✯
SEPASANG kakinya terus berlari dengan kepala yang amat berisik, hati yang terus berbicara kepada sang jiwa yang tak tenang memberikan rangsangan gelisah tak tertahankan, detik yang terus berjalan menambah waktu, bisingnya dunia dan pergerakan makhluk hidup lainnya terasa tak berguna untuk menyadarkan dirinya jika dunia ini bukan hanya dia sajalah yang hidup. Berlari di tengah padatnya kota, menabrak tubuh siapapun itu tanpa bisa mengucap maaf dengan sempurna hingga berakhir mendapatkan umpatan kasar. Dirinya tidak peduli sebenarnya, karena fokusnya hanya terus berlari mencari titik yang dirasa mampu membawanya pada sebuah boneka itu.
Bersama kepala yang begitu berisik, otaknya terus memutarkan rekaman kalimat yang disampaikan oleh sang Polisi mengenai ciri-ciri yang telah membawa Zaviyon darinya. Seorang anak perempuan dengan rambut pirang dan Ibunya, dengan ukuran Zaviyon yang sungguh sangat besar menjadi nilai tambahan dalam memudahkannya untuk menemukan mereka. Tapi, sialnya tak semudah itu menemukan mereka, ada jutaan raga yang bernyawa hidup di kota itu, terlampau sulit menemukan walaupun ada istilah jika dunia itu sempit.
Larinya berhenti sesaat untuk memindai sekitar, pada jalanan yang cukup besar tanpa kendaraan melewati yang penuh oleh kerumunan manusia yang tengah berjalan-jalan, ada banyak sekali toko, termasuk toko mainan. Firasatnya menduga jika sang Ibu akan membawa putri kecilnya ke toko untuk membelikannya mainan, dan di arah jam sebelas darinya berdiri, Rouzee bisa melihat seorang anak perempuan yang berdiri di depan toko mainan dengan tangan menggenggam tangan wanita dewasa, dan wanita itu menggendong Zaviyon.
Senyumnya merekah lega, dengan segera dirinya kembali berjalan dengan sangat susah payah akibat kerumunan manusia yang terlalu padat. Seperti di film yang menghambat si tokoh untuk menemui sosok yang sedang dikejarnya. “Excuse me!” Kata itu yang terus keluar dari bibirnya, dan menyebalkannya lagi ada seorang laki-laki yang memintanya untuk mengambil foto bersama kekasih lelaki itu. Karena dirinya adalah manusia yang tak enakan, alhasil Rouzee membantu dan langsung memberikan ponselnya begitu saja setelah selesai.
Sesuai tebakan, toko yang tadi dimasuki oleh sang target justru tak lagi ada mereka berdua. Keduanya telah pergi, membuatnya mengerang dan mencoba mencari kembali. Dan di depan toko Ice Cream, matanya menangkap targetnya, dengan segera ia berlari dengan menabrak tubuh-tubuh yang menghalangi. Nafasnya terengah, keringatnya telah turun membasahi raganya, lelah namun Rouzee tak ingin menyerah begitu saja.
“HEY!” Serunya, bingung ingin memanggil apa karena memang ia tak mengenal siapa yang membawa Zaviyon. Di tengah perjuangannya melewati lautan manusia yang sangat ramai itu, dengan pandangan yang sesekali menatap sang target, Rouzee bertatapan dengan Zaviyon dalam waktu satu detik sebelum dirinya jatuh karena terdorong oleh tubuh besar dari pria berotot. Wajah pria itu terlihat sangat sangar, membuat Rouzee yang ingin marah justru tertahan, jelas dirinya tak akan bisa menang dengan pria berwajah sangar yang menyombongkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAVIYON || NOREN
Fanfic〖 N O R E N A R E A 〗 Sebuah cerita tentang Rouzee yang menemukan sebuah boneka ditempat sampah sehari setelah kepindahannya. Entah mengapa, Rouzee ingin sekali membawa boneka itu, alhasil pemuda berusia dua puluh tiga tahun tersebut membawa boneka...