Park Jimin, Seorang CEO perusahaan elektronik terkenal di Korea saat ini tengah berfikir keras sebelum mengangkat telepon dari ibunya.
Haahhh kali ini apa lagi Eomma.
Klik.
"Yobu.."
"Yaa.... lama sekali mengangkat telepon dari Eomma!!". Baru saja di angkat Jimin harus mendengar teriakkan ibunya yang begitu khas.
"Mianhe Yo eomma".
"Eomma mau bertanya, Minggu depan kau tidak ada jadwal kan? kalau ada kosongkan. Eomma ingin mengenalkan mu pada seseorang".
"Lagi?". Jimin benar benar sudah menyerahkan dengan sikap ibunya. setiap bulan minimal dua kali ibunya pasti akan mengenalkan dirinya dengan seseorang.
Maklum seorang ibu yang sudah begitu mendambakan menantu sedangkan Jimin masih saja belum mau menikah padahal usianya sudah 35 tahun.
"Kali ini eomma yakin 100% kamu akan menyukainya, dan kalaupun tidak eomma akan tetap memaksa kalian menikah". Dengan entengnya Emma Park berkata seperti itu membuat Jimin memijat pangkal hidung nya karena saking pusingnya.
"Tapi eomma aku kan...."
"Belum ingin menikah? ya Park Jimin, kau sudah 35 tahun. kalau memang belum ingin anak it's oke eomma tidak akan memaksa, tapi setidaknya eomma ingin menantu sayang..... apa kau tidak kasihan setiap eomma pergi berkumpul dengan teman teman eomma mereka ditemani menantu mereka sedangkan eomma masih saja datang sendiri? Pokoknya eomma tidak mau tau Minggu depan kosongkan jadwal dan datang ke restoran yang nanti eomma katakan di pesan. Jangan membantah!! oke".
Klik.
Telepon terputus sepihak.
Jimin hanya bisa menyandarkan tubuhnya ke kursi, rasanya lelah sekali setiap habis berbicara dengan eomma nya.
Tok tok tok.
"Masuk". Seorang wanita dengan penampilan yang terlampau sexy untuk ukuran karyawan masuk ke ruangan Jimin membawa berkas berkas yang butuh tanda tangan Jimin.
"Sajangnim, ini beberapa berkas yang perlu anda tanda tangani" Karyawan tersebut yang tidak lain adalah sekretaris nya menaruh berkas berkas tadi dengan gerakan menggoda. Namun Jimin tetap tidak melirik sama sekali dan hanya fokus menyelesaikan tanda tangan.
"Ini, sudah tidak ada lagi kan? kau boleh keluar" Perkataan Jimin yang terlampau ketus membuat sang karyawan wanita mau tidak mau langsung pergi dari ruangan Jimin.
"Cih, apa apaan itu? dia tidak tergoda dengan penampilan ku? padahal aku sudah se sexy ini? apa yang kurang dariku coba? haissh". Sang sekretaris hanya bisa menggerutu karena rencana nya gagal untuk menggoda CEO nya.
Setelah kepergian sekretaris wanita tadi kini datang lagi satu karyawan yang langsung masuk ke ruangan Jimin tanpa mengetuk pintu.
"Ada apa lagi? ingin menggoda ku lagi? kau kira aku akan tergoda dengan tubuh murahan mu itu? pergilah". Jimin mengomel tanpa melihat siapa yang masuk ke ruangannya.
"Apakah sekretaris mu kembali menggoda mu lagi? hahaha". Mendengar suara yang ternyata bukanlah karyawan wanita tadi, Jimin pun menoleh dan mendapati hyung nya lah yang masuk ke ruangannya.
"Haahhh hyung, kau benar. Aku benar benar kesal dengan karyawan karyawan wanita, kenapa mereka gencar sekali ingin menggoda ku?".
"Karena mereka tau kau belum memiliki siapa siapa di samping mu".
"Mereka bukan selera ku".
"Setidaknya cobalah salah satu, setelah itu jika ingin kau tinggalkan tidak apa apa"