25|| Hilang Tanpa Jejak

110 1 0
                                    

Setelah satu minggu lamanya, Aksara sedang dalam perjalanan menuju rumahnya. Sebenarnya Aksara harus menginap lagi sampai minggu depan. Akan tetapi, "Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres di rumah" gumam Aksara sambil menatap ke arah jalan raya.

"Bisakah kau percepat sedikit" ucap Aksara kepada asisten pribadinya.

"Ini juga sudah di percepat, pak" jawab sang asistennya membuat Aksara mendengus kesal.

2 jam kemudian mobil Aksara sudah terparkir di depan rumahnya membuat Aksara segera keluar dari mobilnya dan berjalan dengan langkah cepat menuju pintu rumahnya.

"Assalamualaikum" ucap Aksara setelah membuka pintu rumahnya.

"Wa'alaikumssalam Warahmullahi wabarokatuh, mas udah pulang, kok tumben ngga ngasih kabar dulu" tanya Putri yang langsung mencium tangan Aksara.

"Dimana Chayra" tanya Aksara yang melihat ke segala arah mencari keberadaan Chayra.

"Duduk dulu, mas. Pasti capek, sekalian aku  buatkan minum dulu" ucap Putri yang tidak menjawab pertanyaan Aksara.

"Mbok, tolong buatkan teh hangat yah" ucap Putri sedikit berteriak ke arah dapur membuat Aksara segera pergi ke dapur untuk melihat siapa yang Putri perintahkan.

"Siapa kamu" tanya Aksara dengan dingin.

"Ehehe, pak. Salam kenal, saya Sutri ART di rumah ini" jawab si mbok Sutri. Aksara yang mendengar itu langsung terkejut dan langsung menatap ke arah Putri untuk meminta jawaban.

"A ... anu mas, aku tidak bisa melakukan semua tugas rumah ini sendirian. Jadi aku terpaksa membutuhkan tenaga orang lain" jawab Putri.

"Ikut aku!" tegas Aksara yang langsung pergi ke kamarnya di susul oleh Putri.

"Di mana Chayra dan kenapa kamu tidak meminta bantuan Chayra saja. Bukankah kamu sudah tau kalo aku tidak suka ada orang lain di rumah ini selain kalian berdua" ucap Aksara yang terlihat marah.

"Mas" panggil Putri yang langsung menghampiri Aksara dan meraih tangan Aksara.

"Jawab Putri!" bentak Aksara yang mengibaskan tangannya dari genggaman Putri. Putri yang melihat kemarahan Aksara langsung ketakutan.

"Maafkan aku mas, mungkin ini terdengar egois. Tapi aku sudah mengusir Chayra dari rumah kita" ucap Putri dengan hati-hati, "ini demi kebahagiaan anak kita, mas. Aku ingin kamu lebih mengutamakan anak kita daripada Cahyra" lanjut Putri.

Aksara yang mendengar kejujuran Putri langsung mengepalkan tangannya dan menatap mata Putri.

"Berani-beraninya kau mengusir Chayra dari rumah ku tanpa persetujuanku terlebih dahulu, Putri!" bentak Aksara.

"A ... aku .."

"Kau memang egois Putri! Bisa-bisanya kamu berpikir tidak di utamakan oleh ku. Apakah kamu tidak sadar bahwa aku sering menghabiskan waktu ku untuk kamu dan anak itu!" amarah Aksara membuat Putri terdiam.

"Dan kau harus ingat, siapa dirimu dan siapa Chayra, Putri" ucap Aksara dan langsung meninggalkan Putri yang sudah terdiam tidak bisa berkutik lagi.

"Mas!" teriak Putri dengan kencang. Namun Aksara menghiraukannya.

"Mau pergi lagi, pak" tawar asistennya yang ternyata masih di sana.

"Biarkan aku yang menyetirnya sendiri" jawab Aksara dan langsung meminta kunci mobilnya membuat sang asisten tidak memiliki pilihan lain untuk memberikannya.

Aksara langsung membuka pintu mobilnya dan segera mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Aku harus mencarinya di tempat itu lagi" gumam Aksara yang masih mengebut di jalan.

Setibanya di tempat kontrakan Chayra, Aksara segera turun dan menghampiri kontrakan yang kumuh tersebut.

"Chayra!" panggil Aksara dengan kencang sambil menggedor-gedor pintu tersebut.

"Chayra, ini aku, Aksara. Tolong buka pintunya aku akan menjelaskan semuanya" panggil Aksara lagi. Namun, tidak ada jawaban dari dalam kontrakan tersebut.

"Chayra!" teriak Aksara.

"Permisi, mas. Kontrakan itu sudah kosong sudah dua hari yang lalu" ucap seorang ibu-ibu yang berada di samping kontrakan Chayra.

"Kosong? Kalo boleh tau kemana perginya, Bu" tanya Aksara.

"Aduh saya juga kurang tau sih mas. Soalnya saya tidak terlalu dekat dengan si mbaknya" jawab si ibu-ibu tersebut membuat Aksara menghela napas panjang.

"Kalo gitu saya mohon bantuannya yah Bu untuk memberikan kabar lagi jika istri saya sudah kembali. Tolong kasih tau istri Saya, kalau suaminya sudah pulang" ucap Aksara membuat si ibu-ibu itu mengangguk.

"Yasudah saya permisi dulu Bu. Assalamualaikum" ucap Aksara yang langsung di jawab oleh si ibu tersebut.

"Padahal suaminya kaya. Tapi bisa-bisanya istirnya ngontrak di tempat kaya gini" gumam si ibu-ibu itu.

Setelah kejadian itu, Aksara semakin menjaga jarak dengan Putri. Bahkan Aksara sempat menemui rumah bundanya Chayra membuat bundanya Chayra terkejut karena Chayra tidak pernah pulang ke rumahnya setelah menikah dengan Aksara. Oleh karena itu, sang bunda meminta pertanggung jawaban kepada Aksara untuk menemukan Chayra kembali.

Di tambah Ummi Husna dan sang Kakek Aksara sudah mendengar kabar tersebut langsung shock. Ummi Husna langsung mendapatkan serangan jantung dan meninggal dunia. Sedangkan sang kakek terjatuh sakit setelah mengetahui kebenaran itu.

Keluarga Aksara tidak bisa memisahkan Aksara dengan Putri sampai anak itu lahir. Sedangkan ...

"Siapa yang membawa istrinya waktu itu Bu" tanya Aksara.

"Kurang tau mas. Soalnya terkadang pria itu memakai seragam dokter. Hampir setiap hari suka antar jemput, neng Chayra" jawab si ibu-ibu pemilik kontrakan tersebut.

"Kak Langit. Ya, aku tidak pernah bertemu dengannya setelah kejadian Chayra pergi dari rumah. Dan aku ingat betul kak Langit pernah meminta aku memilih untuk pernikahan ini. Dan waktu itu mereka seperti saling kenal apakah mereka ... " gumam Aksara yang terlihat kacau. Kumisnya yang mulai tumbuh dan brewokan, kantung matanya sudah terlihat jelas.

Aksara menerawang potongan-potongan Langit yang sering ikut campur dengan urusan keluarganya. Di tambah baju pria yang pernah Chayra berikan untuk dirinya ketika kehujanan, disana terdapat pakaian pria. Seakan-akan benang kusut yang ia untai dan menemukan jawabannya.

Tanpa berpikir panjang lagi Aksara segera pergi ke rumah sakit di mana Langit berada. Setibanya di sana, Aksara langsung meminta Langit untuk menemuinya.

"Aksara tumben kau datang .. "

'BUGH'

"Dimana kau sembunyikan, Chayra!" amarah Aksara setelah membogem wajah Langit.

"Asshh, kau masih peduli dengan Chayra ternyata. Tapi sayangnya, dia sudah tidak memikirkan kamu lagi" jawab Langit sambil menyusut bibirnya.

"Kau bohong! Dia sudah berjanji akan bersama ku lagi dan ingin memiliki keturunan dari ku" jawab Aksara yang tersulut emosi.

"Tapi sayangnya itu dulu sekarang dia sudah berubah bukan Chayra yang sering kau sakiti sesuka hati mu" jawab Langit lagi.

"Aku tidak pernah menyakitinya!" kilah  Aksara dengan suara lantang.

"Hahaha itulah dirimu, Aksara. Tidak pernah tau bagaimana sakit yang Chayra alami. Di cintai dan di perlakukan layaknya istri serta di sentuh dengan tulus seperti Putri. Apa kau sadar akan hal itu. Lalu, bagaimana bisa kau mengatakan akan memiliki keturunan darinya. Sedangkan, kau menganggap Chayra ada pun, tidak" ucap Langit membuat Aksara terdiam dan matanya mulai berkaca-kaca.

"Karena kalian tidak tau alasan yang sebenarnya di balik semua ini" ucap Aksara dengan suara frustasi.

"Apa maksud mu" tanya Langit yang tidak mengerti.

"Aku dan Putri ... "

"Dokter, gawat! pasien yang mengatas namakan adik ipar dokter mengalami pendarahan" tiba-tiba seorang suster datang ke ruangan Langit.

"Siapa yang kau maksud" tanya Langit karena jika itu Chayra, itu tidak mungkin.

"Atas nama Putri"






Berbagi Suami [THE END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang