Darka terus saja menetralkan detak jantungnya yang berdegup kencang karena dibuat salting oleh Aisley.
"Kamu kenapa sih? Demam apa salting kok mukanya merah gitu?" tanya Aisley yang pura-pura tak tahu.
Saat telapak tangan Aisley akan hinggap di dahi Darka untuk mengecek kondisi Darka, Darka lebih dulu menangkap telapak tangan itu dan menggenggamnya erat.
Darka bukannya tak suka diperhatikan seperti itu oleh Aisley, tapi lihatlah kondisinya nanti akan separah apa jika Aisley terus saja melayangkan physical touch padanya?!
Jantungnya sudah agak normal, dan ia tak ingin perut Aisley kelaparan nantinya karena mereka belum juga tiba di restoran.
"Aku nggak papa. Tangannya aku pinjam dulu ya," jawab Darka dengan kembali melajukan mobilnya dengan satu tangan.
"Ah, okey. Maaf kalau kamu ngerasa risih karena aku pegang-pegang terus. Emangnya nggak papa nyetir satu tangan aja?" Oke, sepertinya Aisley salah paham.
Darka menggeleng. "Aku nggak risih, Lia. Tapi aku jadi nggak fokus nyetir kalau tanganmu pegang-pegang bagian tubuhku terus. Aman, aku bisa kok nyetir pakai satu tangan!"
"Iya-iya, aku cuma bercanda kok! Aku tau kamu dari tadi nahan salting tapi nggak bisa. Maaf ya kalau kelakuanku jadi menghambat dinner kita malam ini," balas Aisley sambil mengukir senyuman tipis diwajahnya.
"Jangan mikir gitu. Aku cuma nggak mau kamu telat makan malam, Lia." Ucapan sederhana tapi bagi seseorang seperti Aisley yang baru saja tiba di dunia fiksi ini itu sangat berarti.
Sebagai dulu yang merupakan anak tunggal tentu Aisley sangat diperhatikan oleh kedua orangtuanya walaupun mereka hidup jauh dari kata enak dan golongan orang mampu. Orangtuanya dulu juga selalu mengusahakan yang terbaik untuknya.
Saat dirumah Raden, dirinya memang ada yang mengkhawatirkan seperti itu. Bu Leha, contohnya. Tapi kalau di mansion Hayes? Jangan berharap lebih. Tak ada ya seperti itu disana. Lila, pelayan pribadinya itu cukup formal juga padanya. Ia jadi sungkan untuk dekat dengannya. Sedangkan si Dex itu? Sepertinya itu opsi yang buruk karena ia punya bad feeling ke bodyguard keluarga Hayes yang satu itu!
Aisley bukannya baper pada ucapan Darka barusan akan tetapi terkesan. Karena tak ingin berutang budi meski hanya ucapan kekhawatiran semata, Aisley pun segera mengucapkan terimakasih sebagai balasan. "Makasih udah khawatir ke aku ya, sayang."
Entah mengapa suasana di dalam mobil itu tiba-tiba terasa hangat. Tanpa Aisley ketahui setetes air mata Darka jatuh setelah mendengar kata terimakasih dari Aisley.
Hati Darka tak nyaman. Tapi ia tak ingin Aisley melihat tangisannya. Jadi, secepat mungkin ia mengusap tetesan terakhir air matanya.
Itu berarti di mansion besar itu tak ada yang mengkhawatirkanmu, Lia? Dari mana saja aku selama ini, Tuhan?!
Kekasih hatiku selama ini tidak baik-baik saja di mansion itu!
Apakah luka di hatimu besar, Lia? Pasti tambah besar karena perbuatanku!
Maaf, Lia. Aku memang pasangan yang buruk! Bisa-bisanya dulu aku sempat berpikir akan mencari wanita lain setelah berpisah denganmu! Aku saja tidak bisa menjadi pria yang baik untukmu, lalu bagaimana aku bisa jadi pria yang baik untuk wanita lain?!
Berpisah denganmu saja ternyata seberat ini. Lalu mengapa dulu aku semudah itu ingin berpisah darimu?! Sekarang saja hari-hari ku tak tenang memikirkan bagaimana setelah malam ini aku menjalani hari?
"Sayang, kamu kenapa ngelamun?" tanya Aisley yang akhirnya sadar dengan tingkah Darka yang tiba-tiba saja diam.
"Ah, maaf tadi aku kepikiran sesuatu. Aku nggak melamun kok, Lia. Cuma mikir aku tadi pesan makanan apa aja buat kita," jawab Darka seraya mengecupi punggung tangan Aisley yang berada dalam genggamannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
new journey!! [END]
Фэнтези-Typo bertebaran -Belum revisi CERITA INI HANYA ADA DI PLATFORM WP LAPAK AVENLY SAJA (Jika kalian menemukan di apk baca lain silahkan lapor karena itu plagiarisme!) Anggita Magnolia kini hidup di tubuh orang lain. Lebih tepatnya ia sudah meninggal...