RAIN'S POV
Jika kalian bertanya padaku saat ini, hal apa yang paling membuatku bahagia selama aku hidup. Tentu saja jawabanya adalah ketika Aurora menerima cintaku.
Apa kalian bisa bayangkan bagaimana rasanya jadi aku? Jujur saja ketika Aurora mengangguk dan menatapku dengan yakin, hatiku benar-benar ingin berteriak kegirangan.
"Sakit ya?" Tanya Aurora padaku
"Sedikit"
"Maaf ya Rain"
Aurora kini mengoleskan sebuah salep ke area bibirku yang terluka.
"It's okay sayang" entah kenapa setelah mengatakan ini aku merasa sekujur wajahku memanas.
Saat Aurora masih mengoleskan salep di area bibirku, aku mengambil tangannya dan seketika dia menatap mataku.
"Makasih ya, Ra"
Aku mendekatkan wajahku dan mengecup pipinya.
*****
Langit masih saja bergemuruh dan suara hujan terdengar makin deras. Dan masalahnya sekarang sudah mendekati tengah malam, aku harus segera pulang.
"Kamu gak mau tidur disini aja?"
Baiklah, tawaran ini adalah angin segar untukku. Siapa yang tidak ingin tidur bersama dengan wanita paling cantik yang ada di duniaku. Tapi yang menjadi masalahnya, aku baru saja resmi berpacaran dengannya. Bagaimana bisa aku untuk tidur disini tanpa melakukan apa-apa.
Bagaimana kalau aku tiba-tiba ingin memeluknya, apa dia tidak akan keberatan.
Tahan Rain tahan...
"Aku pulang aja, Ra"
"Tapi di luar masih hujan, mana deres banget"
Apa aku terobos saja hujan malam ini. Tapi bagaimana kalau nanti aku demam. Ahh persetan dengan demam.
"Kamu beneran gak mau nginep disini aja?"
"Bukannya aku gak mau Ra, tapi aku takut..."
"Takut? Memangnya di rumah ini ada hantunya?"
"Bukan hantu Ra, aku takut minta lebih"
Kini Aurora tampak menahan tawanya dan kemudian menghampiriku. "Jadi kalau sekarang kamu belum mau minta lebih?" Bisiknya di telingaku yang membuat sekujur wajahku terasa panas.
Sial... sial... sial...
Kalau seperti ini godaannya, bagaimana aku bisa tahan. Apa aku harus menerima tawaran Aurora untuk menginap di sini. Yup, mungkin ini sudah takdirnya. Hehehe.
"Aku..."
"Yaudah nih pakai mobil aku aja" ujarnya seraya memberikan kunci mobil padaku
Sial...
Kesempatan memang jarang datang dua kali. Pada akhirnya aku pulang dengan meminjam mobil Aurora.
*****
Untuk kesekian kalinya aku ingin mengamuk karena ponselku berdering dengan nyaringnya ketika aku tertidur. Apa orang-orang tidak bisa menghubungiku agak siang sedikit.
Aku mengambil ponselku dan melihat nama yang tertera di layarnya. Seketika aku menautkan alisku karena tidak menyangka panggilan itu berasal dari pemilik rumah yang aku tempati saat ini.
"Halo Rain" sapanya dari ujung sana
"Iya bu"
"Begini Rain, ada yang ingin saya bicarakan sama kamu secara langsung. Apa kamu ada di rumah sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me In
Ngẫu nhiênSatu... dua... tiga... Hanya dalam hitungan tiga detik, dia mampu membiusku dengan auranya yang begitu mempesona. Bagaimana bisa aku jatuh cinta pada seseorang yang sama sekali tidak aku kenal dan tetap mengharapkannya meskipun pertemuan itu sudah...