21

142 13 0
                                    

Meninggalkan ketiga orang yang berada di ruang tv itu, di meja makan tepatnya, beberapa dari para penghuni rumah sudah berkumpul di meja makan dengan alasan yang sama, yap, karna mendengar suara jeritan saku.

"Ya Tuhan.....ibu nggak tega dengernya, sampe serak gitu suaranya" Ucap bu suri yang baru saja bergabung dengan mereka.

"Iya kan bu?, Apalagi Emeer bu yang di tempelin, ditangisin, dipanggil panggil," Ucap emeer.

"Lagian ya si bapak, kenapa si nggak di diemin dulu anaknya, emang enak apa datang datang liat anak nangis" Ucap Jean, Ia baru saja turun setelah bersih bersih. Soal tadi, tentang rencana Ia dan Jose pada saku itu hanya pura pura. Jean tidak benar benar memeriksanya.

"Emang di apain sih den, sampe kejer begitu lihat bapaknya sendiri" Tanya bu suri dengan dahi yang berkerut. Ia sangat heran padahal sepengetahuannya Harris ataupun Elisa sama sekali belum menyentuh anak itu, tapi kenapa anaknya sudah histeris duluan.

"Nggak di apa apain bu cuma dia tuh ketakutan banget" Ucap theo, yang di angguki oleh yang lain.

"Iya ketakutannya tuh kenapa gitu ibu tuh penasaran" Ucap bu suri, Ia takut mati penasaran sekarang.

"Takut di bawa pulang lagi dia tuh bu" Ucap Shawn singkat yang malah membuat bu suri semakin penasaran.

"Lha emang kenapa sih kok takut di bawa pulang? Apa di rumah sering di.... " Ucapan bu suri terhenti Ia takut salah bicara sehingga menggunakan bahasa tubuhnya, sepertinya gerak geriknya menunjukan seperti pukulan.

"Hahaha.....Jangankan di pukul, kepentok aja nggak pernah tuh anak di rumahnya" Sahut Ruhi dengan tawanya, yang lagi lagi membuat mereka yang tidak tahu ceritanya semakin penasaran.

"Maksudnya gimana sih den, jangan buat penasaran lah" Tegas bu suri, sebelumnya kenapa mereka berani membicarakan tentang harris walaupun mereka berada di dekat harris, itu karna pintu ruang tv tempat Harris dan Elisa berada itu sudah kembali di kunci oleh Emeer atas permintaan mereka berdua. Maka dari itu mereka berani membicarakannya di sini.

"Jadi Ceritanya tuh gini, pak Harris itu 2 bersaudara kan, nah kakaknya pak Harris itu katanya sih memutuskan buat nggak menikah gitu kalo nggak salah, Teruskan bapaknya pak Harris itu kan kaya pake banget kan, nah biasalah orang kaya terobsesi gitu pengen punya keturunan biar kerja kerasnya itu nggak sia sia buat keturunannya ya kan" Ucap Shawn yang terpotong karna Ia menenggak segelas air.

"Iya, terus den" Ucap bu suri tidak sabar, yang lainnya yang juga tidak mengetahui latar belakang seorang saku pun sama penasarannya denga bu suri. Tatapan mereka sedikit menuntut agar Shawn cepat melanjutkan ceritanya.

"Nah awalnya pak Harris itu juga awalnya sama kaya kakaknya mau mutusin buat nggak menikah juga kan, tapi kayaknya si beliau di bujuk sama orang tuanya buat menikah gitu, akhirnya beliau mutusin buat menikah, singkat cerita beliau ketemu sama bu Elisa tuh mamanya si saku waktu kunjungan industri gitu di Jepang sana, mereka falling in love sampai akhirnya mutusin buat menikah, ter-"

"Kok panjang banget toh den ceritanya, ibu cuman pengen tahu kenapa den saku bisa setakut itu sama bapaknya" Potong bu suri saat shawn sedang bercerita, Ia hanya ingin langsung ke pointnya saja tidak ingin bertele tele.

"Iya bu ini di ceritain awal mula dari segalanya, dari segala ketakutan saku itu" Jawab Ruhi. Ia pun Sama seperti yang lainnya sedang menyimak apa yang di ceritakan oleh shawn. Meskipun Ia sudah tahu tapi entah kenapa tetap saja menarik dimatanya.

"Oh yaudah iya lanjut deh kalo gitu, ibu takutnya nanti bapak dengar kalo kita sampe cerita tentang masa lalunya" Ucal bu suri. Ia sepertinya merasa tidak enak tapi rasa penasarannya mengalahkan itu semua.

Nuetra CassaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang