≪ Z A V I Y O N ≫
━━━ ٭٭☣︎٭٭٭ ━━━
SUARA keyboard yang terus menggema dalam ruangan sederhana yang baru saja di tinggali. Lampu utama kamar sengaja dimatikan, sedangkan lampu tidur di nyalakan. Kedua gendang telinganya terhalang oleh dua benda empuk besar yang menyalurkan lantunan musik dari playlist kesukaan untuk menjadi temannya dalam mengembangkan imajinasi yang tersalurkan melalui kata demi kata indah.
Di malam harinya setelah membersihkan Zaviyon, boneka barunya juga membersihkan dirinya sendiri, pria itu langsung duduk depan komputer. Handuk bahkan masih berada di kepalanya, terlalu fokus sama kegiatannya hingga melupakan sekitar. Detik demi detik terus berganti waktu hingga menjadi jam, terhitung sudah hampir dua jam dirinya duduk bersama fokus yang jatuh pada layar komputer. Pria itu menghela nafas panjang disertai senyuman tipis kala selesai menyelesaikan BAB, jika dilihat pada layar komputer, BAB yang baru di selesaikan oleh pria itu ialah BAB 09 dengan total jumlah sebanyak sebelas ribu kata. Kata yang terlalu banyak untuk sebuah BAB cerita namun amat cukup untuk sebuah alur yang panjang.
Melirik pada jam dinding, sedikit tercengang dengan waktu, lantas pria itu pun membuka ponselnya dan menemukan beberapa pesan masuk dari editor yang menagih naskah BAB selanjutnya untuk di periksa. Segeralah ia membalas, mengatakan jika naskah akan dikirim melalui email. Setelah selesai, pria ini melepaskan headphone seraya menyandarkan punggung pada kursi, memejamkan mata sebab lelah terlalu lama menatap layar komputer. Beberapa menit kemudian, pria itu alias Rouzee, beranjak dari kursi untuk pergi ke dapur guna membuat segelas coklat hangat.
Tanpa menyadari, ada sepasang mata yang terus bergerak mengikuti setiap langkahnya hingga dirinya hilang dibalik pintu yang memisahkan mereka dalam satu tempat yang sama. Tepat setelah Rouzee menutup pintu, sepasang mata yang tadi menatap itu mengerjap dua kali, bibirnya yang dibuat tersenyum secara perlahan berubah menjadi seringai mematikan. Tak berhenti sampai di sana, tubuh boneka yang Rouzee bawa dari tempat sampah beranjak turun dengan sendirinya, melangkah dengan seringai dibawah remangnya pencahayaan. Memberikan kesan seram, yang memang amat sangat menyeramkan.
***
TUK!
Bunyi pertemuan antara secangkir gelas dengan permukaan meja yang terbuat dari kayu mengalihkan tempat dimana Rouzee telah selesai membuat minuman coklat hangatnya dan menyesap dalam beberapa tegukan. Pria itu berbalik, membuka kulkas dan memindai, mencari sebuah toples kecil berisikan bola-bola coklat yang menjadi camilan kesukaannya. Kedua matanya melengkung cantik ketika telah bertemu dengan apa yang dia cari, ketika tangannya hampir saja menggapai benda tabung itu, telinganya menangkap bunyi bell secara beruntun tak henti.
Menghela nafas, kesal dengan bunyi bel, Rouzee melangkah menuju pintu sembari mengumpati sosok yang memencet bell nya tanpa henti.
“WAIT!” Teriaknya, berharap bisa didengar oleh orang diluar sana. Akan tetapi, suara bell tak kunjung selesai terdengar, hal itu membuatnya semakin kesal tak tertolong. Tangan kanannya siap menarik pintu, namun yang dirinya lihat hanyalah kekosongan tanpa satu pun manusia di depannya. Rasa kesal yang sempat datang seketika menguap, kedua matanya mengerjap dan melangkah lebih maju lagi untuk melihat ke sekitar lorong lantai tempatnya tinggal. Namun tetap saja, tidak ada tanda-tanda kehidupan, suhunya bahkan terasa begitu dingin dan sepi.
Masih berfikir jikalau ini adalah ulah manusia yang usil, Rouzee pun bersuara sedikit keras. “Did someone ring my bell just now?” Namun tidak ada yang membalas. Rouzee masih menatap ke sekitar dengan kepala yang penuh dengan tanda tanya, masih mempercayai jikalau ada seseorang yang baru saja mengerjai dirinya. Reflek ingatannya membawa akan sosok kedua pemuda yang tadi ia temui ketika hendak membuang sampahnya, si Bastian dan Ciel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAVIYON || NOREN
Fanfiction〖 N O R E N A R E A 〗 Sebuah cerita tentang Rouzee yang menemukan sebuah boneka ditempat sampah sehari setelah kepindahannya. Entah mengapa, Rouzee ingin sekali membawa boneka itu, alhasil pemuda berusia dua puluh tiga tahun tersebut membawa boneka...