11. Selamat

297 39 8
                                    


"Jawab Ibu, kenapa kalian berdua sama-sama diam'' Lagi-lagi Ibu Julian mengintrupsi Julian dan Anna.

"Ceritanya panjang tante, tapi memang anak ini anaknya Julian. Maaf kalau akhirnya saya terus terang seperti ini, tapi memang itu kenyataannya. Saya juga bingung tante, tolong maafkan saya" Usai mengatakan itu Anna melangkahkan kakinya keluar dan tidak berharap banyak pada Julian. Anna akhirnya memutuskan untuk merawat anaknya sendiri dengan sebaik mungkin.

Anna menghentikan sebuah taksi didepannya. Harapanya benar-benar hilang, ditambah setelah mengethui bahwa dokter Rati juga melanggar janjinya pada Anna.

"Tidak apa Nak hanya kita berdua. Mama kuat, kamu juga" ucap Anna sambil merasakan tendangan kecil dari anaknya.

"Ayo kita mulai berdua semuanya".

.

.

.

"Julian yang dibilang Anna benar? Ibu bisa jantungan ini Julian" Ibu Julian duduk sambil meminum air menetralkan pikirannya.

"Maaf Ibu, maafin Julian" 

"Bagaimana dengan Luna? dia tau masalah ini? Luna sebentar lagi melahirkan loh Julian. Kamu tahu mengapa Ibu kesini?"

Julian menggelengkan kepalanya, tidak tahu mengapa Ibunya datang ke kantornya padahalnya Ibunya akan menemani Luna dirumah sakit.

"Luna tinggal menghitung jam lagi akan melahirkan. Kamu Ibu telpon tidak ada respon, Ibu kira kamu kenapa-napa?''

Julian lagi-lagi meminta maaf. Pikriannya kacau, apalagi setelah Ibunya tahu tentang Anna.

"Jadi keputusan kamu gimana Julian. Yang Ibu dengar tadi kamu tidak berniat untuk mengurus anakmu sendiri. Mama tidak setuju Julian, bagaimanapun itu adalah anakmu dan itu adalah cucuku"

"Ibu tapi..."

"Tidak ada tapi-tapian Julian. Jika kau tidak ingin mengurusnya maka Ibu mu ini yang akan mengrusnya. Sebaiknya kau temani Luna sekarang biar Ibu yang menemui Anna"

"Ibu sudahlah, masalah Anna biar aku dan Luna yang menyelesaikannya"

Julian menghela nafas saat melihat Ibunya tidak merespon perkataannya dan pergi meningggalkannya begitu saja.

Tapi satu hal yang membuat Julian bernafas lega bahwa Ibunya masih mengira Luna benar-benar mengandung. Ibunya tidak tahu soal adopsi anak yang dilakukannya dengan Luna.

.

.

.

"Anna" 

Anna menolehkan kepalanya kebelakang saat mendengar namanya dipanggil.

 Disana Anna bisa melihat Ibu Julian yang tampil elegan seperti biasanya menghampiri dirinya. Anna sudah menyiapkan dirinya jika Ibu Julian memaki dirinya.

"Maaf Tante, silahkan tante memarahi saya. Saya memang salah"

Anna menatap Ibu Julian yang menyentuh perutnya dan mengelusnya.

"Ayo kita masuk, bicara didalam saja. Tidak baik untukmu lama-lama berdiri" Anna mengiyakan perkataan Ibu Julian yang notabene mantan Bosnya.

Kedua wanita berbeda usia itu duduk saling berhadapan dan masih sama-sama terdiam.

"Oke Anna, aku tahu dulunya kita adalah atasan dan bawahan. Tapi lupkan itu, bicaralah dengan santai pada Ibu"

Anna mengangguk dan sedikit tersenyum.

LUNA&ANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang