Chapter 1

200 22 1
                                    

Di dalam ruang kerja Kapten Poom, suasana penuh ketegangan dan keributan. Berkas-berkas penyelidikan tersebar di atas meja, sementara papan tulis di dinding dipenuhi dengan catatan dan foto-foto yang terkait dengan kasus pembunuhan Nona Zein. Di tengah ruangan, Kapten Poom dan Inspektur Wut terlibat dalam perdebatan sengit.

Kapten Poom, dengan wajahnya yang serius dan penuh determinasi, berusaha meyakinkan Inspektur Wut tentang keterlibatan Poompat Iam-Samang, CEO dari perusahaan aplikasi terkemuka di Thailand, dalam kasus ini. Suaranya naik turun dengan emosi, mencerminkan keyakinannya bahwa ada sesuatu yang tidak beres di balik sikap dingin dan tak bersahabat Poompat selama interogasi.

Di sisi lain, Inspektur Wut, seorang pria berpengalaman dengan sikap yang tegas, menolak untuk langsung menganggap Poompat sebagai tersangka utama. Wut berargumen dengan keras bahwa tanpa bukti yang lebih kuat, menuduh seorang figur publik sekelas Poompat bisa menimbulkan skandal besar dan merusak reputasi kepolisian. Wut, yang telah menangani berbagai kasus besar di Bangkok, lebih memilih pendekatan yang hati-hati dan menghindari kesimpulan tergesa-gesa.

Suara mereka bergema di ruangan itu, menambah kesan hiruk-pikuk. Para staf kepolisian di luar ruangan bisa mendengar percikan emosi di dalam, namun tak ada yang berani menginterupsi. Poom, yang dikenal sebagai petugas yang sangat berdedikasi, berusaha keras untuk menekankan pentingnya melihat lebih dalam ke dalam kehidupan pribadi dan profesional Poompat. Namun, Wut, dengan ketenangan seorang veteran, bersikeras bahwa mereka harus berhati-hati dan objektif.

Suara mereka bergema di ruangan itu, menambah kesan hiruk-pikuk. Para staf kepolisian di luar ruangan bisa mendengar percikan emosi di dalam, namun tak ada yang berani menginterupsi. Poom, yang dikenal sebagai petugas yang sangat berdedikasi, berusaha keras untuk menekankan pentingnya melihat lebih dalam ke dalam kehidupan pribadi dan profesional Poompat. Namun, Wut, dengan ketenangan seorang veteran, bersikeras bahwa mereka harus berhati-hati dan objektif.

Pertentangan pandangan antara Kapten Poom dan Inspektur Wut menciptakan ketegangan yang memuncak, menunjukkan betapa rumitnya kasus ini dan bagaimana tekanan dari berbagai pihak membuat penyelidikan semakin sulit. Ruang kerja yang biasanya menjadi tempat keputusan-keputusan penting kini dipenuhi oleh ketidakpastian dan perdebatan yang memanas, dengan nasib kasus ini bergantung pada siapa yang bisa mengendalikan situasi dan mendapatkan kebenaran.

 "Inspektur, Anda tidak bisa menutup mata terhadap sikap dan perilaku Poompat. Setiap jawaban yang dia berikan selama interogasi penuh dengan ketidaktulusan. Dia jelas-jelas menyembunyikan sesuatu! Ini bukan soal menghancurkan reputasi seseorang—ini soal keadilan bagi korban."

"Poom, kita bekerja berdasarkan bukti, bukan insting atau emosi. Poompat mungkin tampak mencurigakan, tapi kita butuh bukti konkret sebelum bisa menuduhnya. Kita tidak bisa membuat kesimpulan hanya karena sikapnya yang dingin."

"Bukti konkret? Dan bagaimana dengan bukti-bukti yang mengarah kepadanya? Sidik jarinya ada di sekitar tempat kejadian, dia punya akses penuh ke ruangan itu, dan dia adalah orang terakhir yang melihat Nona Zein hidup-hidup! Anda benar-benar ingin mengabaikan itu hanya karena dia seorang CEO?"

 "Itu belum cukup, Poom! Kita butuh lebih dari itu untuk menghubungkan dia langsung dengan pembunuhan ini. Kalau kita salah langkah, kita akan kehilangan segalanya, termasuk kredibilitas kita. Anda tahu betapa pentingnya ini!"

Dengan frustrasi Poom menyambung, "Kredibilitas? Kita berbicara tentang nyawa yang hilang di sini, bukan hanya reputasi perusahaan atau seorang pria kaya! Kalau kita tidak bertindak sekarang, bukti yang kita miliki bisa hilang begitu saja!"

Inspektur Wut menatap Poom dengan tatapan tajam, "Saya paham frustrasi Anda, Poom, tapi ini bukan cara kita bekerja. Kita harus bersabar dan bermain sesuai aturan. Kalau kita terburu-buru, kita bisa saja membuat kesalahan yang tidak bisa diperbaiki."

The SurrenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang