadi rekan timnya di Project Alpha.

"Cornielo Bramastha dan Indah Aleena, kan? Selamat datang, perkenalkan aku Kenzee Aiden. Mungkin kalian sudah tahu, aku adalah pemimpin tim yang baru menggantikan agen Aya." Zee mengenalkan dirinya sendiri.

"....jadi tidak usah basa-basi lagi. Duduklah, kita akan memulai penyelidikannya hari ini juga."

Oniel langsung mengalihkan pandangan pada Marsha, gadis itu hanya mengedikkan bahunya, baru kali ini Oniel berkenalan dengan Zee dan tampaknya pemuda ini tipikal atasan yang dingin dan kaku. Zee kemudian menyerahkan beberapa kertas pada Indah untuk diperiksa. Ia juga memberikan teropong miliknya kepada Oniel.

"Indah, aku dengar ingatanmu bagus, jadi tolong pelajari data yang ada di berkas itu. Dan untukmu, Oniel…" Zee berkata sambil menunjuk Marsha,

"Temanmu akan menunjukkan sebuah pemandangan dengan teropong itu. Pergilah ke beranda dan tunjukkan padanya, Sha."

Indah menerima data-data yang diberikan oleh Zee dan langsung memeriksanya. Sementara itu, Marsha dan Oniel bangkit dari duduknya dan berjalan menuju beranda. Gadis itu kembali menutup pintu beranda seakan tidak ingin mendengar pembicaraan lain dari atasannya, pemuda di sebelahnya hanya tersenyum penuh arti.

Setelah keduanya menyendiri di beranda, Marsha menunjukkan lokasi kantor nomor 665 yang dicurigai Zee sebagai tempat penembakan Agen Pucco. Oniel menggunakan teropong Zee untuk meneliti keadaan sekitar, dia juga mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kejadian Pucco dan Aya.

Marsha yang masih terpukul akan kematian rekan-rekannya, berusaha menjawab tanpa menunjukkan kekhawatiran. Tapi mendengar getaran dari suara Marsha, pemuda itu tau bahwa gadis masih ketakutan. Hanya saja Oniel memilih untuk tidak membahasnya, apalagi ketika ia membayangkan bahwa satu-satunya pemuda yang dicintai Marsha ternyata masih hidup dan kemungkinan besar pemuda itu akan menjadi musuh mereka.

AquiverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang