≪ Z A V I Y O N ≫
━━━ ٭٭☣︎٭٭٭ ━━━
SETELAH mengalami pagi yang cukup menyeramkan, maka di sinilah Rouzee berada, terduduk seorang diri pada sebuah kafe yang berjarak beberapa meter dari gedung apartemennya. Masih dengan pakaian yang sama, melamun dengan tangan terus mengaduk secangkir kopi es yang ia pesan, tatapannya sungguh kosong bersama pikiran yang terus memikirkan kejadian yang dialami pagi tadi. Bagaimana bisa sebuah boneka yang ia temui tersenyum seperti itu? Apakah memang jika boneka tersebut memiliki isi sebagaimana Sofia? Jika benar, lantas apa yang harus ia lakukan? Membuangnya ataukah tetap menahannya?
Entahlah, Rouzee sungguh bingung dan sekarang kepalanya cukup pusing memikirkan Zaviyon. Jika boleh jujur, Rouzee sangat menyayangi boneka itu, ia tidak mau membuangnya karena berpikir bahwa mereka sama. Sama-sama sendirian di dunia ini, jika benar bahwasanya Zaviyon adalah boneka dari pemilik unit sebelah maka tak ada larangan untuknya merawat Zaviyon, selagi boneka itu tidak melewati batas. Sesaat kemudian, pikirannya teringat akan apa yang semalam ia rasakan, di mana dirinya tertidur di depan komputer ketika sedang meriset karya barunya dan berakhir bangun di atas ranjang. Meskipun rasa kantuk mendominasi, sesungguhnya Rouzee mendengar suara derap langkah dan beberapa suara bernada rendah di sampingnya. Dirinya juga jelas merasakan ada sepasang tangan yang menggendong raganya untuk masuk dalam kehangatan ranjang, disusul suara derit dan sentuhan yang memeluk raga lelahnya dalam kegelapan malam.
“Night, Oze.”
“—Oze,” Gumamnya ketika mengingat nama itu, nama yang keluar dari suara berat yang sedang mendekapnya malam kemarin. Menghela nafas panjang, menyandarkan punggung pada kursi dengan tatapan terangkat, menatap orang-orang yang berada di luar kafe sedang berjalan seorang diri ataupun bersama, menyaksikan aktivitas manusia di pagi hari yang bisa dikatakan cerah. Kemudian lirikan matanya bergeser pada aktivitas pegawai kafe yang sedang bekerja, entah itu membersihkan lantai dan meja ataupun melayani pelanggan yang datang.
Akan tetapi atensi Rouzee beralih ke depan saat mendengar ada seseorang yang sedang menyapa dirinya. “Hi,” Rupanya seorang pria muda, wajahnya ciri khas wajah Amerika dengan style khas anak Amerika. Memberikan senyuman ramah, Rouzee balik menyapa, “Hi!” Dan pemuda itu tersenyum, memperlihatkan deretan giginya rapi, pula memperlihatkan kedua lubang pada pipi yang akan terlihat ketika bibirnya bergerak, menciptakan lengkungan manis. Sedikitnya Rouzee terpana, hingga pemuda itu kembali bersuara meminta izin duduk pada satu meja yang sama.
Mengerjap, Rouzee mengangguk, “Sure, please sit here.” Tanggap Rouzee, yang nembuat pemuda tersebut menarik kursi dan duduk di hadapannya. Rouzee yang tiba-tiba menjadi canggung sebab berada pada satu ruang yang sama dengan orang tak dikenali pun menegak kembali kopinya, bingung ingin berbincang tentang hal apa. Untungnya, pemuda itu kembali mengajaknya berbincang.
“Are you Asian?” Rouzee mengangguk, “I’m from Indonesian.” Balasnya, memperlihatkan binar pada sepasang mata cokelat jernih si pemuda. “I know Indonesia, Indonesia is known for having friendly peoples,” Begitu ucapnya. Memang Rouzee pun mengakui jikalau Indonesia memiliki rakyat yang ramah dan mudah berbaur, hanya saja, Indonesia memiliki rakyat dunia maya yang memiliki komentar pedas tak berhati. Banyak orang asing yang mengakui keramaian penduduk lokal Indonesia, juga pesona keindahan alam Indonesia yang tak ada tandingannya dengan negara lain dan yang paling terkenal tentu provinsi Bali bagi orang luar.
Lagi, pria mungil itu tersenyum manis, “If you go to Indonesia, I suggest you eat traditional Indonesian food.” Katanya, memberikan saran jikalau pemuda ini ingin pergi ke Indonesia, dan pemuda itu terkekeh tampan, suaranya yang serak basah terdengar memberikan efek yang luar biasa pada jantungnya. Wajar, Rouzee itu seorang biseksual. “Noted.” Balasnya, berdehem dan bisa Rouzee lirik ada hal yang ingin pemuda itu katakan, maka diam-diam Rouzee menanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAVIYON || NOREN
Fanfiction〖 N O R E N A R E A 〗 Sebuah cerita tentang Rouzee yang menemukan sebuah boneka ditempat sampah sehari setelah kepindahannya. Entah mengapa, Rouzee ingin sekali membawa boneka itu, alhasil pemuda berusia dua puluh tiga tahun tersebut membawa boneka...