Naret melirik sekilas ke arah pintu dimana tin berdiri disana dengan satu tangan yang memegang jas kerjanya.Namun matanya kembali fokus pada mangga yang sedang dia makan.
Membuat tin sedikit mengerutkan keningnya bingung,
"Khun tin, kau baru pulang hehe... Aku membantu Khun naret membereskan barang belanjaannya di dapur"ujar diao seolah tahu pertanyaan wajah tin
Tin tersenyum simpul lalu berjalan mendekati naret,
"Phi..."
"Diao tolong siapkan juga makan malam yah, Aku ingin nasi goreng kemangi, kau bisa membuatnya kan?"ujar naret memotong perkataan tin
"O..oh oke!"jawab diao tampak ragu, diapun segera pergi ke dapur.
Naret lalu kembali mengupas mangganya,
"Phi..." Suara tin kembali terdengar.
"Gantilah pakaian mu, kau bau alkohol"
"Pertemuan tadi cukup santai jadi aku minum bersama klien"
"Aku tidak bertanya"
"Phi apa kau masih marah padaku?"
"...."
"Phi maafkan aku, aku tidak bermaksud berkata seperti itu"
"Tidak apa-apa, aku mengerti"ucap naret lalu berjalan menuju dapur untuk mencuci tangan nya,
Setelah itu dia pergi ke kamar dan tin ikut membututi dari belakang
"Phi .."
"Tidak perlu bicara lagi tin, aku sudah terbiasa seperti ini dan semoga anak kita juga terbiasa saat dia lahir"ucap naret lalu menutup pintu sebelum tin masuk ke kamar
Tin membuang nafasnya melihat pintu di hadapannya,
Awalnya dia ingin kembali mengetuk namun sepertinya naret butuh waktu sendiri saat ini.
Jadi tin memutuskan pergi ke ruang kerjanya dan membersihkan dirinya.
Setelah selesai, tin lalu pergi ke dapur. Dan sudah tak mendapati diao disana,
Lalu tin kembali berjalan ke arah kamar dan membuka pintuNamun Naret juga tak ada disana.
Apa-apaan ini?
Apa mereka pergi bersama lagi?
Disaat dirinya ada di rumah?Tin lalu mengambil hp nya dan mengubungi naret, namun suara hp nya terdengar dekat yang artinya naret tak membawa hp nya ,
"Ais... Kemana mereka pergi?"gumam tin sedikit kesal
***
"Khun... , khun Tin mungkin akan marah padaku "
Ujar diao menatap wajah samping naret"Biarkan dia merasakan sendiri , aku juga punya teman selain dirinya"
Jawab Naret masih menghadap ke depan melihat debuaran ombak dengan angin malam yang menyertai"Baiklah, kali ini aku akan menghadapi kemarahannya tapi untuk kali ini saja!"
"Hm"
Diao lalu mengalihkan pandangannya lurus seperti naret, melihat ombak yang berada di kegelapan laut .
"Phi..."
"Hah? phi?"naret tampak tak percaya mendengar kata itu keluar
"Bukankan tidak apa-apa aku memanggilmu begitu di luar jam kerja?"
"Dulu saat aku menyuruhmu begitu kau bilang rasanya terlalu akrab"
"Itu dulu... Saat pertama bertemu hm... Rasanya kau punya aura boss yang sangat besar jadi aku merasa sungkan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Better Me (Poohpavel)
Teen Fiction3 tahun berpacaran bukanlah waktu sebentar bagi tin dan naret untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius . namun beberapa hal setelah semuanya baik-baik saja. membuat mereka harus mengakhiri hubungannya. ada alasan tertentu yang tak bisa mereka...