BAGIAN 13: SEBUAH JALAN TERANG, KAH?

1.1K 208 63
                                    

✯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          ATMOSFER ruangan seketika berubah menjadi menyesakkan setelah kedatangan Rouzee dengan Zaviyon dalam dekapannya. Pakaian lelaki itu terlihat sederhana meskipun kesan mahal akan harga dan kualitas tak mampu untuk dihilangkan, terlebih tubuh Marchelino sempat terlempar begitu saja seakan ditendang dengan kaki hingga punggung lelaki Kanada menghantam dinding dengan amat kuat. Dunia seketika hanya berpusat pada keempat manusia dalam ruang rawat Ciel, dengan Ciel yang membeku bingung sekaligus takut setelah melihat bagaimana tubuh Marchelino terlempar menghasilkan bunyi dentuman cukup kuat dalam ruangan. Sedangkan Bastian membantu sang sepupu untuk bangkit.

“Lo gak papa?”

“Gue gak papa,” Jawab Marchelino, menahan rasa nyeri dengan desisan terdengar sesaat. Dengan rasa sakit yang dirasakan, pria itu menghadap ke depan hingga matanya menangkap seorang lelaki bertubuh mungil dengan sorot mata dingin, sepasang tangan memeluk sebuah boneka yang menyerupai manusia dengan pakaian formal. Aura hitam yang sempat Marchelino rasakan tadi, seketika menghilang dalam sekejap, matanya mengedar menatap sekeliling untuk mencari aura hitam dengan magis tinggi yang pernah dirinya rasakan. Tetapi, tak jua dia menemukan hingga suara yang telah lama tak dirinya dengar kembali menyapa, suara yang pernah menjadi suara terindah dan dirindukan oleh sang hati pada masanya.

Marchelino memang telah memprediksi jika dirinya akan segera bertemu kembali dengan sang mantan kekasih, namun bukan dengan cara dan situasi yang seperti ini. Sejak mereka masih menjalin kisah asmara, lelaki yang berdiri di hadapannya telah bercerita tentang impiannya untuk tinggal di kota ini. Saat dirinya ingin pergi ke New York, Marchelino sempat menduga jika mereka akan bertemu, namun tidak secepat ini. “Apa kabar, kak?” Oh Tuhan, sungguh Marchelino merindukan suara ini yang selalu menyanyikan lagu sebagai penghantar kantuknya dahulu, ada sebuah penyesalan dan rindu yang diam-diam datang tanpa diundang. Jika saja kekuatan kembali ke masa lalu itu nyata dan Marchelino memilikinya, ingin rasanya dia kembali untuk tidak mengucapkan kalimat perpisahan yang membuatnya terlalu takut untuk jatuh cinta kembali.

Meninggalkan Douzel Rouzee, adalah sebuah penyesalan luar biasa baginya. Bagaimana tidak? Rouzee adalah cinta pertama bagi Marchelino, kesan lelaki itu terlalu manis dan nyaris sempurna untuknya bisa melupakan Rouzee, hingga meninggalkan penyesalan juga sesak luar biasa bagi dirinya.

Sepasang mata hitamnya yang telah lama tak berbinar, telah kembali menunjukkan binarnya juga kehidupan yang telah lama meredup sejak perpisahan kala itu. Dari mata, koushik terhantarkan dalam dua atma tanpa kata, perasaan membuncah menggelitik diri tetiba terserang oleh perhatian lain, oleh aura hitam yang kembali datang tanpa diundang. “Rouzee?”

Sedangkan sang lawan bicara, meskipun terlihat tenang, percayalah jika Rouzee sendiri sedang berusaha kuat untuk tidak berbalik pergi hanya karena sebuah keinginan besar yang memintanya untuk berlari dan memeluk tubuh dari lelaki yang pernah mengukir kisah pada buku takdirnya. Hingga, Rouzee menyalurkan rasa gelisah pada jiwa kepada boneka berarwah yang berada dalam dekapannya. Tanpa mengetahui, tanpa menyadari bahwasanya benda yang dirinya peluk telah mengeluarkan aura begitu pekat. Aura yang disadari oleh Bastian dan dilihat oleh Marchelino, sedangkan Ciel terdiam dengan perasaan berdebar tak nyaman pada pandangan terkunci pada Sofia.

ZAVIYON || NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang