"Aku hamil"
"Kau gila"
Lisa mengepalkan tangan nya menahan tangis. Benar benar tertekan "aku serius Jen"
"Kalian tidak pernah memakai pengaman saat melakukan nya?"
"Jin terkadang tidak mau jenn! Aku harus bagaimana?"
Sahabat nya terdiam sejenak. Mereka mengulur waktu lebih banyak untuk berbicara hal yang serius. "Kau harus bicara pada jin . Lisa kau dengar aku ? Bicarakan dengan jin!"
"Aku takut jin meninggal kan aku"
"Bagaimana dengan jin ? Apa dia benar benar mencintai mu?"
"Dia mengatakan itu saat kami melakukan nya"
"Dan kamu percaya??? Tidak semudah itu Lisa !"
"Tapi aku percaya jin. Karena dia tidak memiliki kekasih kan?"
Mereka saling menatap menyelami pikiran masing masing. Terakhir kali malam itu mereka keluar bersama sama bersama pasangan mereka masing masing. Lisa terus menerus menggila bersama jin malam itu. Sedangkan jenny dan Taehyung hanya menghabiskan waktu bercumbu di tengah kerlap kerlip lampu bar. Tae lebih dulu menghentikan aktivitas mereka dengan alasan tak bisa pulang terlambat. "Tak di ragukan lagi pasti kau dan jin melakukan berkali kali "
Lisa mengangguk. Ucapan sahabat nya benar. "tiap kesempatan jin selalu menyempatkan nya saat kami ada waktu luang" Lisa duduk lemas. "Percaya atau tidak bahkan dia pernah memaksa melakukan itu di mobil"
"Kau sudah terlalu jauh Lisa. Ini gila. Bicarakan ini dengan jin secepat mungkin "
****
Jimin menatap diam sahabat nya. Yangembolak balik tas branded berwarna hitam putih "ini adalah warna kesukaan jin. Dia pasti suka ".
"Dia itu orang kaya kook. Pabrik nya pun bisa dia beli. Suruh dia beli sendiri " kata Jimin gemas
"Benar. Tapi jika aku memberikan pada nya bukan kah jadi lebih spesial ? Apalagi aku membeli nya dengan menyisihkan uang jajan ku"
"Kau benar benar mencintai nya ya? " Jungkook tidak menjawab. Entah mengapa Jimin seperti tidak suka sekali dengan kedekatan nya dengan jin. "Kapan anniversary kalian?"
"Tiga hari lagi. Datanglah aku akan membuat rencana liburan kecil di pinggir laut untuk kita. Di tempat kami pertama pergi berkencan "
"Hmm ku harap aku bisa datang "
Kata Jimin seperti enggan."Aku tau kau menyayangiku kan ? Kau menyayangi sahabat mu ? Kau pasti akan datang " kata jungkook menggoda Jimin
"Yeaaah... Yeaaah meskipun aku sebenarnya enggan bertemu kekasih mu itu" kata Jimin sarkas
"Tak usah melihat nya. Cukup lihat aku sahabat mu yang imut dan cute ini" kata jungkook sambil tersenyum jahil
"Ya..ya... Dan jangan lupakan satu lagi... Sahabat yang keras kepala " kata Jimin
"Kook... Apa kau tak pernah merasa ada yang mengganjal dengan kekasih mu ?""Contoh nya seperti apa?"
"Kau mendapati pesannya di ponsel kepada atau dari perempuan lain atau pria lain?"
'aku tidak pernah memeriksa ponselnya"
Sial... Sebodoh ini sahabat nya . Jimin menatap Jungkook tidak percaya "kenapa kau tidak coba membuka ponsel nya? Kalian sudah pacaran 3 tahun"
"Jin bilang stay private"
Jimin menatap Jungkook dengan prihatin. Dia benar benar memiliki sahabat yang berfikir kekanak Kanakan . Jungkook berfikir semua orang berfikir dan bertindak yang sama dengan nya. Dia tidak tau jika dia sudah di tikam dari belakang oleh kekasihnya. "Dunia mu selurus apa sih kook ? Kau sampai berfikir semua orang sebaik dan setulus dirimu "
"Jim... Dia kekasih ku. Aku mengenal nya dan aku percaya dirinya"
"Kau yakin dia setia padamu ?"
"Tentu saja. Dia tulus Jim . Cara jin memperlakukan ku seperti tak ingin melukai ku sedikitpun"
"Publikasi kan hubungan kalian kalau begitu! Tak ada yang mencemooh hubungan sesama jenis sekarang. Tidak perlu takut. Kau butuh pengakuan"
"Aku masih memikirkan itu Jim. Hubungan sejenis seperti kami masih belum mudah . Beresiko Jim... "
Jungkook sadar hubungan seperti mereka masih awam di Korea. Tentang hubungan sesama terkadang masih banyak yang menentang nya. Tetapi tidak untuk keluarga Jungkook yang ayah nya sudah biasa tinggal di Jerman. Keluarga jungkook cukup terbuka dan bisa menerima.
"Sambil merayakan anniversary kalian bukankah ini adalah hadiah terbaik untuk kalian ? Aku pikir kalian sudah lelah jika terus sembunyikan hubungan seperti ini"
"Iya juga ya Jim.. " ya seharusnya Jungkook memikirkan ini dari awal. "Publikasi hubungan pasti penting juga buat kami Jim "
"Benar. Jangan sampai kau tak dianggap "
"Semoga rencana mu berhasil. Jungkook dan jin mempublikasikan hubungan mereka. Sehingga perempuan itu tau dan menjauh. Tanpa aku harus menyakiti jungkook" kata Jimin dalam hati
"Aku akan bicarakan ini dengan jin. Percaya lah pada ku" kata Jungkook
"Jika kau publikasikan hubungan mu dengan jin tanpa pemberitahuan padanya lebih dulu bagaimana?"
"Aku takut jin marah "
"Kenapa harus marah ? Dia kan kekasih mu. Kau tidak sedang berencana untuk menyebar berita palsu kan? . Jangan ragu dong. Tunjukkan pada dunia dia milik mu"
"Baiklah aku akan melakukan nya nanti saat anniversary "
****
Yoongi menceritakan kepada Jimin. Dan Jimin pun juga merasakan nyaman bisa berbagi dengan Yoongi tentang yang dia rasakan melihat jin yang sudah mulai tidak terkendali.
"Jungkook janji kepada ku akan melakukan publikasi saat anniversary nantinya Yoon "
"Bagus. Kita akan menunggu kabar baik dari mereka "
Mereka berdua yakin tentang publikasi ini adalah cara paling tepat untuk menjaga hubungan jin dan Jungkook. "Sebenarnya aku benci kepada temanmu itu Yoon. Tetapi aku lebih benci melihat jungkook menangis"
"Kau sangat setia kepada Jungkook, tidak seperti ku mengkhianati jin . Padahal jin teman ku"
"Jungkook teman terbaik ku. Kami sudah bersama sejak aku masih kecil. Kami sudah terbiasa saling berbagi dan membantu. Rasanya sakit jika melihat nya menangis. Hatinya sangat polos dan lembut. Tak pernah sedikitpun ada rasa curiga kepada orang lain "
"Jungkook sepolos itu kah ?" Tanya Yoongi tidak percaya
"Ya.. dia sepolos itu . Dia selalu berfikir semua orang sebaik dan setulus dirinya. Aku tidak tau apa yang akan terjadi jika jungkook tau tentang jin yang sudah menyakiti nya. Mungkin dia bisa seperti jatuh ke dasar jurang " kata Jimin sedih
"Sudahlah jangan sedih. Aku akan terus membantu mu agar jin terlepas dari Lisa dan hanya bersama jungkook "kata Yoongi meyakinkan jimin
"Sebenarnya apa yang menjadi niat mu mau membantu ku Yoon. Kau tidak bermuka dua kan?"
Yoongi menatap Jimin tajam. Dia tidak menyangka Jimin masih mencurigai nya. "Ah tidak tidak... Kau jangan curiga padaku Jim . Aku tidak seburuk itu. Jin sudah melewati batas nya. Tadi nya aku tidak tau jika jin sudah berhubungan dengan Jungkook. Tetapi lama lama aku mulai berfikir setelah aku tau hubungan mereka. Rasa iba ku kepada jungkook, rasa muakku kepada jin dan rasa benciku dengan perbuatan yang dilakukan nya. Aku memiliki adik dan dia sedang mengalami hal yang sama seperti Jungkook. Aku tau kepedihan jungkook akan seperti adik ku nanti nya. Jadi aku tidak akan berdamai lagi dengan hal yang di lakukan jin. Karena imbas nya bisa mengakibatkan luka kepada orang lain. Mungkin bukan hanya Jungkook tetapi juga Lisa dan keluarga mereka "
"Terima kasih Yoon kau mau membantu ku"
"Tentu saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Romance"Aku tidak pernah menyalahkan takdir. Jika kamu merasa keputusan mu adalah yang terbaik lalu aku bisa apa?? " Jungkook menatap kekasihnya nanar