BAGIAN 07: WHAT THE FUCK?

1.5K 270 53
                                    

≪ Z A V I Y O N ≫

━━━ ٭٭☣︎٭٭٭ ━━━

           MELUPAKAN masalah juga aura jahat yang Bastian rasakan, pemuda itu melangkah menyusul kedua pria lainnya yang telah fokus memasak makanan yang telah mereka sepakati. Tentu bersama Sofia yang sedang ketakutan dalam dekapannya, membuat Ciel yang tak sengaja melirik Bastian hanya menggeleng kecil. “Biar gue aja kak yang masak ayam kecap,” Katanya kepada Rouzee, mendapatkan anggukan dari yang tua. Ciel menatap Rouzee yang ingin mencuci beras sebelum dimasukkan ke rice cooker, tangannya menghalangi pergerakan Rouzee dan hal itu membuat pria yang lebih tua darinya menatap bingung.

“Apa?”

“—Eh, tiang! Mending lo yang cuci dan masak berasnya, Sofia taruh aja di kursi. Gak akan pergi dia juga,” Katanya dengan nada perintah kepada Bastian, membuat Rouzee terkekeh melihat ekspresi lelaki itu. Melirik Bastian yang berdecak, “Bisa, kan?” Yakinnya, dan Bastian mengangguk. “Bisa, kak.” Setelahnya pemuda jangkung itu bangkit, mendudukkan Sofia pada kursi yang menghadap ke arah mereka bertiga, dikarenakan Sofia yang enggan menatap ke belakang.

Melihat Bastian yang mengambil alih untuk memasak nasi, maka Rouzee akan beralih membuat makanan yang lain, mengeluarkan telur yang ada dalam kulkas dan berniat membuat telur balado yang menjadi salah satu makanan kesukaannya. Setelah memasukkan beberapa butir telur kedalam panci guna direbus, Rouzee beralih mempersiapkan sambal balado akan tetapi Bastian menarik perhatiannya. Dahinya berkerut, memperhatikan gerak-gerik si jangkung yang fokus dengan tugasnya memasak nasi.

Hingga matanya membesar ketika Bastian dengan ringannya mengambil minyak goreng untuk dimasukkan ke dalam rice cooker. “Woi!” Teriaknya, mengejutkan kedua pemuda yang sibuk dengan tugas masing-masing, namun dengan ekspresi polos seperti anak berusia lima tahun, Bastian menoleh menatap Rouzee yang panik dan mengerjap kala botol berisikan minyak goreng direbut. “Apa, kak?”

“Masaknya pakai air! Kenapa kamu pakai minyak goreng?” Ucap Rouzee, terdengar frustasi dan heran. Ciel yang mendengar perkataan Rouzee seketika menghela nafas panjang sembari menepuk jidatnya, dia lupa jikalau Bastian tak memahami dunia dapur sekalipun itu cara memasak nasi yang benar. “—Oh, pakai air,” Responnya dengan polos, membuat Rouzee menggeram tak percaya sedangkan Ciel terkekeh menyaksikan ekspresi yang tua, ekspresi yang membuatnya terhibur. Gemas, Ciel menepuk kepala yang tua seraya berkata, “Kakak jangan gemas-gemas dong kak, kan aku jadinya pengin pacarin kakak,” Ucapnya yang mendapatkan dengusan sebal dari Rouzee.

Tak memperdulikan Ciel, Rouzee kembali memfokuskan pandangan pada Bastian yang masih terdiam dengan ekspresi polos, membuatnya menjadi tak rela mengomeli lelaki itu. Mendekat setelah menaruh minyak goreng, “Let me teach you,” Dan berikutnya Rouzee dengan sabar mengajari Bastian tahap demi tahap yang benar untuk memasak beras menjadi nasi, untungnya Bastian adalah tipe manusia yang mudah meresap hal baru dalam sekali ajaran. Alhasil, Rouzee tak perlu mengeluarkan emosinya yang setipis tisu itu secara berlebihan. Ketiganya fokus dalam dunia mereka, sesekali berbincang dan bercanda bahkan Ciel semakin berani menggoda Rouzee namun Rouzee tolak godaan itu. Ciel tak sakit hati, sebab memang dirinya tipe lelaki tengil yang gemar menggoda dan membuat korbannya kesal, ekspresi Rouzee itu menggemaskan bila marah berbanding dengan Bastian yang ekspresinya ingin sekali ia pukul.

Sayangnya, mereka bertiga tidak menyadari bahwasanya atmosfer telah berubah, suhunya menjadi jauh lebih rendah nan dingin yang berhasil membuat bulu kuduk merinding, padahal waktu baru saja menunjukkan pukul empat sore lebih tujuh menit, masih bisa dikatakan cukup jauh menyambut gelapnya malam.

ZAVIYON || NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang