bye-bye

535 58 3
                                    


Tin dan Naret sudah berada di kamar tin , mereka pulang setelah bisa menenangkan ibunya

"Tin Aku harap kau tidak serius mengatakan itu "ucap naret dengan nafas cepat tanda marah

"Maafkan Aku phi"suara tin terdengar lemah,

"Maaf?Kenapa minta maaf ?Apa kau benar-benar ingin kita berpisah?"

"Semua demi ibuku"

"Tapi tidak dengan cara berpisah tin, aku rasa ini tidak masuk akal. Mengapa ibumu tiba-tiba ingin kita mengakhiri hubungan kita?"

"Aku paling mengerti perasaannya "

Naret mencoba mondar mandir untuk mengikis rasa kesalnya

"Tapi Tidak dengan seperti tin,  Aku aku tidak mau, tidak ada alasan untuk berpisah,ke.. kenapa?hiks ..."
Naret akhirnya tak sanggup membendung rasa sesak di dadanya

"Phi .. maafkan aku"
Nada bicara tin masih lemah seperti putus asa

"Aku tidak butuh permintaan maaf !! Aku tidak mau, kita tidak akan berpisah!!"teriak naret

"Lalu apa kau punya cara yang lebih baik phi?!! Katakan padaku jika kau punya cara lain, kau bisa lihat sendiri bagaimana ibuku bertindak, dia hampir bunuh diri phi !! Dia hampir mati! hiks hiks..." Teriak tin akhirnya menggema, dia juga meneteskan air matanya

Naret lalu menghampiri tin dan memegang tangannya
"Tapi aku juga tidak mau perpisahan ini hiks hiks hiks tin... Aku mohon jangan lakukan ini .. kita tidak ada masalah apapun...hiks hiks .. ku mohon  jangan lakukan ini"

Ucap naret dengan tubuh yang perlahan turun dan terduduk

Tin terdiam menunduk, dia berdecak pinggang dengan mengalihkan pandangan ke jendela

Tak sanggup melihat naret yang terduduk menangis di lantai

Lama suara tangisan naret mendominasi ruangan, akhirnya tin kembali bersuara

"Phii ... Ibuku adalah segalanya bagiku, sejak dia berpisah dengan ayahku dia berjuang sendiri untukku, dia bekerja siang malam agar aku bisa sekolah, dia tidak pernah meminta apapun bahkan dia langsung senang saat aku memperkenalkan mu padanya hiks hiks... Dan sekarang dia sedang sakit, aku tidak bisa mengabaikannya, dia membutuhkanku, hanya aku yang dia punya... Aku tidak bisa meninggalkannya"

"Lalu bagaimana denganku tin? Kau tidak memikirkan perasaanku? Hah?!"
Tanya naret dengan kepala yang terangkat melihat wajah tin

"Kupikir kau akan mengerti, kita pernah berada di posisi yang sama, ibu kita adalah korban dari keegoisan orang orang itu, kau pasti tahu perasaanku phi .. hiks.. semua ini juga sulit untukku, aku mencintaimu, aku sungguh tak ingin ini terjadi, namun aku juga tak bisa mengabaikan ibuku"

Naret lalu kembali terisak, dia menggeleng geleng kan terus kepalanya, menolak untuk menerima semua

"Hiks tidak tin ... Aku tidak mau, hiks hiks , ini tidak adil... Aku tidak bisa!! Ku mohon jangan lakukan ini, kita bisa pikirkan cara lain"

"Phi mengertilah... Keluargamu sudah bahagia dan lengkap dengan kedatangan ayahku, meski kalian tahu bagaimana dulu ayahku bertindak, tapi ibumu tetap menerimanya, aku sungguh berterimakasih, aku selalu berharap hidup kalian bahagia seutuhnya, terutama ibumu. Kau banyak menceritakan tentang kesedihannya padaku dan aku bisa melihat tawanya saat bersama ayahku. Itu cukup membuatku lega. Phii .. setidaknya di antara ibu kita harus ada yang bahagia, kau mendapatkan kebahagiaan ibumu maka biarkan aku juga mencari kebahagiaan ibuku, ini bukan tentang jarak. Tapi tentang kasih sayang, meskipun kita berpisah, kita masih bisa bersama , kita masih bisa saling mengubungi satu sama lain"

Better Me (Poohpavel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang