BAGIAN 08: DON'T YOU DARE

1.6K 298 58
                                    

≪ Z A V I Y O N ≫

━━━ ٭٭☣︎٭٭٭ ━━━


Thank you.” Ucapnya setelah menerima nota pembayaran atas beberapa makanan yang dirinya beli, dua gelas minuman dengan rasa jeruk dan air mineral biasa, beserta sebungkus rokok yang akan menemaninya bermain bersama kepalanya yang begitu berisik. Setelah kepergiannya dari apartemen meninggalkan boneka yang pernah dirinya pungut ketika sedang membuang sampah saat tiba di gedung apartemen sewaannya. Ia pikir, dengan adanya boneka yang telah diberi nama Zaviyon bisa menemani kesehariannya yang sendirian, terlebih waktunya lebih banyak digunakan dalam ruangan sebab ia berprofesi sebagai seorang Penulis.

Tetapi rupanya Rouzee salah, boneka itu bukan hanya sekedar boneka biasa yang telah banyak dijual pada toko-toko, dan seharusnya Rouzee mengetahui itu sebab sejak awal bertemu, wujud dan ukurannya terlalu mustahil untuk disebut sebagai boneka biasa. Apalagi setelah semesta mempertemukannya dengan Bastian, yang memiliki sebuah boneka berarwah, si Sofia. Harusnya, Rouzee mendengarkan apa yang Bastian dan Ciel katakan, dan dirinya telah memiliki niat membuang Zaviyon.

Jika saja Zaviyon telah sejak lama ia buang, pasti Ciel tak akan terluka seperti tadi. Entah mengapa Zaviyon mencelakakan Ciel, Rouzee sungguh tak mengerti jalan pikiran boneka itu.

Menghela nafas panjang, kepalanya sedikit mendongak menatap langit yang telah berubah warna menjadi hitam. Bulan tak terlihat, namun cuacanya terlihat cerah malam ini, kepalanya menoleh dan memperhatikan sekitar, menyaksikan bagaimana orang-orang menjalani aktivitasnya dengan seorang diri ataupun bersama orang lain. Orang Barat ini memang terlihat bahagia dan menikmati hidupnya dengan bebas, karena mereka pandai mengekspresikan diri mereka walaupun rasisme terlalu tinggi di negara ini. Juga, kejahatan kriminal pun masih sangat tinggi, meski begitu, pihak keamanan cepat menanggapi tidak seperti negara asalnya, Indonesia.

“Indonesia hukumnya telah kebal oleh uang dan kekuasaan, berbeda dengan negara ini.” Gumamnya, diikuti helaan nafas panjang. Mengeratkan cengkeramannya pada kantong plastik belanjanya, Rouzee melangkah menuju tempat yang sekiranya damai dan menenangkan. Suasana sepi yang tenang adalah tujuannya, tempat yang sangat cocok untuk manusia berkepribadian Introvert seperti dirinya.

Rouzee terlalu fokus sampai tak menyadari ada seseorang yang berjalan ke arahnya, berpakaian serba hitam dan memakai topi yang ditutupi lagi dengan tudung jaket, bahu mereka bersinggungan cukup kuat, membuat tubuh kecil Rouzee terdorong beberapa senti ke belakang. Dengan ekspresi kesal, Rouzee menoleh dan berdecak kesal ketika si pelaku tak berhenti melangkah, seperti tak peduli bahunya bersinggungan dengan orang lain. “Menyebalkan.” Gumamnya, berdecak dan kembali melangkah sembari membuka rokoknya, mengambil satu batang lalu membakar ujungnya dengan rokok yang ia juga beli tadi.

Menyesap nikotin dengan begitu dalam, mengeluarkan asapnya ke udara. Ah, sebuah rasa yang Rouzee rindukan dikala pikiran yang berkecamuk. Hidup pada sebuah kota di mana tak satupun orang yang bisa mengenali dirinya, bersama sekotak rokok yang akan menjadi teman malamnya yang berperang melawan kepala.

Tanpa Rouzee sadari, pelaku serba hitam itu tengah menatapnya di tengah keramaian manusia, menurunkan tudung jaket memperlihatkan garis rahang tajam seorang pria hingga ke hidung. Ketika punggung sempit telah tenggelam dalam keramaian manusia, barulah sosok misterius ini menaikkan kembali tudung jaket dan melanjutkan langkahnya.

“I found him.” Adalah kata terakhir yang sosok misterius itu katakan dengan tangan kanan memegang earpiece.

***

ZAVIYON || NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang