{23} Membawa Chayra Pulang 2

51 2 0
                                    


Chayra awalnya sudah terlelap karena mengantuk berat. Akan tetapi, ketika dia merasakan ada yang menjalar di bagian perutnya membuat ia terbangun dan melihat siapa pelakunya.

"Kenapa tidak lepas kerudungnya" mendengar suara berat di sertai hembusan yang nyata tersebut dari kupingnya membuat Chayra bergidik geli.

"Kak Aksara!" ucap Cahyra yang refleks langsung membuka kedua matanya.

"Lepasin kak" pinta Chayra saat ingin terbangun justru Aksara semakin mendekapnya bahkan kakinya ia tindih kan di kaki Chayra.

"Aku kedinginan" jawab Aksara yang masih setia mendekap erat tubuh Chayra.

"Ta ... tapi ngga usah masuk tangannya" ucap Chayra yang langsung mengeluarkan tangan Aksara.

"Hanya bagian itu yang hangat" jawab Aksara membuat Chayra merasa malu.

"Kak!" kesal Chayra saat Aksara menerobos kan kembali tangannya bahkan tangan itu bergeliar di buah dadanya membuat tulisan tubuh Chayra meremang.

"Kita suami istri, Chayra. Apa salahnya suamimu melakukan ini bahkan lebih" ucap Aksara sambil memejamkan matanya.

Kepala Aksara di letakan di cerulek Chayra. Kakinya ia tindih kan di atas tubuh Chayra serta tangannya ia masukan kedalam baju oblong Chayra.

"Aku tidak bisa seperti. Ayo Chayra dia cuma ingin menyalurkan nafsunya bukan cintanya" batin Chayra.

"Kak, aku. Kyaaa!" belum sempat Chayra melanjutkan ucapannya tiba-tiba Aksara meremas buah Himalaya nya membuat Chayra kesakitan.

"Kamu selalu saja membantahku Cahyra! Tidak bisa kah kamu menurut kepada ku seperti putri" ucap Aksara yang langsung menatap mata Chayra yang sudah berkaca-kaca karena menahan rasa sakit.

"Kak sakit" lirih Chayra membuat tatapan Aksara semakin gelap.

"Eummmhhhfff" Aksara langsung mencium bibir Chayra dengan ganas. Membuat Chayra ingin memberontak. Tapi sayangnya semua tubuhnya terkunci di tambah tangan Aksara masih di sana.

"Akhhh!" Chayra menjerit karena kesakitan saat Aksara menggigit bibirnya agar Chayra mau membuka bibirnya.

"Akh!" begitupun dengan Aksara yang langsung melepaskan pungutannya karena Chayra menggigit lidah Aksara.

"Eugh!" Chayra langsung mengambil kesempatan tersebut yaitu, menyingkirkan tubuh Aksara dari atas tubuhnya.

"Aku mau tidur. Kalo Kaka berani macam-macam lagi. Aku ngga mau pulang sampai kapanpun!" ancam Chayra dan langsung membalikkan tubuhnya.

Aksara terlihat kesal namun ia tahan semuanya demi Putri ia rela harus bersabar menghadapi seorang Chayra. Aksara kembali membetulkan posisinya dan ikut membelakangi Chayra.

Sedangkan di rumah Aksara, putri masih terjaga sambil mengelus-elus perutnya.

"Apa mereka menginap" gumam putri yang terlihat sedih.

Keesokan paginya .....

"Chayra! Alhamdulillah akhirnya kamu pulang juga" ucap putri yang langsung memeluk tubuh Chayra.

"Humm" jawab Chayra singkat dan langsung pergi ke kamarnya.

"Kamu udah sarapan mas" tanya Putri ke arah Aksara sambil memperhatikan seluruh tubuh Aksara mulai dari atas sampai bawah.

"Belum, sayang" jawab Aksara.

"Kenapa lidah kamu, mas. Kaya kesakitan gitu" tanya Putri membuat Aksara terdiam dan menggelengkan kepalanya.

"Aku lapar" jawab Aksara dan langsung pergi meninggalkan putri. Putri tersenyum kecut saat melihat lidah Aksara seperti itu di tambah bibir Chayra ikut membengkak dan terluka meskipun tidak terlalu parah.

Putri dan Aksara sudah di meja makan, mereka sarapan bersama dengan kesunyian. Baru kali ini mereka sarapan tidak bersuara seperti sebelumnya membuat Putri terus memperhatikan Aksara.

"Aku ingin bicara dulu sama Chayra" ucap Aksara membuka suara dan langsung pergi meninggalkan makanan yang masih tersisa banyak.

"Apa mereka sudah baikan" ucap putri yang kembali tersenyum kecut.

Aksara segera membuka pintu kamar Chayra tanpa permisi membuat Chayra terkejut dan langsung membetulkan kerudungan nya.

"Ada apa kak" tanya Chayra.

"Tolong jagain Putri. Aku ada pertemuan di luar kota untuk pemilihan model di perusahaan. Jadi, biasakan kamu libur kerja dulu untuk beberapa hari" tanya Aksara dengan suara lembut tidak seperti biasanya.

"Giliran masalah putri pasti ngomongnya halus" kesal Chayra dalam hatinya.

"Chay" panggil Aksara.

"Humm, insyaallah" jawab Chayra membuat Aksara tersenyum. Langka sekali bagi Chayra saat melihat senyuman Aksara setulus itu di depannya.

"Yaudah kalo gitu aku mau siap-siap dulu" ucap Aksara dan kembali ke luar kamar Chayra.

"Arrrrggghhh, ayolah Chayra. Cuma karena senyuman sama suara lembut dia doang kamu bisa luluh begitu aja" ucap Cahyra dengan kesal saat melihat pantulan dirinya di cermin.

"Abis ngobrol apa mas" tanya Putri yang ternyata masih di meja makan.

"Ngga ngobrolin apa-apa sayang. Oh iya, gimana kamu udah ke bidan belum" tanya Aksara.

"Belum mas" jawab Putri.

"Yaudah kalo gitu nanti ke bidan yah" ucap Aksara sambil mendekati Putri.

"Baik mas" jawab Putri.

"Sama Chayra dulu yah ke bidannya. Cup" ucap Aksara sambil mengelus-elus rambut putri dan menciumnya membuat senyuman Putri seketika pudar.

"Emangnya kamu mau kemana mas" tanya Putri.

"Ke luar kota. Ada yang harus di urus untuk perusahaan" jawab Aksara membuat Putri menghela napas.

Chayra yang ingin mengambil air dingin di lemari es langsung berjalan dan menghiraukan apa yang di lakukan dan di bicarakan pasutri tersebut.

"Aku pasti kangen" ucap putri dan langsung memeluk tubuh Aksara yang masih berdiri di hadapannya.

Chayra yang mendengar itu langsung melirik sekilas dan kembali fokus mengambil air minumnya.

"Harus Chay" tanya Aksara membuat Chayra terkejut karena tumben-tumbenan Aksara berbasa-basi bertanya seperti itu. Tidak hanya itu, Aksara mengabaikan ucapan putri.

"Humm, lumayan" jawab Chayra seadanya dan langsung mengambil air tersebut. Setelah itu Chayra langsung ingin pergi ke kamarnya.

Putri langsung melepaskan pelukannya dan pergi ke kamar dengan ekspresi marah.

"Sayang!" panggil Aksara dengan panik dan langsung mengejar Putri. Chayra yang tidak sengaja melihat itu langsung terheran.

"Kamu marah sama aku" tanya Aksara menghentikan putri yang ingin membuka pintu kamarnya.

"Aku mau istirahat mas" jawab putri.

"Kenapa, sering ngantuk lagi yah" tanya Aksara lembut.

"Semalam juga badan aku pegal-pegal mas. Tapi, kamu malah ngga pulang" jawab Putri.

"Maafin ayah yah nak. Yaudah sekarang ayah pijitin mamahnya yah" ucap Aksara ke arah perut Putri membuat Putri tersenyum dan merentangkan kedua tangannya.

"Gendong" ucap Putri dengan manja membuat Aksara tersenyum dan menggendongnya. Chayra yang melihat kejadian itu semua hanya bisa meneteskan air matanya. Entah kenapa hatinya kembali merasakan sesuatu yang sangat sakit.

"Benar kata Ummi. Aku juga harus segera hamil" pikir Chayra dan segera pergi ke kamarnya.


Berbagi Suami [THE END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang