BAGIAN 15: KECELAKAAN

1.1K 183 27
                                    

✯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

             RUANGAN yang menjadi tempat Rouzee mendapatkan penanganan akan luka terbuka yang ia alami berbeda dengan tempat di mana Ciel dirawat. Tentu, ada sang mantan kekasih menemani bersama seorang Perawat perempuan yang usianya sekitar kepala tiga menemani. Sepanjang Rouzee mendapatkan penanganan medis, Marchelino tak berhenti menatap lelaki yang pernah mengisi hari saat kisah asmara terjadi beberapa tahun yang lalu.

Masih terekam jelas dalam benaknya saat Rouzee terluka dan dirinya yang membawa anak itu ke ruang kesehatan, juga mengobati luka akibat jatuh ketika jam pelajaran olahraga berlangsung. Kebetulan sekali sang Dokter Sekolah tidak hadir sehingga Marchelino yang mengobati. Rouzee mengerang karena sakit yang dirasakan, obat antibiotik yang bertemu dengan luka memberikan efek sakit serta nyeri pada sang pemilik luka. Raut kesakitan sang kekasih membuat Marchelino kesal dan marah karena gagal melindungi sang kekasih, apalagi pada kala itu Marchelino tahu jika Rouzee jatuh karena ada teman sekelas Rouzee yang mengulurkan kaki ketika mereka sedang berlari hingga Rouzee jatuh, lututnya bergesekan dengan permukaan lapangan yang diaspal. Aspal yang mulai tua hingga menjadi aspal kasar itu lah yang memberikan luka pada sang kekasih.

Tak hanya itu, dagu kekasihnya juga terluka, menghasilkan luka sebesar satu biji kelereng dan darah yang keluar sedikit. Oh, itu pasti akan terasa menyakitkan juga walaupun terlihat seperti luka kecil.

Namun, Rouzee yang saat ini dirinya lihat berbeda dengan Rouzee kekasihnya dahulu. Tidak terlihat ekspresi kesakitan yang lelaki itu perlihatkan, matanya bahkan menatap dingin akan tangan sang Perawat pada lengannya sendiri. Hingga tugas sang Perawat selesai dan berpamitan, Rouzee masih tak berekspresi lebih, memilih turun dari ranjang namun berhenti karena Marchelino menahan, membuatnya duduk di tepi ranjang Rumah Sakit.

“Apa?” Respon Rouzee, membuat yang tua menghela nafas kasar. Marchelino tidak langsung bersuara, pria itu menatap Rouzee dengan penuh arti, tatapan yang membuat Rouzee mengalihkan pandangannya dari sang mantan. Karena sungguh, binar Marchelino seperti binar ketika mereka masih menjadi sepasang kekasih. “Kalau gak ada yang penti—”

“Ini penting. Demi keselamatan kamu.” Sanggah Marchelino dengan sangat cepat, membuat Rouzee menatap kembali pria itu dengan binar bingung dan penasaran. “Langsung ke intinya, Kak. Bisa?” Tanggapan Rouzee membuat Marchelino melepaskan genggamannya pada sang mantan, namun gerak tubuhnya mengunci raga kecil Rouzee yang masih duduk di tepi ranjang. Apa yang Marchelino lakukan sungguh membuat jantung Rouzee berdebar tak nyaman, terlebih aroma yang rupanya masih sama itu masuk dalam indra penciumannya, masuk menyelinap bertemu pada otak yang membuatnya teringat akan kenangan masa lalu.

Dahulu, ketika mereka masih menjadi sepasang kekasih, dengan kondisi seperti ini Rouzee akan membawa tubuh yang tua masuk dalam dekapannya. Tangannya akan memberikan usapan pada surai dan punggung pria ini, namun saat ini situasi telah berbeda meskipun jiwa dan hati memberontak memberikan sebuah pelukan.

ZAVIYON || NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang