9. Ani

273 43 14
                                    



DOUBLE UP!

...

Julian menatap kalender yang telah ia tandai dimeja kerjanya itu. Senyumnya terukir memikirkan rencananya yang berhasil, selain bisa mempertahankan pernikahannya dengan Luna ia juga akan menjadi seorang ayah, walaupun itu adalah anak adopsi mereka.

"Luna sebentar lagi kita akan jadi orang tua, aku yakin kau akan sangat bahagia" gumam Julian 

Tidak lama dari itu Julian melihat pesan yang masuk diponselnya. Julian bergegas keluar menuju parkiran katornya.

"Pak aku keluar sebentar, jika ada tamu datang anatar saja keruangan rapat" Julian mengatakan itu pada salah satu pegawainya.

Julian kemudian melaju mengendarai mobilnya sekitar sepuluh menit higga ia sampai disebuah rumah yangs sederhana. Julian kemudian mengetuk pintu itu dan tampaklah wanita hamil.

"Pak Julian silahkan masuk" wanita itu kemudian masuk kembali diikuti Julian dibelakang.

"Maaf Ani saya tidak bisa lama-lama, tapi ini silahkan diambil" Julian menyerahkan makanan yang sudah dibuat oleh Luna.

"Luna yang membuat semuanya. Katanya supaya anak itu sehat, sekarang usianya sudah delapan bulan kan"

"Iya Pak, tadi baru saja Ibu Luna menelponku. Katanya Ibu Luna ingin aku melakukan USG, karena Ibu mertuanya ingin melihat bayinya" Julian termenung sebentar, entah mengapa Julian merasa Ibunya sudah mulai curiga pada dirinya dan Luna.

Akhir-akhir ini Ibunya selalu menyinggung soal gadis yang disewa rahimnya, walaupun ibunya mengatakan itu adalah cerita teman sosialitanya. Tapi bagi Julian Ibunya sedang menyindir dirinya.

"Baik Ani lakukanlah USGnya dan segera kirim kan padaku" Julian kemudian berpamitan kembali menuju kantornya.

.

.

.

Luna menghampiri mertuanya dengan secangkir teh herbal.

"Bu ini teh mu" setelah meletakkan teh itu diatas meja Luna berjalan menuju dapur. Tapi langkahnya terhenti saat mendengar mertunya berkata "Apa hubunganmu dengan Anna Harlin Luna"

Luna mulai dilanda cemas saat Ibu mertunya itu menyinggung soal Anna.

"Anna... dia teman lama ku Bu. Kami baru bertemu beberapa bulan lalu" Luna tersenyum mengatakan itu.

"Apa kau tahu dia juga tengah hamil sama seperti mu? usia kehamilannya juga delapan bulan" Luna kembali ingat perkataan Julian dan perkelahian mereka bulan lalu soal Anna.

Bulan lalu Luna mengethui bahwa Anna ternyata mengandung dan Luna sangat bahagia. Ia ingin menemui Anna dan merawatnya tapi Julian menolak keras hal itu. Julian mengatakan bahwa ia tidak ingin mengingat apapun diantara dirinya dan Anna, termasuk anak dalam kandungan Anna. Julian terus-terusan merasa berdosa jika meningat anak dalam kandungan Anna. Merasa berdosa karena dirinya tidur dengan wanita lain dan anak itu aib bagi dirinya. Julian bahkan mengancam akan menceraikan Luna jika berniat menemui Anna. 

Luna putus asa dan terus menangis memikirkan nasib pernikahan mereka, karena jika tidak memiliki anak, Ibu mertunya pasti akan menceraikan keduanya. Lalu barulah pada saat itu Luna mengetahui bahwa Julian sudah mengurus adopsi pada anak Ani. Luna merasa lega karena ada pengganti Anna dan bayinya.

"Iya Bu, aku baru mengetahuinya"

'Siapa suami Anna? dia baru berhenti dari kantor delapan bulan lalu dan aku tidak melihat peri ke pesta pernikahan"

LUNA&ANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang