Minggu, bulan, dan satu tahun berlalu. Aster mewujudkan sketsanya ke dalam miniatur dan diproyeksikan di pameran seni untuk proyek semester. Keberhasilannya juga pernah diperkirakan oleh Lelaki Bermata Hijau, tetapi entah mengapa hati Aster tidak dapat tersenyum puas ketika berdiri di atas panggung walau selalu merasakannya setiap proyek semester. Meskipun begitu kali ini sungguh bermakna.
Satu tahun berlalu, Robert Burke berhasil pulih dan bersikeras ingin bekerja lagi. Raegan memberinya surat pemberhentian kerja, tetapi amplop itu dirobek dan berada di tempat sampah. Berikutnya Robert lebih banyak tersenyum dan ceria seperti sebagian besar kepribadiannya menempati memori hidup Aster sejak kecil.
Senyum Aster selebar hatinya yang luas dan bahagia ketika melihat Robert datang ke Summer Home. Sorak kebahagiaan sebagai sambutan melengking menyenangkan dari anak-anak yang sangat menyukai Robert. Poppy, Lily, Iris, dan Violet berlari dari dalam rumah sementara Jillian dan Charlotte memperhatikan dari balik jendela bersama Aster.
"Kakek!" Poppy terkikik, tangannya terangkat dan siap melompat ke pelukan Robert yang belum tuntas menutup pintu mobilnya.
"Poppy!" Lily menghentakkan kaki sambil mengerucutkan bibir. Kekesalan itu berbeda dari tingkah menggemaskan Violet dan Iris yang mendorong Robert segera memasuki rumah. "Turun sekarang!"
"Apa kakek membawa permen cola?" Poppy menjulurkan lidah sambil menyipitkan mata untuk protes Lily.
Semestinya Robert mengaduh kesakitan. Tas jinjingnya cukup berat, begitu juga dengan tubuh Poppy yang sedikit tambun dengan pipi yang tembam. Iris dan Violet memaksanya berjalan lebih cepat. Namun, Robert tertawa kecil sambil tergopoh-gopoh menggendong Poppy.
"Halo, Jillian. Charlotte. Aster." Robert menurunkan Poppy di atas sofa. Anak-anak duduk di dekatnya.
"Apa kau sudah sehat, Robert? Kau mau minum?" Jillian mengusap rambut hitam Lily yang sudah melupakan kekesalannya karena Robert membawanya ke pangkuan bersama Poppy.
Robert mengangguk. Senyumnya meneduhkan untuk terus diperhatikan tidak hanya untuk anak-anak. Kenangan mengerikan di ruang perawatan satu tahun yang lalu masih membuat Aster bermimpi buruk.
"Kita semua perlu berbincang." Robert kemudian menurunkan anak-anak dan meraih tas jinjingnya. Semua orang mengerutkan kening dan melempar pandangan satu sama lain, bahkan untuk Poppy yang mudah kesal.
"Aku mau permenku. Apa kakek membawanya?"
"Tidak, Sayang." Robert menunjukkan penyesalannya melalui usapan di pipi tembam Poppy.
Berikutnya mata cokelat Robert menatap lurus kepada Aster, barulah itu Charlotte memahami bahwa perbincangan akan serius. Sorot matanya tegas kepada anak-anak. "Anak-anak, bermainlah di ruang bermain kalian. Ayo."
Poppy kemudian menggerutu sambil berlalu. Lily melakukan hal yang sama karena menantikan permen cola. Violet dan Iris berlari antusias lebih dulu ke ruang bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate with Love
RomanceKillian membenci Aster dengan cinta. Siapa yang tahu bahwa manusia dapat melakukannya? Killian tanpa sadar melakukannya terhadap Aster. Bangga sekali ketika selama ini menatapnya dingin, membandingkan kehidupan mereka, dan mengacuhkan ketulusan Aste...