7

205 17 0
                                    

"Saku.....Saquilio Elias....." Panggilnya perlahan dan halus, renan pun turut membantu membangunkan anak itu dengan mengusap punggung nya.

"Errngh......" Terdengar erangan dari anak itu.

Emeer dengan sengaja membasahi tangannya, kemudian mengusap wajah anak itu dengan tangannya yang basah. Sesaat hawa dingin menerpa wajahnya ia mulai terusik perlahan mengerejapkan matanya.

"Saku, Dek bangun sebentar..... Ayo makan dulu sedikit aja" Panggil renan halus seraya menepuk nepuk pipi saqu.

"Huks....aaa... Gak mau abang... Gak mauuuu....." Ucapnya dengan suara yang mendayu dayu, tangannya berusaha menyingkirkan tangan renan yang terus bermain di pipinya.

"Bangun ayo ah..... Gak gitu saku abang gak suka, ayo sebentar aja" Ucap emeer, tangannya bergerak untuk menarik tubuh saku yang terus bergerak menjauhi sentuhan dari mereka.

"Hiks... Hiks... aaaa... " Kesal rasanya jika terus di paksa seperti ini.

"Ayo nangis aja....biar bangun" Ucap renan saat melihat saku yang terus merengek dan hampir menangis.

"Hei... Kamu di suruh bangun, makan, gitu aja kayak di suruh cari daun semanggi kelopak 4, ayo bangun dulu ah... " Emeer terus saja mengoceh seperti seorang ibu yang sedang memarahi anaknya.

"Angkat Mir dudukin biar bangun, gak selesai selesai kalo begini caranya" Titah renan, Emeer lantas menarik saku duduk di pangkuannya.

"Aaaakh.... Gak mau abang" Suaranya terdengar parau.

"Mau ah, tinggal makan udah di bawain sama tante renan". Ucap Emeer

" Kurang ajar ya emeer, udah cepet gak usah macem macem" Sahut renan ketus

"Aduhhh......beratnya... " Guraunya. Kakinya bergerak spontan mengguncang tubuh anak itu guna merangsang kesadarannya.

"Eunggh.... Nggak abang"

"Apanya yang nggak, bangun dulu buka matanya" Ujar renan.

Setelah mata itu sedikit terbuka renan langsung menyodorkan segelas air.

"Minum dulu"

"Aaaah.... Nggak" Tolak nya, matanya kembali akan memejam.

"Dikit...., dikit aja"

"Iya ayo dikit aja" Emeer ikut memprovokasi.

"Eumhn.... " Akhirnya ia pun meminum air yang sudah di sodorkan renan.

Gluk
gluk

"Sekarang makan" Ucap renan seraya menyodorkan sepiring makanan yang sudah ia bawa ke hadapan saku

"Ngak mau abanggg..... " Tolaknya dengan suara lirih dan kepala yang terus saja bergeleng.

"Suapin abang ya?, sedikit aja janji deh nanti kalo udah gak di ganggu lagi" Bujuk emeer

"Nggak"

"Kenapa enggak?" Tanya emeer, lagi lagi di respon dengan gelengan tanpa suara.

"Makan lah udah di bawain sama abang juga" Timpal renan.

Lantas emeer pun mengkode renan untuk menyuapi saku. Renan pun mulai menyuapinya dengan sedikit amatir terlihat dari tangannya yang bergetar saat menyuapkan sesendok nasi, awalnya mendapat penolakan tapi setelah beberapa kali di bujuk akhirnya ia dengan sukarela membuka mulutnya tanpa penolakan..

"Gitu dong, dari tadi harusnya" Ucap renan sambil menyuapkan nasi kedalam mulut anak itu.

Setelah habis tiga suapan saku menolak sendok yang kembali di sodorkan, anak itu makan dengan sangat lambat entah karna mengantuk atau memang cara makannya seperti itu. Terlihat emeer yang terus menggenggam tangan anak itu sesekali emeer akan mencubit halus atau mengusap kasar supaya anak itu tetap mengunyah dan tidak tertidur.

Nuetra CassaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang