21 {Dua Pilihan}

68 2 0
                                    

"kamu bener-bener sakit Aksara" hardik langit

"Aku sehat kak. Maka dari itu, aku menikahinya" jawab Aksara

"Menikah sirih tanpa wali yang sah. Apakah itu benar Aksara. Apakah itu sah di mata agama kita. Mana ilmu pesantren mu Aksara mana! kau mempermalukan keluarga kita secara terang-terangan. Sungguh menyedihkannya dirimu Aksara, sudah di kasih yang sah milih yang haram" ucap Langit yang terlihat emosi.

"..." Aksara tidak menjawab ucapan Langit karena memang pernikahannya tidak dikatakan sah dari sisi manapun.

"Sekarang kau pilih saja Aksara. Tinggalkan wanita ini dan aku akan menyembunyikan kesalahan fatal mu itu. Atau kau memilih wanita ini dan ceraikan istri sah mu lalu kau jujur kepada kakek dan Ummi dengan semua kebusukan mu ini" ucap Langit

"Aku tidak bisa memilihnya kak" jawab Aksara yang terlihat bimbang

"Aksara ... Aksara .... untuk apa kau bingung. Toh, kamu sudah mengabaikan dan menyakiti istrimu demi wanita ini. Lalu, kau mau menyakitinya dengan cara apalagi selain menari-nari kebahagiaan kalian diatas penderitaan orang lain" ucap Langit

" .... " lagi dan lagi Aksara tidak menjawabnya.

"Aku tunggu keputusan mu secepatnya. Assalamualaikum" setelah mengatakan itu langit segera pergi

°°°°°°°°°
Setelah mendapatkan bantuan dari Langit, Chayra bisa bertahan di kontrakannya yang terasa sepi itu selama lima bulan. Dengan kerja keras dan dukungan Langit, ia bahkan berhasil menabung cukup uang untuk membeli motor sendiri, memudahkannya untuk bepergian. Hampir setiap hari, Langit selalu menyempatkan diri untuk menjenguk Chayra, memastikan kondisinya baik-baik saja.

Tidak hanya itu, kedua teman Chayra selalu ikut menjenguk juga untuk menempati janjinya yaitu membuat Chayra menjadi grow up kembali.

Selama lima bulan itu, Chayra perlahan mulai merasa lebih stabil. Namun, ketenangan itu diuji ketika ia mendengar kabar bahwa operasi Ummi Husna, mertuanya, akhirnya berjalan lancar. Suatu hari, Langit datang dengan wajah serius dan menyampaikan pesan dari Ummi Husna.

"Chayra, Ummi sudah pulih dari operasinya dan Ummi sangat ingin bertemu denganmu.  Ummi memintamu untuk datang menjenguk," kata Langit dengan hati-hati.

Chayra terdiam, hatinya merasa gelisah. "Ummi ingin bertemu denganku?" tanyanya pelan, mencoba memahami perasaannya sendiri.

Langit mengangguk. "Iya, Ummi sangat merindukanmu. Tapi aku tahu ini tidak mudah bagimu. Kamu bisa memikirkannya dulu."

Chayra menunduk, merasa bimbang. "Chayra takut, kak Langit. Ummi pasti akan menanyakan kak Aksara. Chayra tidak tahu harus apa."

Langit memandang Chayra sejenak, "Aku mengerti, Chayra. Tapi Ummi berhak tahu keadaanmu. Dan mungkin ini juga bisa menjadi kesempatan untuk mencari jalan keluar dari semua ini."

Chayra menghela napas panjang. "Chayra tidak ingin menyakiti hati Ummi. Ummi sudah cukup menderita," "dan aku juga sudah menyukai kak Aksara" lanjut Chayra dalam hatinya

"Ummi adalah wanita yang kuat, Chayra. Mungkin akan merasa sedih, tapi Ummi juga akan mengerti. Yang penting kamu jujur padanya," ujar Langit menenangkan.

Chayra mengangguk pelan. "Baiklah, Chayra akan menjenguk Ummi. Tapi, Chayra tidak tau harus berkata jujur atau tidak nanti."

Keesokan harinya, Chayra bersiap untuk pergi menjenguk mertuanya. Dengan motor barunya, ia melaju menuju rumah Ummi Husna. Sesampainya di sana, Langit menemaninya masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum, Ummi," sapa Chayra dengan suara lembut, berusaha menyembunyikan kegelisahannya.

"Waalaikumsalam, Chayra," jawab Ummi Husna dengan senyum lemah dari tempat tidurnya. "Akhirnya kamu datang. Ummi merindukanmu."

Chayra mendekati mertuanya dan duduk di samping tempat tidurnya. "Maafkan Chayra, Ummi, baru bisa menjenguk sekarang."

Ummi Husna menatap Chayra dengan penuh kasih. "Tidak apa-apa, Nak. Yang penting kamu di sini sekarang. Tapi, di mana suamimu? Kenapa dia tidak ikut?"

Chayra terdiam sejenak, merasakan hatinya berkecamuk. Namun, dengan dorongan dari Langit yang berdiri di dekat pintu, ia mengumpulkan keberanian untuk menjawab.

"Ummi, ada sesuatu yang perlu Chayra ceritakan. Chayra dan kak Aksara. Eumm ...  Kami... " ujar Chayra dengan suara bergetar.

"Maaf aku terlambat" ucap seseorang yang baru saja datang. Chayra dan Langit terkejut, saat melihat siapa yang datang.

"Oh itu dia suami mu" ucap Ummi Husna

"Maaf sedikit terlambat Ummi" ucap Aksara yang mendekati Ummi Husna dan bersalaman.

"Chayra aku ingin berbicara denganmu sebentar" ucap Aksara yang tiba-tiba meraih tangan Chayra. Langit yang melihat Aksara mengambil kesempatan terlihat marah.

"Langit tolong bantu Ummi minum obat yah" pinta Ummi Husna membuat Langit tidak bisa mencegah Aksara

"Baik Ummi" jawab Langit

Chayra dan Aksara sudah berada di dalam kamar. Chayra menunggu Aksara kembali berbicara.

"Ada apa" tanya Chayra

"Kamu tinggal dimana sekarang" tanya Aksara yang tiba-tiba duduk di samping Cahyra

"Bukan urusan Kaka" jawab Chayra

"Tentu saja urusanku karena kamu masih berstatus istri ku" ucap Aksara

"Katakan saja ada perlu apa" ucap Chayra

"Putri mengkhawatirkan mu. Dia sudah delapan bulan dan satu bulan lagi dia akan melahirkan. Jadi aku mohon, kembali ke rumah demi rumah tangga kita" ucap Aksara membuat Chayra tersenyum miring.

"Demi rumah tangga. Rumah tangga yang sudah hancur maksud kamu kak" kilah Chayra membetulkan ucapan Aksara

"Maka dari itu, aku ingin memperbaikinya Chay. Jadi, aku mohon kembali kerumah yah. Aku janji akan bersikap adil dan menghargai semua keputusan yang kamu inginkan" ucap Aksara membuat Chayra terdiam sejenak

"Jika tidak percaya kamu boleh simpan baik-baik ucapan ku ini. Jika suatu saat nanti aku berulah lagi. Maka, aku akan menceraikan mu dan kamu berhak bahagia bersama orang lain" ucap Aksara membuat hati Chayra merasa terkikis.

"Gimana Chay" tanya Aksara

"Jika Kaka ingkar janji. Segera ceraikan istri kedua Kaka itu" pinta Chayra membuat Aksara terdiam beberapa saat.

"Baik" jawab Aksara bersungguh-sungguh

"Jadi, kamu mau kan pulang lagi kerumah" tanya Aksara

"Humm" jawab Chayra mengangguk membuat Aksara langsung memeluk tubuh Chayra secara mendadak.

"Terimakasih banyak Chay" ucap Aksara dengan suara lembut. Chayra meneteskan air matanya saat merasakan pelukan hangat ini akhirnya bisa ia dapatkan secara alami.

"Nanti aku antar kamu untuk mengambil barang-barang yah" ucap Aksara setelah melepaskan pelukannya

"Humm" jawab Chayra dengan senyuman membuat Aksara menatap wajah Chayra yang sudah terlihat mulus itu.

Aksara mendekati wajah Chayra membuat Chayra memejamkan kedua matanya. Hembusan keduanya sama-sama terasa satu sama lain.

"Chay" panggil Aksara dengan lembut dan terdengar berat

"Bolehkah aku menciummu" tanya Aksara saat memandang Chayra membuat mata keduanya beradu pandang.

"...." Chayra tidak menjawabnya. Namun, Chayra sudah terhipnotis oleh kedua mata Aksara.

"Cup" satu kecupan mendarat di bibir Chayra

"Chayra, aku  ... "

"Aksara! Ummi ingin mengobrol sebentar"

Berbagi Suami [THE END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang