Pak Udin melihat Aresh dengan bingung, pasalnya setelah anak itu keluar dari mall, tak henti-hentinya mengukir senyuman. Jujur, Pak Udin sedikit merinding, karena takut den Aresh kesurupan.
"Aden gapapa?"
"Gapapa Pak, Aresh lagi bahagia."
"Bahagia kenapa den?" tanya Pak Udin.
Dengan senang, Aresh menjawab, "Ternyata Jakarta punya bidadari."
"Bisa aja Aden mah."
"Serius Pak, Aresh abis ketemu bidadari di mall. Untungnya, udah dapet username Instagramnya. Pengikutnya banyak Pak, wajar sih, namanya juga orang cantik."
"Kayaknya, Aresh jatuh cinta pandangan pertama, Pak."
"Jatuh cinta karena ceweknya cantik ya, den?" Pak Udin tertawa. Aresh mengangguk sebagai respon. "Kalau diakui, kayaknya iya Pak. Tapi, bisa aja dari muka turun ke hati, hehe."
Tidak munafik kalau Aresh mandang fisik. Sebagai cowok ganteng yang sering dikejar-kejar cewek, Aresh juga ingin punya pacar yang cantik, seperti Kak Avisha. Dia realitas.
"Soon, dia jadi pacar Aresh Pak, doain.""Aamiin."
Turun dari mobil, Aresh tetap mengukir senyuman. Cowok itu masuk ke dalam rumah, melihat Om Drake—Ayah Bang Nero tengah ngopi di ruang tengah seraya fokus pada laptopnya.
"Om!"
Drake tersedak mendengar suara yang berhasil mengagetkan dirinya. Lelaki itu mendengus kesal. "Apaan Resh?"
"Hehe, minumnya pelan-pelan Om. Aresh gak akan minta kok, tenang."
"Kamu yang ngagetin saya," kesal Drake.
Aresh ikut duduk di samping Om Drake, cowok itu kepo dengan layar laptop menyala yang isinya tak Aresh ketahui. Bahkan, pelajaran yang baru dijelaskan oleh guru, 10 menit setelahnya bisa Aresh lupakan.
"Om, Aresh mau jadi anak Om aja. Mau tinggal di Jakarta, jadi anak Jakarta. Plisss, pungut Aresh Omm," mohonnya memeluk lengan Drake.
Lelaki itu bergedik ngeri, menempelkan telapak tangan di dahi Aresh. "Kesurupan kamu?"
Aresh menggeleng, "Gak, Aresh serius. Gapapa Aresh dikasih makan sehari sekali, asal Om mau pungut Aresh jadi anak Jakarta."
"Ngawur, mau bilang apa ke Ayah kamu nanti. Lagi pula, mana kuat saya punya anak kayak kamu Resh," kata Drake.
"Jahat banget asli, kayak gak berperikemanusian," cicit Aresh dramatis. "Orang kalo minta tolong tuh, ditolong Om. Bukan malah diejek kayak gitu, emang ya, semua manusia di bumi ini sama aja. Yang beda dan ganteng, cuman Aresh seorang."
KAMU SEDANG MEMBACA
TREASURER | ARESH
Fiksi RemajaAresh Sabiru Mahendra lebih memilih menghabiskan waktu bermain Mobile Legend daripada merasakan sakitnya jatuh cinta. Bagi Aresh, cinta hanyalah gangguan---hingga dia bertemu dengan Avisha, gadis Jakarta yang memikat hati dan mengubah pandangannya...