Luna dibuat panik saat Ibu Julian mengajaknya melakukan USG untuk melihat jenis kelamin anaknya. Saat ini terhitung tujuh bulan kandungan Luna.
"Luna ada apa? kau tidak ingin Ibu melihat jenis kelamin cucu Ibu?''
"Tidak bu, bukan begitu. Hanya saja aku dan mas Julian berencana untuk tidak ingin mengetahui jenis kelamin anak kami. Kata mas Julian dia ingin ini menjadi kejutan untuk kita semua karena ini anak pertama".
'Oh begitukah, baiklah Ibu setuju. Ngomong-ngomong dimana Julian?''
"Mas Julian masih dikamar istirahat Bu. Tampaknya mas Julian sangat lelah kerja lembur".
Luna kemudian pergi menuju halaman rumah dan terdiam disana. Ia sangat takut jika mertuanya mengetahui sandiwara dirinya dan Julian.
"Jika Ibu tau, maka pernikahanku dan Julian akan tamat.Aku harap Ibu tidak tahu sampai dimana hari lahiran itu".
Luna dengan cepat kembali menuju kamarnya dan mendapati Julian yang masih tertidur. Dengan perlahan Luna kembali meninggalkan kamar dan pergi bersama sopir menuju supermarket. Sebenarnya Luna dilarang keras oleh mertuanya untuk meninggalkan rumah mengingat kanduangannya yang sudah memsesar di bulan ketujuh. Tapi momen saat ini adalah kesempatan Luna mencari tahu tentang dokter Rati yang menurut Luna akhir-akhir ini sangat aneh. Bahkan dokter Rati sulit untuk ditemui.
.
.
.
Ditempat lain dokter Rati mondar mandir melihat keadaan Anna yang saat ini dengan entengnya mengangkat air satu ember untuk menyiram bunga di halamannya karena kran airnya bermasalah.
"Anna ya Tuhan. Hentikan aktivitas mu itu, itu bisa berbabhaya pada kandunganmu".
"Astaga dokter, aku terkejut. Ayolah, ini hanya seember kecil, tidak akan terjadi apa-apa".
"Anna tetap saja itu berbahaya. Ayo kita masuk ke rumah".
Anna mengikuti langkah dokter Rati menuju rumah dan duduk disamping dokter Rati itu.
"Ada apa dokter? kau semakin hari selalu terlihat tidak tenang. Apa terjadi sesuatu?''
"Entahlah, aku hanya merasa sedikit tidak tenang"
''Tentu aku tidak tenang Anna. Tidak lama lagi kau akan melahirkan dan Julian tetap pada keinginannya untuk tidak bersama anakmu. Aku tidak bisa membayangkan jika kau tahu fakta ini. Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan untuk menolong Anna" Ucap dokter Rati dalam hati dengan sedih.
"Anna aku ingin bertanya padamu mengenai sesuatu. Apa boleh?''.
"Tanyakan saja dokter"
"Apa dokumen dirumah sakit menjadi ibu pengganti ada padamu atau pada Julian?''
Anna memicingkan matanya merasa mulai was-was.
"Aku memiliki fotocopynya sementara dokumen aslinya ada di Julian dan Luna"
Dokter Rati menghela nafas lega.
"Baiklah, itu sudah cukup".
"Kenapa dokter?''
"Tidak ada, aku hanya ingin bertanya".
.
.
.
Luna dengan wajah lelahnya setelah seharian diluar kembali ke rumah sebelum Ibu emrtunya pulang. Luna pergi ke kamarnya dan tidak mendapati Julian.
Luna kemudian meraih ponselnya dan menelpon Julian.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNA&ANNA
RomancePerasaan itu tidak akan pernah sama selamanya. Kadang-kadang apa yang terjadi sangat sulit dikendalikan dan tidak selalu sesuai rencana.