Anna terbangun kemudian merasa bingung ada seseorang disampingnya yang tertutup selimut dari atas sampai bawah.
"Ini tidak mungkin Arjuna kan? memang ada bayi yang langsung tumbuh dewasa dalam beberapa hari?'' gumam Anna
Saat akan bangun Anna merasakan tubuhnya ditahan, dengan cepat Anna menolah dan hampir berteriak saat muka Julian lah yang terlihat.
"Anna tidurlah, aku sangat mengantuk. Kau tidak boleh tidur disisi Arjuna"
"Apa maksudmu? lepaskan aku"
Julian tidak mendengarkan Anna dan malah memeluknya erat agar Anna tidak bergerak dan kembali tidur.
Anna menggigit bibirnya gugup saat menyadari posisi mereka. Mata Anna kemudian melihat jam yang baru pukul 3 dinihari.
'Apa seperti ini rasanya jadi Luna'' ucap Anna dalam hati. Senyum tipis terbit dibibirnya hingga ia memutuskan untuk tidur lagi dalam pelukan Julian.
Jam menunjukkan pukul 6, Julian yang merasa silau membuka matanya sedikit demi sedikit hingga benar-benar bisa melihat seisi kamar termasuk Anna yang masih terlelap dengan nyaman dipelukannya. Julian menghela nafasnya berat sambil mengamati wajah Anna yang tepat didepan dadanya.
"Biasanya Luna yang ada dalam pelukanku, tapi pagi ini Anna" ucap Julian dalam hati
Tanpa Julian sadari Anna juga terbangun dan mengamati wajah Julian yang tampak melamun menatap ke arah jendela. Dengan perlahan Anna mengangkat tangannya dan menyentuh wajah Julian.
Julian kemudian menatap Anna yang masih membelai wajahnya. Keduanya saling menatap cukup lama, tidak ada sepatah kata pun yang keluar. Pikiran keduanya sama-sama berkecamuk.
Melihat Julian yang tidak marah atas kelakuannya membuat Anna sedikit berani berbuat lancang. Tangan Anna turun ke leher Julian dan meraba-raba disana, Julian tidak berkutik.
"Maaf" ucap Anna menghentikan aksinya dan memilih untuk pergi ke kamar mandi meninggalkan Julian yang masih terpaku.
.
.
.
Hari sudah begitu siang. Luna merasa perasaannya tidak enak dan harus menemui Julian. Maka setelah merapikan penampilannya Luna terpaksa pergi ke kantor Julian untuk melihat keadaanya meninggalkan Jayandra bersama pengasuhnya.
Luna bersama sopirnya melaju meninggalkan rumah.
"Pak bisa sedikit cepat. Saya takut Jayandra menangis kalau kita tinggal lama-lama"
"Baik Bu"
Luna kemudian mengirim pesan lagi pada Julian tapi tidak ada balasan sejak tadi malam. Luna memperhatikan gedung besar didepannya, kantor Julian.
'Selamat siang Ibu Luna" sapa pegawai kantor disana
Luna tersenyum ramah sambil melangkahkan kakinya menuju ruangan Julian. Sesampainya diruang Julian Luna terkejut saat melihat ada dua pria yang tengah makan siang dengan santai.
"Eh ada orang Jeff"
"Loh Jeff?'' ucap Luna yang tidak asing pada mantan kekasih Anna itu
"Lo kenal Jeff?''
"Istri Julian, luna"
"Oh hai Luna, kenalin ini Markus. Kita sahabatnya Julian dari SMP, takut lo ngira kita maling diruangan Julian"
"Aku baru tau lo temannya Julian. Ngomong-ngomong dimana Julian?'' tanya Luna
"Loh gue kira lo datang sama Julian. Artinya Julian belum ke kantor dari tadi pagi" ucap Jeff
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNA&ANNA
RomancePerasaan itu tidak akan pernah sama selamanya. Kadang-kadang apa yang terjadi sangat sulit dikendalikan dan tidak selalu sesuai rencana.