29

169 18 2
                                    

Sesuai dengan perkataan bu suri tadi bahwa ia akan menelpon Elisa jika saku masih belum ingin makan juga malam ini, anak itu masih belum mau makan sudah beribu macam jenis makanan di tawarkan. Dan berbagai macam cara di lakukan tapi hasilnya nihil. Begini lah jika tidak ada emeer dan renan tidak ada yang di takuti anak itu.

"Ibu telfon mama ya!" Ucap bu suri,

Anak itu hanya menggeleng pelan....

Saat ini bu suri di temani oleh Theo dan Jose, sudah berada di kamar anak itu setelah tadi mereka berdua mendengar bu suri yang terus mengoceh di dapur, mereka pikir ada sesuatu terjadi rupanya hanya luapan kekesalan bu suri karna saku tidak mau makan.

Bayangkan saja kalian sudah lelah membereskan rumah sebesar itu di tambah lagi harus belanja mingguan, kemudian masak untuk para penghuni rumah dan tadi ia harus membantu ketujuh orang yang akan pergi ke Amerika itu untuk beres beres, mereka memang sudah mandiri tetapi tetap saja mereka itu laki laki yang masih suka mencari sesuatu tetapi tidak terlihat walau di depan mata. Alhasil bu suri lah yang harus mencarikan barang tersebut untuk mereka satu persatu.

Meskipun bu suri tidak melakukan hal itu sendiri, ia di bantu oleh Rini tetapi tetap saja di usianya yang sudah tidak muda lagi pekerjaan seperti itu amat terasa. Maka dari itu ia sedikit marah saat saku tidak mau makan, selama ia bekerja di sini ia belum pernah mengalami hal seperti ini. Sehingga ia cukup pusing dengan hal seperti ini, Rasanya seperti sedang mengurus balita yang sedang GTM bedanya balita yang ini sangat amat keras kepala.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Theo, anak itu tidak menjawab

"Hei, abang Tanya itu lho" Ucap Jose

"Aku gak mau makan" Cicitnya

"Makan itu bukan mau gak mau, tapi kebutuhan kalo gak makan nanti sakit, kalo sakit, berarti apa?.... " Jelas theo

"Pulang lah sama papa" Sahut bu suri di sertai kekehan dan tepuk tangan, anehnya yang lain pun mengikuti apa yang di lakukan bu suri. Entahlah ia sudah terlampau kesal hingga tidak bisa melakukan apa apa selain menggoda anak itu.

"Aaaaaaaa.......nggak abang" Rengeknya saat mendengar nama yang ia sakralkan itu.

"Ya udah ayo makan, kita tunggu kamu lho ini" Ucap Jose.

"Tapi aku gak mau makan ituuuu..... "

"Emang kamu udah liat di bawah ada apa, sampe bisa bilang begitu?"

"Nggak!, tapi aku tau.... "

Sahutnya, Seperti biasa dengan sifat nya yang 'sok tahu' itu kembali membuat orang orang repot.

"Eh!, kayaknya ikan kita belum di apa apain deh di lemari es" Celetuk jose.

"Ikan apa?" Tanya Theo penasaran.

"Ikan yang di pancing kemarin itu, masih ada kan bu?"

"Masih dong, belum di apa apain"

"Wah mantap itu, kita bakar aja lah yuk di depan" Ajak Theo, Jose pun mengangguki

"Ikut" Cicitnya, dengan sangat pelan.

"Yang mau makan aja yang ikut, kalo gak makan ya gak usah" Ucap Jose.

Mendengar itu saku pun menatap dengan tatapan penuh permohonan pada bu suri, berharap bu suri bisa membujuk abangnya agar mengajaknya bakar ikan di luar rumah.

"Kamu mau makan gak?, kalo mau makan di ajak, kalo nggak ya gak" Ucap bu suri.

Saku pun terdiam, ia masih belum ingin makan, tapi ia ingin ikut bakar ikan juga, kenapa tidak boleh bakar ikan nya saja?, kenapa harus makan juga?, begitulah kira kira isi kepala anak itu

Nuetra CassaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang