chapter ini pakai pengecualian penggunaan italic—jadi anggep aja mereka ngobrol pakai b.ing.
-
"Kenapa kau melakukan ini?" tanya YN seraya mendekatinya, terang-terangan menangis.
"Karena aku benci kalian semua," kata Greyson dingin.
"Katakan sekali lagi, Greyson. Katakan kau adalah Bobby McGee!"
"Aku memang Bobby McGee! Puas?!" Greyson mendorong YN hingga jatuh terduduk di lantai. "Semua kode-kode itu memang kutujukan padamu, tapi aku kecewa kau tidak bisa mengertinya sama sekali.
"Jangan biarkan anak itu masuk lewat pintumu, sekalipun dia membutuhkan pertolongan—kenapa kau masih peduli pada Bobby McGee sialan itu?! Aku memberitahumu untuk tidak peduli jika terjadi hal janggal terhadap orang lain, termasuk aku tapi nyatanya kau peduli dan kau mengacaukan rencanaku untuk memberhentikan karirku! Aku yang meledakkan Wembley Arena, sengaja agar konserku tidak jadi. Kau pikir bagaimana aku bisa berdiri di tempat yang tepat dan selamat hanya terkena pecahan kaca sedangkan yang lain terkena puing tembok?! Pikir, YN! Kau memang tidak bisa menggunakan otak!
"Berlian bening dan mutiara yang saling menggantikan keberadaan. Kedua hal itu adalah perumpamaan, dan satunya, sebagai hal yang berharga untuk seseorang. Aku mengibaratkan diri sebagai mutiara yang hilang lalu kau akan menitikkan air mata—perumpaaman untuk berlian bening—menangisi dengan bodoh akan kepergianku. Aku memang berencana untuk meninggalkanmu, seperti aku meninggalkan karir dan kehidupan terkenalku."
"Jadi karena itu kau membawaku kesini? Untuk melihatmu hancur?!"
Greyson menyeringai. "Tepat sekali." Dan dia tertawa. Biasanya YN suka dengan tawa khas Greyson, tapi kali ini, tawa itu membuatnya muak. "Lalu? Semua kode itu memiliki arti untuk sesuatu di masa depan. Aku tidak tahu sejauh apa kau telah mencoba mencari tahu atau tidak sama sekali karena yah, kau 'kan otak udang. Aku kaget karena kukira kau masih tidak peka juga setelah kejadian di rumah di Mostyn Ave. Lalu, er, kau mau tahu kelanjutannya?"
"Tidak, brengsek!" YN bangkit berdiri, terang-terangan menatap Greyson marah. "Semuanya sudah jelas. Kau yang mencekik Thomas dan yang meneror Thomas. Aku lihat pakaian serba hitammu dalam lemari rumah sakit. Itu pakaian yang sama yang digunakan si pencekik." Pandangan YN berubah dari syok dan sakit hati menjadi jijik. Ketakutannya terbukti, namun tak juga ia duga akan dalam waktu secepat itu.
Greyson justru tersenyum. Senyum jahat. "Wah, rupanya kau tahu cara memakai otak juga ya? Kukira kau sebodoh orang autis. Yah, maaf saja karena sejak awal kita bertemu, aku langsung tahu kau hanyalah gadis lugu."
"Tapi kenapa kau berakting seolah-olah Bobby adalah Thomas?! Dan kenapa kau berpura-pura tidak tahu ketika aku menceritakan tentang Bobby padamu?!"
Greyson memutar bola matanya. "Tuh, 'kan? Kau ini benar-benar lugu, YN! Bodoh! Aku meneror Thomas baru-baru ini karena—sigh—cemburu, dan takut dia akan menaruh curiga padaku! Dia itu pintar! Tidak seperti kau yang bodoh. Dan rasanya menyenangkan pernah menghajarnya sewaktu di arena." Greyson mengalihkan pandangan ke Thomas, yang hanya berdiri kaku ditempatnya. "Kau pintar tapi juga lugu. Kau sama sekali tidak curiga atau apa. Yah, bagus. Lalu kejadian di E!, itu juga rencanaku karena aku tidak tega melukai perasaan Enchancers jika mereka mengetahui berita hasil wawancara pasca ledakan. Karena semakin mereka bersimpati, semakin susah untukku menyudahi karir."
YN mengepalkan tangannya, rasa gatal ingin menonjok wajah Greyson hingga hidungnya patah menguasainya begitu hebat. Dia nyaris melakukannya tapi tidak jadi karena biar bagaimanapun, dia mencintai orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXPECTATION -g.c (AITN TRILOGY #2) / on edit too
Hayran Kurgu-book #2 of AITN TRILOGY- Siapa juga yang mau terlibat dalam aksi berbahaya untuk yang KEDUA kali? Tentunya bukan Sera dan Greyson. Tapi kalau kenyataannya berkata lain? Buku ini menceritakan petualangan baru Sera dan Greyson yang harus memecahkan s...