Chapter 33

70 12 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Chapter 33

Tzuyu bergegas masuk ke mobil milik Sana. Jantungnya kini berdetak dengan kencang. Rasa gugup dan ketakutan seketika menghampirinya. Ia benar-benar takut jika Taehyung mengetahui bahwa dia baru saja dari apartemen seorang pria.

Butuh waktu lima belas menit untuk tiba di kediamanan Sana. Begitu memasuki pekarangan, Tzuyu langsung melihat mobil Taehyung yang terparkir rapi di halaman rumah itu.

"Tenangkan dirimu, jangan gugup. Hal itu hanya akan membuatnya curiga," ujar Sana.

Kepala Tzuyu mengangguk. Ia mengatur napasnya. Setelah dirasa tenang barulah ia dan Sana keluar dari mobil tersebut. Mereka melangkah masuk ke rumah besar Sana secara beriringan.

Mata Tzuyu langsung menangkap sosok sang kakak lelakinya yang tengah duduk sambil bermain catur dengan Yoongi. Begitu matanya dan iris hitam Taehyung bertemu, Tzuyu langsung menunjukkan senyumannya.

"Oppa, kapan kau tiba? Kenapa tidak mengabari kalau akan pulang hari ini?" Tzuyu langsung mendekati Taehyung dan mengambil posisi di sampingnya.

Alis Taehyung bertaut, dahinya berkerut heran melihat tingkah Tzuyu. "Kenapa? Apa kau melakukan kesalahan?"

Tzuyu menggeleng dengan cepat. "Kenapa kau selalu menuduhku melakukan kesalahan?" tanyanya dengan nada sedikit kesal.

Taehyung menghela napasnya. Ia mengelus pucuk kepala Tzuyu dengan lembut. "Segera rapikan barangmu, kita akan pulang ke rumah."

Tzuyu mengangguk, ia segera bangkit dan langsung menuju kamar Sana. Di belakangnya, ada Sana yang mengikutinya.

Setelah keduanya berada di kamar Sana, Tzuyu kini bisa bernafas dengan lega. Tadi itu hampir saja.

"Bagaimana dengan ponsel Jimin?" tanya Sana, penasaran.

Tzuyu menggelengkan kepalanya. "Ponsel pria itu terkunci, aku tidak tahu sandi untuk membukanya. Ulang tahun Mina dan tanggal pertunangan mereka berdua sama sekali tidak cocok."

Sana mengerutkan dahinya. Otaknya tengah berpikir sandi yang pas dengan ponsel milik Jimin. "Kau sudah mencoba tanggal lahir Jimin?"

Kepala Tzuyu mengangguk pelan. "Bahkan tanggal lahir orang tuanya juga sudah aku masukkan tapi tidak ada satupun dari angka itu yang cocok. Sebaiknya kau tanya Mina untuk mengetahui sandinya."

Sana mendesah kasar. "Aku bahkan ragu jika Mina mengetahui sandinya."

Tiba-tiba saja kepala Tzuyu merasa sakit. Ia tidak terlalu senggang sampai harus menghabiskan waktunya untuk menebak sandi dari ponsel Jimin. "Sial!"

Ketukan di pintu kamar itu membuat perhatian keduanya teralihkan.

Sana mendengkus kesal, matanya menatap pintu dengan malas. "Aku lupa, masih ada satu masalah yang harus kau hadapi."

You are my destiny ( On Going ) || TaetzuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang