12

150 15 0
                                    


"Abang hari ini aku gak ikut latihan aaah...." Rengeknya pada shawn.

"Kenapa?, kita semua latihan minus kamu doang masa"

"Aku mau memancing aja"

"Kan udah abang bilang mancingnya nanti"

"Tapi aku mau sekarang"

"Sekarang ikannya belum ada nanti sore baru mereka keluar" Bohong shawn, saku itu terlampau polos hingga kebohongan yang nyata saja dapat ia percaya.

"Ada, katanya"

"Kata siapa"

"Kata bang yuvi"

"Kamu di bohongin sama yuvi"

"Nggak"

"Iya, bang yuvi bohong dia kan gak pernah mancing, abang pernah jadi abang yang tau. Udah ayo turun" Ajaknya mengabaikan saku yang tampak kesal

"IIH....NGGAK MAU"

"Yaudah tinggal"

"ABANG!!! "

"apasih teriak teriak begitu"

"AKU GAK MAU LATIHAN HARI INI TITIK"

"Bisa nggak, ngomongnya ngak teriak begitu abang di depan kamu lho"

"GAK BISA. POKOKNYA AKU MAU PERGI MEMANCING, GAK MAU LATIHAN TITIK" kukuhnya.

"ABANG BILANG GAK USAH TERIAK DENGER GAK!!!" Balas Shawn.

Matanya membelalak hingga tampak urat merah melintang di sklera matanya, terlihat jelas vena yang juga muncul seakan menghiasi leher jenjangnya.

Ia bilang jangan berteriak, tapi ia juga berteriak. Entahlah, Ucapan hari ini akan jadi hari yang indah lenyap begitu saja. Shawn sudah sangat terpancing emosi sekarang. Sejak tadi saku tidak bisa di ajak kompromi ia terus saja mengatakan ingin memancing. Seakan hari ini ia akan dedikasikan sepenuhnya untuk memancing.

"Kenapa sih gak mau dengerin abang" Ia mulai menurunkan suaranya.

"ABANG GAK BAIK" saku masih setia berteriak.

"Kamu yang gak baik, kamu nggak nurut sama abang" Suara nya terdengar sedikit bergetar, mungkin karna emosi yang tertahan.

"ABANG NAKAL"

"Kamu yang nakal"

"ABANG JELEK"

" Kamu yang jelek"

"ABANG.... Aaaaaaaa...." Jeritnya histeris. Ia kesal karna Shawn terus saja Membalikan kata katanya. Shawn sendiri tampak mulai tenang tidak se emosi tadi cara ini lebih ampuh dari pada ia harus membentak saku.

"HEI KENAPA ITU DI ATAS" Terdengar suara dari lantai 2 yang menginterupsi mereka, tidak diketahui suara siapa itu. Sempat membuat keheningan tapi tidak bertahan lama karna saku masih melanjutkan acara tantrum? Nya itu.

"AAAAAAHH..... ABANG NAKAL, ABANG GAK BAIK, ABANG JELEK...... " Kritiknya pada Shawn, bibirnya terus merapalkan kata itu bersamaan dengan kakinya yang ia bawa pergi ke sudut ruangan.

Shawn menghela nafas sepertinya ia harus lebih banyak bersabar untuk menghadapi bocah 12 tahunnya itu, jika itu bukan saku maka dipastikan ia sudah main tangan, Shawn tidak tega kalau harus main tangan dengan saku ataupun izel.

"Eh kenapa?....kenapa?". Terlihat Jeffrey yang baru saja menginjakan kakinya di anak tangga terakhir.

Tadi itu suara Jeffrey yang sedang naik ke lantai 2 untuk meminjam charger camera pada emeer, tak sengaja ia mendengar suara keributan dari lantai 3 dan ia memutuskan untuk melihatnya langsung.

Nuetra CassaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang