BAB 7

34 7 5
                                    

Aster selalu menjanjikan hal yang sama untuk keempat gadis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aster selalu menjanjikan hal yang sama untuk keempat gadis. Mereka dapat hidup bahagia di Summer Home, bebas bermain, menuntut ilmu, melakukan apapun yang mereka mau, dididik oleh Jillian serta Charlotte yang begitu tulus menyayangi mereka seperti saudari atau merawat seperti anak sendiri. Kali ini berlima dengan Rose. Aster tetap menjanjikan hal yang sama.

Walau dunia harus berakhir sekalipun, setiap kali Aster melangkah menuju pintu Summer Home akan selalu berjanji bahwa tidak ada seorang pendonor dana untuk Summer Home kecuali dari Edg Building atau Raegan, demi menjaga ketulusan yang murni untuk anak-anak itu. Tidak ada pendonor yang benar-benar tulus tanpa menginginkan imbalan reputasi media demi kepentingan bisnis. Sejak Aster mempelajari kebusukan manusia akibat peristiwa yang melibatkan Nina dua tahun yang lalu.

Aster telah memastikan ayahnya, Robert, Jillian dan Charlotte memahami bahwa keputusan bulat itu Aster tetapkan sebagai pemilik Summer Home sebagaimana ibunya mewariskan rumah itu untuk digunakan sebagaimana mestinya. Ketika masih hidup Hailey Summer mendedikasikan hidup membantu anak-anak. Keputusan Aster disepakati tidak akan berubah kecuali telah memutuskan sebaliknya.

Kelima gadis terlihat bahagia bermain bersama Jillian dan Robert di pekarangan tanpa kehadiran calon orang tua yang hanya memberi mimpi-mimpi kebahagiaan. Charlotte merapikan ikat rambut pirangnya di tengah-tengah melipat selimut bersih. Sesekali tertawa dari jauh karena Violet menjahili Jillian dengan mainan tikus sampai bergidik jijik. Keempat gadis lainnya, termasuk Aster, pura-pura berteriak ketakutan agar Jillian semakin heboh. Robert memperparahnya dengan mainan hewan melata yang lain.

Selanjutnya Aster tidak bisa menertawakan. Menjauh dari semuanya, senyuman samarnya hanya tersungging. Memikirkan sesuatu yang pelik dan duduk di samping Charlotte.

"Baru saja kembali dari kampus?" Charlotte melipat selimut Poppy saat melihat mata hazel Aster.

"Ya." Aster tersenyum miring.

"Sedang memikirkan apa? Wajahmu itu."

"Lima bulan lagi adalah proyek akhir semester. Final, Charlotte. Aku akan lulus."

Charlotte mengerutkan kening, berhenti melipat selimut. "Lalu? Bukankah kau harus senang? Sebentar lagi kau dapat membantu ayahmu seperti yang kau inginkan."

"Benar.... Hanya saja...." Aster menghela napas, membasahi sambil melipat bibirnya.

"Ah, aku mengerti.... Kau harus mempersiapkan pameran senimu. Kali ini temanya apa?" Charlotte benar-benar berhenti melipat selimut walau masih ada kain bersih yang belum dilipat. Antusiasnya berbinar sambil tersenyum, seperti mengenang kembali masa mudanya menuntut ilmu di universitas.

Aster menghembuskan napas pendek ketika memperhatikan pohon beech dengan akar yang besar dan daun yang lebat menggantung sebagai tempat berlindung Robert, Jillian, dan kelima gadis dari terik matahari. Pohon besar dengan jenis yang sama tetapi lebih tinggi dan besar pernah Aster temui di rumah kaca bersama Lelaki Bermata Hijau.

Hate with LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang