Bab 16| Setelah Berakhir

10 0 0
                                    

"Kamu kenapa, Ni, kok kayak habis ditonjok gitu matanya?" Jaka menyebalkan. Seharusnya aku tadi pakai kacamata hitam saja ke sekolah.

Sementara Tania-teman sebangkuku yang paling pengertian-langsung menghampiriku dengan penuh terkejut. Melihat kondisi mataku yang benar-benar membengkak karena tangis semalam. Tangannya bergerak merangkul pundakku dan menepuk-nepuk pelan seolah menyalurkan rasa semangatnya.

"Kamu pasti lagi berantem sama Kak Marsel, ya? Kenapa, dia selingkuh? Atau dia cuekin kamu?" Namanya juga perempuan, Tania akan mengira bahwa tangisku ini karena cinta.

Tapi, apakah tangisku ini sepenuhnya karena cinta? Duh, bukan tentang cinta saja, tapi lebih luas lagi. Bagaimana aku menjelaskannya?

Akhirnya aku hanya menggeleng. "Enggak ada apa-apa. Semalam nangisin film aja."

Jaka dan Tania yang sudah menunggu jawaban itu akhirnya ber-oh sambil menggut-manggut, percaya akan jawabanku yang sama sekali tidak jujur. Karena dirasa kondisiku aman-aman saja, Tania beralih membuka ponselnya.

Beberapa menit di area bangkuku ini terasa sepi. Aku memejamkan mata yang merasa masih ngantuk dan. Tania masih sibuk bermain ponsel. Sedangkan Jaka sedang mabar dengan teman-teman di pojok kelas.

"Jani, kamu kalau baca novel online di Wattpad, kan?" Pertanyaan dari Tania itu hanya kuangguki saja tanpa berusaha mengangkat kepala, bahkan membuka mata saja rasanya malas.

"Aku nemu cerita baru, bagus banget kisahnya. Tapi lagi on going," jelas Tania sambil menunjukkan cerita yang dimaksud.

Akhirnya, aku mendongak dan melihat apa yang ditunjukkan oleh Tania. Sebuah cerita berjudul 'Terima Kasih' yang ditulis oleh penulis bernama Jankar. Sepertinya dia adalah penulis baru, sebab aku tidak pernah mendengar namanya selama ini.

"Dia penulis baru, ya?" tanyaku.

"Kurang tahu, sih. Tapi dia direkomendasikan sama Ghea penulis Lovecake itu, lho. Makanya auto dapat banyak pembaca."

Aku melotot mendengar penjelasan Tania. Apakah benar? Waduh, ke mana saja aku selama ini sampai-sampai tidak tahu info terupdate tentang Ghea yang merekomendasikan seorang penulis lain. Aku langsung membuka ponsel dan mengecek Instagram milik Ghea. Ternyata benar, kemarin malam penulis cantik itu merekomendasikan cerita baru yang ditulis oleh Jankar. Entah siapa Jankar itu, sepertinya misterius.

Pantas saja aku tidak tahu. Sebab, semalam aku sibuk menangis. Hehe.

Karena merasa mendapat arahan dari penulis favoritku, mau tidak mau aku harus menambahkan cerita 'Terima Kasih' itu ke daftar bacaan baruku. Meski ceritanya masih belum tamat, aku akan tetap membacanya. Justru, membaca cerita yang masih belum tamat itu lebih seru.

***

"Tahu, nggak, sih, penulis favoritku kemarin merekomendasikan penulis baru. Lucu banget, ya, ternyata dia. Saling support ke sesama penulis. Meski Ghea sudah jadi penulis mayor, tapi tetap rendah hati bantu penulis kecil." Aku mengoceh pada Laskar yang tengah sibuk menyisihkan beberapa foto.

Setelah aku mengakhiri hubungan dengan Kak Marsel, Laskar kembali sangat dekat denganku. Kami selalu pergi dan pulang bersama saat sekolah, saling berbagi cerita, dan Laskar sering beraktivitas di rumahku. Kali ini, Laskar berada di kamarku. Membantuku untuk membuang kenangan yang kubuat dengan Kak Marsel. Entah berupa foto maupun benda-benda yang dibelikannya.

Aku sengaja meminta Laskar untuk menemaniku. Supaya aku tidak menangis lagi. Karena rasanya masih tidak rela untuk melepaskan Kak Marsel begitu saja.

Laskar, Anjani, dan Fiksi [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang