BAB 28

32 7 3
                                    

Aster menguatkan kakinya untuk turun dari mobil Maximillian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aster menguatkan kakinya untuk turun dari mobil Maximillian. Di depan rumahnya, Aster meminta Maximillian pergi usai berterima kasih atas segala bantuan tulus untuk Edgar ataupun Summer Home. Alasan mengapa Aster membutuhkan kekuatan tersisa dari hatinya adalah ada terlalu banyak ketidaktahuan yang menumpuk menjadi ketidakadilan. Tidak ada kekuatan lagi untuk mengendalikan sesuatu lebih dari itu.

Tidak pernah tahu bahwa berjalan di dalam rumah sendiri bisa begitu menakutkan. Ada seorang wanita yang duduk di antara sofa ruang tamu. Jantung Aster berdebar dengan cara yang sesak bahkan sebelum menghadapi apapun yang akan terjadi jika wanita itu sudah membuka mulutnya untuk memperkenalkan diri. Aster yakin sekali ada banyak kisah yang belum ia dengar dan Nicole Campbell memiliki banyak kisah untuk didengarkan.

Tidak pernah tahu bahwa Aster akan mendapatkan sorot teduh dari orang asing di rumahnya sendiri, wanita bernama Nicole Campbell berdiri menyambut kehadirannya bersama air mata yang mengaliri bingkai mata. Nicole Campbell adalah seorang wanita berusia 45 tahunan berbadan langsing dengan rambut berpotongan pendek dengan sorot mata penuh keyakinan. Aster segera tahu bahwa wanita itu berpendidikan dan ia memutuskan untuk mengulurkan tangan mencoba memperoleh kehangatan nyata dari seseorang yang dikatakan merupakan kerabat lama ibunya selain Athena Wilson.

"Aku Aster Edgar."

"Nicole Campbell." Nicole meraih jabatan tangan Aster, tetapi tampak seperti ingin segera menarik gadis itu ke dalam pelukan hangat sembari tersenyum hangat. "Aku adalah teman lama ibumu yang bekerja untuknya selama bertahun-tahun di Summer Counseling."

"Benarkah?" Aster segera memiliki banyak harapan yang ingin dipertanyakan. Syukurlah Pamela berbaik hati mengangguk untuk menegaskan kata-kata Nicole sembari mendengarkan dan duduk di sampingnya.

"Aku hampir tidak pernah datang ke rumah ini. Hanya beberapa kali dulunya. Yang paling kuingat pertama kali bertemu ayahmu, dia sedang merawat ibumu saat perutnya sakit karena menstruasi. Dan cemburu pada teman pria kami. Bukankah ibumu memiliki kucing kesayangannya? Namanya Simba." Nicole tersenyum dan memperhatikan seisi rumah seperti seseorang yang merindukan banyak hal. Menatap Aster kembali, dirinya hendak menanyakan persoalan yang jelas.

"Ya, kucing itu meninggal karena penyakit saat aku masih bayi. Kau tidak akan menemukan ayahku di rumah ini." Aster menyebutkan sekali lagi siapa saja yang pergi bersama ibunya. "Dia sedang dirawat di rumah sakit karena ginjalnya bermasalah-"

"Oh Tuhan." Nicole membekap mulutnya dengan tangan dan hampir-hampir menangis. Namun keterkejutan itu seolah ekspresi yang pernah terjadi sebelumnya dan Aster yakin sekali Nicole tak asing dengan kondisi Raegan.

"Oleh karena itu aku tidak bisa berlama-lama berbicara denganmu, Nona Campbell. Ayahku membutuhkanku. Mengapa kau datang ke sini jika kau tahu pasti bahwa bahkan kau tidak bisa bertemu ibuku lagi di rumah ini?"

Nicole mengambil jeda yang menyesakkan baginya untuk berucap. Bibirnya basah oleh keraguan. Menunduk sejenak. "Aku baru saja kembali dari Inggris setelah mendapatkan penghargaan sebagai psikolog anak yang paling berpengaruh-seperti ibumu dulu. Setelah menerimanya, aku segera datang berkunjung. Semua ini berkat ibumu yang mendatangkan keberuntungan untukku."

Hate with LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang