14. Reunion and A Trust

361 77 16
                                    

Mata Oniel menatap sahabatnya itu dengan kehampaan, dia tidak percaya Gita mampu mengangkat senjata dan membidiknya tanpa ragu. Dari sana Oniel dapat melihat… Lebih tepatnya, menyadari, pandangan mata Gita sudah berubah, tatapan Gita terlihat lebih dingin dari yang dikenalnya tiga tahun lalu.

Dia bukan lagi sahabatnya yang melindunginya di tebing, bukan lagi saingannya dalam semua bidang pelajaran di akademi, juga bukan si jenius yang menjadi kebanggaan Akademi ISS.

Tatapan matanya begitu kelam, segelap warna matanya yang hitam. Apa yang sebenarnya terjadi pada Gita selama tiga tahun terakhir?

Ia berubah. Gita telah berubah.

"Gita sialan, apa yang sebenarnya terjadi padamu?" Oniel hanya bergumam kecil, bibirnya kaku.

"Hm? Ini bukan waktu yang tepat untuk sesi cerita, dasar bodoh…"

Senyuman dingin tampak terlihat dari sudut bibir Gita yang masih terus mengarahkan senjatanya, dia bersiap-siap menarik pelatuk.

".....Selamat tinggal, Cornielo Bramastha."

"BRENGSEK!!"

Bang!

.
.
.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

AQUIVER

Chapter 14 - Reunion and A Trust

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
.
.
.


Bang!

"JATUHKAN SENJATAMU!"

Sebuah tembakan peringatan yang disertai teriakan keras itu berhasil mengagetkan kedua insan yang masih terlibat 'reuni' yang tidak diinginkan. Kedua pria itu tercengang, apalagi setelah Gita menyadari dari belakang Oniel kini muncul dua gadis yang tengah berlari. Jarak mereka hanya beberapa meter dan keduanya sama-sama membidik tubuh Gita dengan senjata api.

Di antara keduanya, hanya satu yang sangat dikenali oleh Gita. Rambut hitamnya yang sedikit berantakan karena diterpa angin saat berlari, napasnya yang masih terengah-engah dan beberapa bulir keringat yang menetes di kening wanita itu.

Dia… Marsha Lenathea.

Tanpa disadari alam bawah sadar Gita langsung menangkap setiap detil keadaan gadis itu. Inilah reuni dari tiga sahabat yang sangat dekat dulu. Dalam situasi dimana Marsha menodongkan senjatanya pada Gita… Dan Gita yang tengah menodongkan senjatanya pada Oniel.

Ironis.

"Kak Gita, jatuhkan senjatamu!" teriak Marsha sekali lagi.

Gita mengurungkan niat untuk menghancurkan kepala Oniel dengan peluru, ditariknya kerah baju pemuda itu. Tinggi badan keduanya cukup seimbang, Gita mendengus. Kini sebelah tangan kiri Gita merangkul leher Oniel dari belakang, dan tangan kanannya tetap siaga dengan senjata api. Diarahkannya pistol itu ke pelipis kanan Oniel.

Ia menggunakan tubuh mantan sahabatnya itu sebagai tawanan untuk menghadapi dua agen ISS yang juga bersenjata. Cengkeramannya di leher Oniel cukup kencang, membuat pemuda ini sia-sia ketika ingin memberontak. Kedua tangan Oniel berada pada tangan Gita, mencoba mengurangi tenaga dari lengan yang mencekiknya.

AquiverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang